HomeNalar PolitikScott Givens, Terlupakan dari Asian Games

Scott Givens, Terlupakan dari Asian Games

Beberapa nama luput dari perhatian saat pembukaan Asian Games 2018 berlangsung megah dan meriah. Bergerak di banyak gelaran Olimpiade hingga event besar, orang seperti Scott Givens dan firmanya FiveCurrents berperan dalam hadirnya momen spektakuler.


PinterPolitik.com

“Kami adalah pendongeng, misi kami menangkap kekuatan emosi manusia untuk menciptakan kesan mendalam dan abadi.”

:: FiveCurrents ::

[dropcap]G[/dropcap]elaran pesta olahraga negara-negara Asia telah ditutup secara resmi sehari lalu. Berbagai kisah menarik sepanjang dua minggu memang mewarnai perhelatan ini, mulai dari opening ceremony yang membuat semua orang takjub – salah satunya lewat aksi masuk stadion ala film laga yang diperankan Presiden Joko Widodo (Jokowi) – hingga pamer otot Jonathan Christie yang berhasil mempersembahkan emas di cabang badminton.

Publik juga disuguhkan oleh aksi pelukan Jokowi dan lawan politiknya Prabowo Subianto dalam pertandingan cabang pencak silat. Terlepas dari segala kesuksesan yang diraih para atlet, tafsiran politik aksi Jokowi dan Prabowo, hingga merdu suara Via Vallen, banyak pihak yang mendapatkan sorotan lebih karena keberhasilan mengemas acara, terutama opening ceremony yang oleh banyak reviewer dianggap sebagai salah satu yang terbaik, bahkan mengalahkan level opening ceremony Olimpiade.

Nama-nama macam Wishnutama yang menjadi creative director, lalu Ronald Steven yang menjadi music director, Addie MS yang menjadi pengarah musik pengiring tarian, Eko Supriyanto dan Denny Malik yang menjadi koreografer penari, dan masih banyak yang lain, menjadi pembuktian bahwa Indonesia memiliki putra-putri terbaik yang bisa menampilkan karya anak negeri di level internasional. Semua pihak yang telah berkontribusi dalam acara ini memang layak mendapatkan apresiasi.

Namun, nyatanya, ada satu orang yang tidak banyak disorot oleh pemberitaan terkait peran besarnya membawa kemegahan tampilan ala perayaan ulang tahun Disneyland itu. Dialah Scott Givens, orang di belakang belasan perhelatan Olimpiade. Siapakah dia?

Dari Clinton Hingga Ke Disneyland

Nama Scott Givens tidak begitu banyak disoroti oleh media lokal Indonesia selama gelaran Asian Games. Tercatat hanya ada satu video wawancara bersama dirinya dan Wishnutama yang dibuat oleh China Global Television Network (CGTN) yang menunjukkan sosok pria tersebut.

Nyatanya, untuk gelaran opening ceremony Asian Games tahun ini, Givens menjabat sebagai executive producer – jabatan yang tentu saja paling tinggi dalam hierarki produksi aksi panggung. Oleh karena itu, konsep acara dan banyak bagian dari pentas memukau yang ada saat itu tentu saja tidak bisa dilepaskan dari peran Givens.

Hal ini beralasan jika melihat sejarah Givens yang merupakan pendiri firma yang bergerak di bidang produksi kreatif (creative and production) bernama FiveCurrents. Firma yang berbasis di Monterey, California ini memang dikenal sebagai salah satu creative and production organizer terkemuka di dunia.

Dalam situs resminya, perusahaan ini menyebut bahwa mereka adalah premier creator atau pencipta utama yang berhubungan dengan bisnis live perform, live ceremony, live brands, dan lain sebagainya. Status premier creator jelas menunjukkan bahwa firma ini berperan sangat besar dalam penciptaan konsep dan model acara.

Baca juga :  Rahasia Rotasi Para Jenderal Prabowo

Givens sebagai pendiri sekaligus presiden di perusahaan ini tentu saja bukan orang sembarangan. Beberapa sumber menyebutkan bahwa ia telah berkontribusi dalam belasan gelaran Olimpiade – baik summer maupun winter – dan terlibat di lebih dari 300-an event besar internasional.

Olimpiade London 2012 dan Olimpiade Musim Dingin Sochi 2014 merupakan beberapa contohnya. Ada juga Pan American Games yang kerap melibatkan dirinya. Pesta kembang api live show seperti saat peresmian gedung tertinggi di dunia, Burj Khalifa di Dubai adalah juga kerja Givens dan FiveCurrents.

