Tak lama setelah pelantikan pengurus Partai Hanura pimpinan Oesman Sapta Odang pada Februari lalu, partai besutan Wiranto ini mulai mengeliat melalui rencana perombakan Faksi Hanura di DPR.
pinterpolitik.com
Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura ) didirikan tanggal 21 Desember 2006 oleh Wiranto, sebagai kendaraan politiknya menyambut Pemilu 2009. Selama lebih dari sepuluh tahun, perjalanan partai ini tidak semulus seperti yang diharapkan. Pergantian kepengurusan pun sudah sering dilakukan, salah satunya melakukan berkolaborasi dengan Hary Tanoesudibyo yang kemudian memilih membuat partainya sendiri.
Walau belum mendapatkan kesuksesan besar, namun Hanura sudah mampu mendapatkan kursi di parlemen dengan terbentuknya Fraksi Hanura di DPR dan Wiranto sebagai ketua umumnya mendapatkan tempat di kursi pemerintahan sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (MenkoPolhukam).
Posisi Wiranto di pemerintahan, membuatnya memilih mundur dari jabatan ketua umum partai dan menetapkan Oesman Sapta Odang sebagai penggantinya. Oesman yang saat ini masih menjabat sebagai Wakil Ketua MPR RI, menyatakan kalau dirinya akan tetap menjabat posisi tersebut walaupun sudah bukan dari Partai Demokrat lagi.
Hengkangnya Oesman juga menjadi salah satu penyebab banyaknya kader Demokrat yang ikut pindah ke Hanura. Untuk memperkuat kepengurusan di Hanura, ia pun kabarnya berencana untuk merombak struktur Fraksi Hanura di DPR maupun MPR. Menurutnya, perombakan tersebut merupakan dasar kebutuhan partai ke depannya.
Menurut seorang sumber, rencananya Oesman akan menunjuk Sarifuddin Sudding sebagai ketua Fraksi Hanura yang baru di DPR, menggantikan Nurdin Tampubolon. Sudding sendiri, sebenarnya belum lama ini diangkat sebagai Sekertaris Jenderal (Sekjen) Hanura. “Rencana perombakan sudah ada, tetapi belum dalam waktu dekat,” kata sumber tersebut di Jakarta, Senin (20/3).
Ada dua skenario yang telah disiapkan Hanura. Pertama, Sudding akan tetap menjabat sebagai Sekjen dan merangkap jabatan. Skenario kedua, Sudding mundur dari jabatan Sekjen agar bisa fokus menjadi ketua fraksi, dan posisi Sekjen digantikan oleh Gede Pasek Suardika. Ia yakin kalau Pasek cukup mumpumi untuk menjadi Sekjen, berkat pengalamannya di partai Demokrat dan di komisi III DPR.
Meski begitu, lanjut sumber tersebut, perombakan belum akan dilaksanakan dalam waktu dekat, sebab Oesman masih ingin melihat kinerja kadernya terlebih dahulu. Apabila kinerja fraksi yang ada saat ini tidak ada perubahan signifikan, perombakan fraksi kemungkinan tidak dapat dihindarkan.
Menurut sumber tersebut, perombakan Fraksi Hanura di DPR merupakan hal yang krusial dilakukan. Sebab tujuan Oesman saat ini adalah mengerahkan segala kekuatan untuk meloloskan revisi Undang-undang Pemilu. “Tantangan Nurdin saat ini adalah menggolkan agenda Hanura untuk merevisi UU Pemilu. Salah satunya, mendorong supaya tidak ada lagi Parliamentary Threshold (PT) dan Presidential Threshold,” ungkap sumber tersebut. (Suara Pembaruan)