HomeNalar PolitikPredator Anak (Masih) Merajalela!

Predator Anak (Masih) Merajalela!

Tertangkapnya tiga pelaku pedofil yang beroperasi melalui media sosial, mengejutkan masyarakat. Waspada, predator anak (masih) merajalela di sosial media!


PinterPolitik.com

[dropcap size=big]S[/dropcap]iapa yang tidak suka melihat anak-anak? Mereka begitu lucu dan menggemaskan. Bahkan Jokowi saja mengaku selalu merindukan cucu pertamanya yang usianya masih di bawah tiga tahun (batita), Jan Ethes Sri Narendra. Langkah mungilnya yang tertatih-tatih dan suara tawanya yang menular, membuat orang dewasa rela melakukan apa saja demi kebahagiaannya. Bahkan bagi seorang presiden sekalipun!

Tapi tidak semua anak-anak beruntung seperti Jan Ethes, dikelilingi keluarga yang mencintainya dan juga kawalan pasukan pengawal presiden (Paspampres). Di luar sana, begitu banyak anak-anak yang tidak mendapatkan perlindungan dari kekerasan, baik secara fisik, mental, maupun seksual. Semakin lama, para predator anak yang kerap disebut pedofilia sepertinya semakin banyak jumlahnya. Mereka tak hanya mencari gadis kecil tapi juga bocah kecil sebagai sasaran kelainan seksualnya.

Tertangkapnya tiga pelaku pedofil yang beroperasi di media sosial oleh Dirteskrimsus Polda Metro Jaya, membuat semua orang – bukan orangtua saja –  terhenyak. Lebih terpana lagi ketika polisi menyatakan kalau kelompok ini memperjualbelikan sekitar 750 ribu gambar dan video pornografis yang dilakukan oleh lelaki dewasa pada seorang bocah laki-laki. Sintingnya lagi, gambar dan video ini disebarkan melalui grup pedofil yang disebut Video Gay Kids (VGK) Premium dengan harga murah, yaitu Rp 100 ribu untuk 50 video!

Lebih miris lagi, sebagian besar anak-anak yang menjadi korban pelaku berwajah Melayu. Bahkan polisi memastikan mereka berasal dari Indonesia, padahal penjualan gambar dan video tersebut tersebar ke hampir 49 negara. Sungguh operasi asusila yang luar biasa sekaligus begitu memalukan negara. Sebegitu lemah kah penjagaan anak-anak di Indonesia, sehingga para pedofil tersebut mampu melaksanakan kejahatan begitu mudahnya? Bisakah kita menyalahkan orangtua mereka yang tak mampu menjaga buah hatinya? Ataukah negara dengan segenap aparat keamanannya?

Baca juga :  Prabowo dan Filosofi Magikarp ala Pokémon

Terjangan monster PPC di Kendari dan terbongkarnya kelompok predator pedofilia, membuktikan kalau anak-anak Indonesia masih sangat rentan posisinya. Kadang jeratan ekonomi dan kurangnya pengetahuan orangtua, menjadi mata rantai yang membuat permasalahan perlindungan anak menjadi lingkaran setan yang menyedihkan. Sudah lelah rasanya air mata mengalir menangisi permasalahan bangsa ini, namun bila keluarga dan negara saja tak mampu menjaga keamanan generasi berikutnya, lalu siapa lagi yang bisa? (R24)

Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutna
spot_imgspot_img

#Trending Article

Segitiga Besi Megawati

Relasi Prabowo Subianto dan Megawati Soekarnoputri kini memasuki babak baru menyusul wacana pertemuan dua tokoh tersebut.

Prabowo & Hybrid Meritocracy Letnan-Mayor

Promosi Letjen TNI Kunto Arief Wibowo sebagai Pangkogabwilhan I di rotasi perdana jenderal angkatan bersenjata era Presiden Prabowo Subianto kiranya mengindikasikan pendekatan baru dalam relasi kekuasaan dan militer serta dinamika yang mengiringinya, termasuk aspek politik. Mengapa demikian?

The Real Influence of Didit Hediprasetyo?

Putra Presiden Prabowo Subianto, Didit Hediprasetyo, memiliki influence tersendiri dalam dinamika politik. Mengapa Didit bisa memiliki peran penting?

Keok Pilkada, PKS Harus Waspada? 

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menjadi salah satu partai yang paling tidak diuntungkan usai Pemilu 2024 dan Pilkada 2024. Mungkinkah hal ini jadi bahaya bagi PKS dalam waktu mendatang?

Prabowo and The Nation of Conglomerates

Dengarkan artikel ini: Sugianto Kusuma atau Aguan kini jadi salah satu sosok konglomerat yang disorot, utamanya pasca Menteri Tata Ruang dan Agraria Nusron Wahid mengungkapkan...

Megawati and The Queen’s Gambit

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mungkin akan dielu-elukan karena dinilai brilian dengan menunjuk Pramono Anung sebagai calon gubernur dibandingkan opsi Ahok atau Anies Baswedan, sekaligus mengalahkan endorse Joko Widodo di Jakarta. Namun, probabilitas deal tertentu di belakangnya turut mengemuka sehingga Megawati dan PDIP bisa menang mudah. Benarkah demikian?

Gibran Wants to Break Free?

Di tengah dinamika politik pasca-Pilkada 2024, seorang wapres disebut ingin punya “kebebasan”. Mengapa Gibran Rakabuming wants to break free?

Ada Operasi Intelijen Kekacauan Korea Selatan? 

Polemik politik Korea Selatan (Korsel) yang menyeret Presiden Yoon Suk Yeol jadi perhatian dunia. Mungkinkah ada peran operasi intelijen dalam kekacauan kemarin? 

More Stories

Informasi Bias, Pilpres Membosankan

Jelang kampanye, pernyataan-pernyataan yang dilontarkan oposisi cenderung kurang bervarisi. Benarkah oposisi kekurangan bahan serangan? PinterPolitik.com Jelang dimulainya masa kampanye Pemilihan Presiden 2019 yang akan dimulai tanggal...

Galang Avengers, Jokowi Lawan Thanos

Di pertemuan World Economic Forum, Jokowi mengibaratkan krisis global layaknya serangan Thanos di film Avengers: Infinity Wars. Mampukah ASEAN menjadi Avengers? PinterPolitik.com Pidato Presiden Joko Widodo...

Jokowi Rebut Millenial Influencer

Besarnya jumlah pemilih millenial di Pilpres 2019, diantisipasi Jokowi tak hanya melalui citra pemimpin muda, tapi juga pendekatan ke tokoh-tokoh muda berpengaruh. PinterPolitik.com Lawatan Presiden Joko...