Super Bowl Saturday Night yang merupakan salah satu event olahraga terbesar di Amerika Serikat yang juga menjadi proyek yang dikerjakan mereka. Sementara, peringatan ulang tahun Disneyland yang ke-50 juga buah karya FiveCurrents.

Karena perannya itu, Givens juga disebut mendapat gelar kehormatan tertinggi dari Komite Olimpiade Internasional (IOC) atas kontribusinya terhadap gelaran pesta olahraga ini. Ia juga menjadi konsultan IOC dan menulis panduan teknis untuk menyelenggaraan event tersebut – terutama yang berhubungan dengan hal-hal teknis seremonial.

Menariknya, Givens dan FiveCurrents juga menjadi organizer untuk event Clinton Global Initiative (CGI) yang merupakan acara yang diprakarsai oleh The Clinton Foundation – yayasan milik keluarga Bill Clinton. CGI adalah event berkumpulnya pemimpin-pemimpin dari seluruh dunia untuk membicarakan solusi mengenai masalah-masalah yang dihadapi umat manusia.

Acara ini termasuk event yang cukup besar karena dihadiri oleh 200-an kepala negara dan mantan kepala negara, 20-an peraih hadiah nobel, ratusan CEO perusahaan-perusahaan terkemuka, hingga filantropis-filantropis terkemuka dari seluruh dunia.

Apakah itu berarti Givens punya pertalian secara politik dengan keluarga Clinton? Tidak ada yang tahu pasti. Yang jelas, hubungan keduanya mengindikasikan ada ikatan yang cukup dekat. CGI memang menjadi salah satu live brand yang ditangani oleh FiveCurrents.

Secara bisnis, FiveCurrents adalah salah satu contoh perusahaan virtual. Rachel Lehman, salah satu eksekutif di perusahaan itu, menyebut pekerja dari perusahaan ini bekerja secara fleksibel tanpa dibatasi ruang dan waktu, dan seringkali pertemuan atau pembahasan penting dilakukan secara online.

FiveCurrents juga dikenal karena memanfaatkan sistem freelance untuk merekrut pekerja. Untuk event sebesar Olimpiade London misalnya, perusahaan tersebut mengontrak 880 kontraktor dari seluruh dunia dengan spesifikasi keahlian masing-masing untuk mengaplikasikan konsep live event yang mereka rencanakan.

Sistem kerja yang demikian tentu saja sangat fleksibel dan berbasis pada event. Tak heran jika Scott Givens harus punya belasan visa kerja untuk melakukan aktivitas keliling dunia itu.

Dari berbagai latar belakang yang dimilikinya, jelas bahwa bagi Scott Givens dan FiveCurrents, event seperti opening ceremony Asian Games 2018 adalah pekerjaan harian yang sudah biasa mereka lakukan. Sekalipun tokoh-tokoh anak bangsa juga banyak berperan, namun tak dapat dipungkiri Givens punya kontribusi dan keahlian yang sangat besar dalam suksesnya acara ini.

Baca juga :  Kejatuhan Golkar di Era Bahlil?

Jika menyaksikan video kembang api saat seremoni pembukaan tersebut, jelas teknologi yang demikian tidak akan mudah dijumpai di Indonesia. Konsep pencahayaan hingga ide panggung dan eksekusinya juga jelas membutuhkan organizer yang sudah makan asam garam mengelola event besar ini. Bagi Scott Givens hal ini tak jadi masalah, toh dia adalah orang yang menulis panduan teknis seremoni untuk IOC.

Dengan biaya total untuk pembukaan dan penutup Asian Games yang menyentuh angka US$ 55 juta atau sekitar Rp 700 miliar, maka memang wajar jika Indonesia mampu mendapatkan tampilan yang spektakuler karena acara ini dikerjakan oleh orang-orang yang benar-benar profesional dan ahli di bidangnya.

Asian Games, Spillover Effect

Jika demikian, apakah kredit yang terlalu berlebihan diberikan kepada beberapa pihak dalam konteks lokal adalah hal yang salah, katakanlah untuk Presiden Jokowi, Erick Tohir sebagai ketua pelaksana, atau Wishnutama sebagai creative director?

Tentu saja tidak. Semua pihak, baik Givens dan timnya, maupun panitia lokal sama-sama berjasa besar untuk menyukseskan acara ini. Hanya saja, sosok Givens dan FiveCurrents yang telah berpengalaman adalah jaminan bahwa acara ini memang akan sukses.

