HomeNalar PolitikRevolusi Politik Ala Nasdem

Revolusi Politik Ala Nasdem

Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh menginginkan revolusi politik di Tanah Air. Apa strateginya Pak?


PinterPolitik.com

[dropcap]B[/dropcap]icara soal politik Indonesia nggak bakal ada habisnya. Apalagi melihat situasi masa kini, di mana simpati masyarakat terhadap partai politik tengah kembang kempis. Tengok aja kisruh yang terjadi dalam Partai Beringin. Mungkin hal ini yang menjadi alasan Partai Nasdem berencana untuk melakukan revolusi politik.

Kata Pak Surya Paloh, revolusi tersebut akan dilakukan secara bertahap. Mulai dari politik tanpa mahar hingga dukungan tanpa syarat. Wow, gagasan yang hebat, tapi akan jauh lebih hebat bila benar-benar diterapkan.

Langit politik Indonesia memang lagi gelap akhir-akhir ini. Mungkin karena musim hujan telah tiba. Biasanya kalau sehabis hujan, pasti ada pelangi kan? Tapi kok nggak kelihatan ya? Mungkin bakal muncul saat pesta rakyat tahun depan, kali yak?

Pantes aja, ranting Pohon Beringin mulai patah satu-satu, mungkin kena sambaran petir. Banteng yang semula tidur di bawah naungan Beringin, akhirnya terbangun. Katanya mau touring keliling Nusantara. Rajawali juga nggak mau kalah. Ia mulai turun gunung untuk berburu ke kampung-kampung. Katanya biar bisa mendapat dukungan saat perhelatan pesta rakyat tahun depan.

Apakah itu bertentangan dengan pernyataan Pak Surya tentang revolusi politik? Entahlah, only God knows why yang pasti gagasan Pak Surya bakal jadi aneh dan dibenci para Poly-tikus. Sebab, itu bisa membuat kantong yang semula kembung malah jadi bolong.

Tentu gagasan Pak Surya ini sebagai bentuk perlawanan terhadap politik praktis nan elastis para Poly-tikus, sehingga nggak mudah ketangkep KPK. Katanya perlu dilawan dengan strategi berpolitik secara etis atau santun. Misalnya soal penggalangan kader, nggak perlu tuntut balas budi dari sang kader. Tapi hati-hati, jangan disamakan dengan gagasan politik etis (politik balas budi) dalam trilogi Van Deventer ya, karena maksud dan zamannya berbeda. Bukan begitu?

Baca juga :  Siasat Prabowo Akui Sengketa LCS

Kalau bicara soal politik praktis dan politik etis, saya cuma bisa melongo karena memang nggak paham. Maklum wong cilik. Saya cuma paham soal payung dan hujan, karena mungkin sekarang lagi musim hujan ya? Tapi, bukan Cipayung lho ya? (K-32)

spot_imgspot_img

#Trending Article

Kok Megawati Gak Turun Gunung?

Ketua Umum (Ketum) PDIP, Megawati Soekarnoputri hingga kini belum terlihat ikut langsung dalam kampanye Pilkada. Kira-kira apa alasannya? 

Berani Prabowo Buka Pandora Papers Airlangga?

Ramai-ramai bicara soal kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) 12 persen yang disertai dengan protes di media sosial, tiba-tiba juga ramai pula banyak akun men-share kembali kasus lama soal nama dua pejabat publik – Airlangga Hartarto dan Luhut Pandjaitan – yang di tahun 2021 lalu disebut dalam Pandora Papers.

“Sekolam” Ahok, Kesaktian Anies Luntur?

Keputusan Anies Baswedan meng-endorse Pramono Anung-Rano Karno di Pilkada Jakarta 2024 memantik interpretasi akan implikasi politiknya. Utamanya karena Anies pada akhirnya satu gerbong dengan eks rivalnya di 2017 yakni Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan PDIP serta tendensi politik dinasti di dalamnya, termasuk yang terjadi pada Pramono.

Siasat Prabowo Akui Sengketa LCS

Pemerintahan Prabowo disorot karena ‘akui’ klaim tumpang tindih LCS dalam joint statement Tiongkok. Mungkinkah ada siasat strategis di baliknya?

Rahasia Triumvirat Teddy, AHY, dan Hegseth?

Terdapat kesamaan administrasi Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump dengan Presiden Prabowo Subianto, yakni mempercayakan posisi strategis kepada sosok berpangkat mayor. Kiranya, terdapat rahasia tertentu di balik kesamaan itu yang dapat mendukung support dalam dimensi tertentu ke pemerintahan masing-masing. Mengapa demikian?

Betulkah Jokowi Melemah? 

Belakangan mulai muncul pandangan bahwa pengaruh politik Jokowi kian melemah, hal tersebut seringnya diatribusikan dengan perkembangan berita judi online yang kerap dikaitkan dengan Budi Arie, dan kabar penangguhan jabatan doktor Bahlil Lahadalia, dua orang yang memang dulu disebut dekat dengan Jokowi. Tapi, apakah betul Jokowi sudah melemah pengaruhnya? 

Masihkah Prabowo Americans’ Fair-Haired Boy?

Dua negara menjadi tujuan utama Prabowo saat melakukan kunjungan kenegaraan pertamanya pasca dilantik sebagai presiden: Tiongkok dan Amerika Serikat.

Paloh Pensiun NasDem, Anies Penerusnya?

Sinyal “ketidakabadian” Surya Paloh bisa saja terkait dengan regenerasi yang mungkin akan terjadi di Partai NasDem dalam beberapa waktu ke depan. Penerusnya dinilai tetap selaras dengan Surya, meski boleh jadi tak diteruskan oleh sang anak. Serta satu hal lain yang cukup menarik, sosok yang tepat untuk menyeimbangkan relasi dengan kekuasaan dan, plus Joko Widodo (Jokowi).

More Stories

PDIP dan Gerindra Ngos-ngosan

PDI Perjuangan dan Gerindra diprediksi bakal ngos-ngosan dalam Pilgub Jabar nanti. Ada apa ya? PinterPolitik.com Pilgub Jabar kian dekat. Beberapa Partai Politik (Parpol) pun mulai berlomba-lomba...

Arumi, ‘Srikandi Baru’ Puan

Arumi resmi menjadi “srikandi baru” PUAN. Maksudnya gimana? PinterPolitik.com Fenomena artis berpolitik udah bukan hal baru dalam dunia politik tanah air. Partai Amanat Nasional (PAN) termasuk...

Megawati ‘Biro Jodoh’ Jokowi

Megawati tengah mencari calon pendamping Jokowi. Alih profesi jadi ‘biro jodoh’ ya, Bu? PinterPolitik.com Kasih sayang dan pengorbanan seorang ibu laksana lilin yang bernyala. Lilin...