HomeNalar PolitikReuni 212 Bermuatan Politis?

Reuni 212 Bermuatan Politis?

Walaupun nggak hadir secara fisik, Habib Rizieq tetap memberikan pidato via video teleconference dari Makkah, Arab Saudi. Apa isi pidatonya?


PinterPolitik.com

[dropcap]A[/dropcap]cara reuni 212 telah berlalu. Tapi kayaknya kurang lengkap tanpa kehadiran imam besar FPI Habib Rizieq Shihab.

Sebelumnya beliau dirumorkan bakal hadir. Akan tetapi, pada saat hari H, ia tak tampak di Monas. Di manakah dirimu, tuan Habib? Jangan biarkan para pengikutmu terperangkap dalam rindu tak berujung.

Selidik punya selidik, ternyata Sang Habib batal pulang ke tanah air. Tapi, beliau tetap memantau jalannya kegiatan tersebut dari tanah Arab via video teleconference. Bahkan beliau juga menyampaikan pidato yang berkaitan dengan NKRI.

Dalam pidato tersebut, beliau menegaskan bahwa NKRI bersyariah adalah NKRI yang melindungi rakyat dari segala produk yang haram, seperti makanan, minuman maupun obat-obat terlarang.

Konsep jenis ini dinilai sebagai konsep para agamis, bukan milik para atheis atau para komunis. Atheis atau komunis yang bagaimana dan seperti apa ya?

Tak lupa, ia juga menegaskan bahwa NKRI bersyariah tidak mengkriminalisasi ulama. Kira-kira di mana letak dan bentuk kriminalisasi itu ya, tuan Habib?

Bahkan sehari sebelum reuni tersebut, para alumni juga sempat menggelar kongres 212 secara sepihak. Hasil dari kongres tersebut adalah mengangkat sang Habib sebagai Imam Besar Umat Indonesia.

Bahkan Ketua Presidium Alumni 212 Slamet Maarif mengatakan bahwa karena sang habib berstatus imam besar, maka pemerintah perlu menghentikan segala bentuk kriminalisasi terhadap ulama. Lha, emang harus gitu ya? Aturan dari mana ya?

Baca juga :  Kejatuhan Golkar di Era Bahlil?

Akan tetapi, hasil kongres ini dianggap tak mewakili seluruh umat Islam di Indonesia. Hal ini disampaikan oleh Ketua Pengurus Harian Tanfidziyah PBNU Robikin Emhas.

Menurut beliau, para alumni 212 nggak ada hak untuk menisbatkan seseorang menjadi imam. Karena mereka hanyalah sebagian kecil dari umat Islam yang ada di Indonesia.

Sebenarnya PBNU tak mempersoalkan kongres yang dibuat oleh para alumni 212. PBNU hanya menghimbau agar mereka tak mencampuradukan agama dan politik.

Nah di sini letak keanehannya kan? Sebenarnya apa motif yang melatarbelakangi kongres dan reuni 212 ini? Semoga ini hanya sakadar kegiatan keagamaan semata, tanpa ditunggangi embel-embel politik ya? Semoga demikian. (K-32)

spot_imgspot_img

#Trending Article

Segitiga Besi Megawati

Relasi Prabowo Subianto dan Megawati Soekarnoputri kini memasuki babak baru menyusul wacana pertemuan dua tokoh tersebut.

Prabowo & Hybrid Meritocracy Letnan-Mayor

Promosi Letjen TNI Kunto Arief Wibowo sebagai Pangkogabwilhan I di rotasi perdana jenderal angkatan bersenjata era Presiden Prabowo Subianto kiranya mengindikasikan pendekatan baru dalam relasi kekuasaan dan militer serta dinamika yang mengiringinya, termasuk aspek politik. Mengapa demikian?

The Real Influence of Didit Hediprasetyo?

Putra Presiden Prabowo Subianto, Didit Hediprasetyo, memiliki influence tersendiri dalam dinamika politik. Mengapa Didit bisa memiliki peran penting?

Keok Pilkada, PKS Harus Waspada? 

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menjadi salah satu partai yang paling tidak diuntungkan usai Pemilu 2024 dan Pilkada 2024. Mungkinkah hal ini jadi bahaya bagi PKS dalam waktu mendatang?

Prabowo and The Nation of Conglomerates

Dengarkan artikel ini: Sugianto Kusuma atau Aguan kini jadi salah satu sosok konglomerat yang disorot, utamanya pasca Menteri Tata Ruang dan Agraria Nusron Wahid mengungkapkan...

Megawati and The Queen’s Gambit

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mungkin akan dielu-elukan karena dinilai brilian dengan menunjuk Pramono Anung sebagai calon gubernur dibandingkan opsi Ahok atau Anies Baswedan, sekaligus mengalahkan endorse Joko Widodo di Jakarta. Namun, probabilitas deal tertentu di belakangnya turut mengemuka sehingga Megawati dan PDIP bisa menang mudah. Benarkah demikian?

Gibran Wants to Break Free?

Di tengah dinamika politik pasca-Pilkada 2024, seorang wapres disebut ingin punya “kebebasan”. Mengapa Gibran Rakabuming wants to break free?

Ada Operasi Intelijen Kekacauan Korea Selatan? 

Polemik politik Korea Selatan (Korsel) yang menyeret Presiden Yoon Suk Yeol jadi perhatian dunia. Mungkinkah ada peran operasi intelijen dalam kekacauan kemarin? 

More Stories

PDIP dan Gerindra Ngos-ngosan

PDI Perjuangan dan Gerindra diprediksi bakal ngos-ngosan dalam Pilgub Jabar nanti. Ada apa ya? PinterPolitik.com Pilgub Jabar kian dekat. Beberapa Partai Politik (Parpol) pun mulai berlomba-lomba...

Arumi, ‘Srikandi Baru’ Puan

Arumi resmi menjadi “srikandi baru” PUAN. Maksudnya gimana? PinterPolitik.com Fenomena artis berpolitik udah bukan hal baru dalam dunia politik tanah air. Partai Amanat Nasional (PAN) termasuk...

Megawati ‘Biro Jodoh’ Jokowi

Megawati tengah mencari calon pendamping Jokowi. Alih profesi jadi ‘biro jodoh’ ya, Bu? PinterPolitik.com Kasih sayang dan pengorbanan seorang ibu laksana lilin yang bernyala. Lilin...