Bagi Givens dan firma bisnisnya, tentu saja profesionalisme dan sisi bisnis menjadi hal yang utama. Hal itu yang membuat bagi mereka, sorotan pemberitaan tidaklah terlalu penting. Selama acaranya sukses, semuanya baik-baik saja untuk bisnis dan perusahaan.

Namun, bagi pihak-pihak lokal yang terlibat, tentu saja ada spillover effect yang bisa didapatkan dari kesuksesan acara ini, katakanlah yang dibawa lewat hadirnya Scott Givens. Konsep spillover effect atau efek luapan ini umumnya terjadi dalam bidang ekonomi. Namun, dalam konteks Asian Games hal ini juga bisa terjadi.

Luapan kesuksesan Asian Games mendatangkan dampak bagi semua pihak, baik itu panitia lokal, pengusaha, politisi, hingga citra Indonesia sebagai sebuah negara. Jokowi sendiri mendapatkan spillover effect yang cukup besar secara politik dari gelaran ini, tentunya untuk Pilpres 2019 nanti. Semua pihak yang telah berkorban untuk acara ini memang layak mendapatkan kredit lebih.

Walaupun demikian, setidaknya kita juga tahu bahwa di balik kesuksesan pesta olahraga terbesar setelah Olimpiade ini, ada orang seperti Scott Givens yang berjasa cukup besar. Givens mampu menghadirkan showcase kebesaran Indonesia lewat live event yang spektakuler.

Mungkin untuk beberapa tahun ke depan, masyarakat Indonesia masih teringat akan luar biasanya acara ini karena seperti misi FiveCurrents di awal tulisan, mereka memang bekerja untuk menimbulkan kesan yang abadi. (S13)

spot_imgspot_img

#Trending Article

Segitiga Besi Megawati

Relasi Prabowo Subianto dan Megawati Soekarnoputri kini memasuki babak baru menyusul wacana pertemuan dua tokoh tersebut.

Prabowo & Hybrid Meritocracy Letnan-Mayor

Promosi Letjen TNI Kunto Arief Wibowo sebagai Pangkogabwilhan I di rotasi perdana jenderal angkatan bersenjata era Presiden Prabowo Subianto kiranya mengindikasikan pendekatan baru dalam relasi kekuasaan dan militer serta dinamika yang mengiringinya, termasuk aspek politik. Mengapa demikian?

The Real Influence of Didit Hediprasetyo?

Putra Presiden Prabowo Subianto, Didit Hediprasetyo, memiliki influence tersendiri dalam dinamika politik. Mengapa Didit bisa memiliki peran penting?

Keok Pilkada, PKS Harus Waspada? 

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menjadi salah satu partai yang paling tidak diuntungkan usai Pemilu 2024 dan Pilkada 2024. Mungkinkah hal ini jadi bahaya bagi PKS dalam waktu mendatang?

Prabowo and The Nation of Conglomerates

Dengarkan artikel ini: Sugianto Kusuma atau Aguan kini jadi salah satu sosok konglomerat yang disorot, utamanya pasca Menteri Tata Ruang dan Agraria Nusron Wahid mengungkapkan...

Megawati and The Queen’s Gambit

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mungkin akan dielu-elukan karena dinilai brilian dengan menunjuk Pramono Anung sebagai calon gubernur dibandingkan opsi Ahok atau Anies Baswedan, sekaligus mengalahkan endorse Joko Widodo di Jakarta. Namun, probabilitas deal tertentu di belakangnya turut mengemuka sehingga Megawati dan PDIP bisa menang mudah. Benarkah demikian?

Gibran Wants to Break Free?

Di tengah dinamika politik pasca-Pilkada 2024, seorang wapres disebut ingin punya “kebebasan”. Mengapa Gibran Rakabuming wants to break free?

Ada Operasi Intelijen Kekacauan Korea Selatan? 

Polemik politik Korea Selatan (Korsel) yang menyeret Presiden Yoon Suk Yeol jadi perhatian dunia. Mungkinkah ada peran operasi intelijen dalam kekacauan kemarin? 

More Stories

Segitiga Besi Megawati

Relasi Prabowo Subianto dan Megawati Soekarnoputri kini memasuki babak baru menyusul wacana pertemuan dua tokoh tersebut.

Prabowo and The Nation of Conglomerates

Dengarkan artikel ini: Sugianto Kusuma atau Aguan kini jadi salah satu sosok konglomerat yang disorot, utamanya pasca Menteri Tata Ruang dan Agraria Nusron Wahid mengungkapkan...

Prabowo dan Hegemoni Rasa Takut

Beberapa konglomerat menyiratkan “ketakutan” soal akan seperti apa pemerintahan Prabowo bersikap terhadap mereka.