HomeNalar PolitikPrananda Prabowo, Soekarno Baru?

Prananda Prabowo, Soekarno Baru?

“Prananda punya potensi besar. Cara pengorganisasiannya detail. Orangnya memang tak menonjol, tetapi dekat dengan siapapun.” Jokowi


PinterPolitik.com

[dropcap]T[/dropcap]enang, begitu kata Ketua DPP PDIP Bidang Ekonomi Kreatif, Prananda Prabowo, kepada kader-kader partai banteng tersebut. Putra Megawati Soekarnoputri tersebut menulis sebuah surat terbuka kepada kader-kader PDIP tentang tindakan yang mereka lakukan beberapa waktu lalu. Sebelumnya diberitakan bahwa simpatisan partai tersebut menggeruduk kantor sebuah media karena dianggap melecehkan ketua umum mereka melalui sebuah pemberitaan.

Prananda muncul memecah kesunyian petinggi-petinggi PDIP yang jarang membahas penyerangan media tersebut secara khusus. Putra Mega dengan Surindro Supijarso itu menjadi mulut sang ibu untuk menenangkan kader-kader yang tersulut emosi akibat pemberitaan tersebut.

Sosok Prananda sendiri selama ini lebih banyak tidak terlihat. Meski memiliki kedudukan struktural  di PDIP, pria yang kerap disapa Nanan ini memang lebih banyak bekerja di balik layar. Namanya memang lebih jarang diberitakan ketimbang cucu-cucu Soekarno yang lain seperti Puan Maharani atau Puti Guntur Soekarno.

Menarik untuk melihat bagaimana Prananda menjadi pihak yang menenangkan amarah kader-kader partai banteng tersebut. Mengapa sosok yang jarang disorot tersebut kini seperti muncul dari kegelapan? Adakah maksud lain dari tersebarnya surat terbuka itu?

Cucu Ideologis Soekarno

Nama Prananda Prabowo memang tergolong tidak familiar bagi masyarakat awam. Meski mewarisi darah proklamator sebagai cucu Soekarno, namanya tergolong tidak banyak dibicarakan. Kendati demikian, di internal partai banteng, Prananda merupakan salah satu sosok yang dihormati.

Bagi beberapa orang, Prananda dianggap sebagai cucu yang paling menjiwai warisan ideologi Soekarno. Secara fisik, ia dianggap mirip dengan sang proklamator semasa masih muda. Tidak hanya mewarisi rupa fisik, Prananda juga dikenal memegang teguh ajaran sang kakek.

Prananda Prabowo, Soekarno Baru?

Meski tidak banyak disorot, potensi adik dari Mohamad Rizki Pratama itu tidak pernah dianggap remeh. Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahkan pernah memuji secara khusus peran Prananda di internal PDIP. Menurutnya, Prananda memiliki pengaruh besar bagi partai banteng tersebut.

Prananda dikenal sebagai teman Megawati dalam beradu pikiran. Ia adalah salah satu pihak yang bertanggung jawab dalam merancang pidato politik putri proklamator tersebut. Menurut Jokowi, pemikiran Prananda memiliki pengaruh besar dalam cara pandang dan sikap Megawati.

Jika dibandingkan dengan Puan Maharani, Prananda dianggap lebih teguh dalam memegang ajaran sang kakek. Selama ini, Puan cenderung dianggap lebih pragmatis dan fleksibel. Hal ini membuat Prananda dapat mengambil hati sejumlah pendukung Soekarno di internal PDIP.

Berdasarkan kondisi tersebut, banyak orang menganggap bahwa Prananda adalah sosok yang layak untuk meneruskan cita-cita Soekarno. Tidak hanya itu, secara spesifik, ia juga dianggap menjadi figur yang dicari untuk menggantikan Megawati di posisi puncak PDIP.

Baca juga :  Paloh Pensiun NasDem, Anies Penerusnya?

Otoritas Kharismatik Prananda Prabowo

Lantas bisakah ia menduduki posisi tertinggi di partai berlogo banteng tersebut? Di atas kertas, semua kader berhak menjadi orang nomor satu di partai melalui mekanisme khusus di internal. Meski begitu, Prananda boleh jadi memiliki keunggulan tersendiri yang dapat mengantarkannya ke kursi PDIP-1.

Sebagaimana disebut sebelumnya, Prananda dianggap mewarisi cita-cita ideologis Soekarno. Nyaris seluruh gerak-geriknya bernapaskan ajaran sang proklamator tersebut. Selain itu, ia juga putra biologis dari sang ketua umum, Megawati Soekarnoputri.

Ia tergolong unggul dari kebanyakan kader PDIP karena memiliki otoritas kharismatik. Menurut Weber, pemimpin dengan otoritas kharismatik memiliki pengakuan keabsahan berdasarkan pada kualitas istimewa seperti kepahlawanan dan kesetiaan kepada individu serta komunitas bentukannya.

Sumber otoritas kharismatik Prananda mau tidak mau berasal dari Soekarno dan Megawati. Apalagi, predikat “Soekarno Muda” sudah kadung disematkan padanya. Warisan semacam ini membuat Prananda dapat lebih unggul dibandingkan banyak orang. Menurut John Locke, hal semacam ini membuat seorang menjadi anggota masyarakat yang lebih mapan.

Otoritas kharismatik Prananda juga sudah nampak misalnya ketika namanya pertama kali diumumkan menjadi pengurus PDIP. Saat itu, kader-kader yang menghadiri Kongres PDIP tampak begitu mengelu-elukan personil band Rodinda tersebut.

Bagi beberapa orang, kehadiran Prananda dalam struktur PDIP dianggap sangat penting. Ia dianggap mampu memberikan stabilitas di internal partai tersebut. Konsolidasi semacam itu akan semakin krusial jika Megawati benar-benar pensiun. Kehadiran darah Megawati dan Soekarno dianggap dapat menjaga partai dari perpecahan.

Hal ini menunjukkan bahwa Prananda tidak perlu lagi membuktikan diri sebagai orang yang pantas di depan kader. Ia terlanjur  dianggap mewarisi darah pahlawan sehingga legitimasi kekuasaannya tidak harus berasal dari unsur lain.

Maka, jika nanti diperlukan mekanisme formal, langkah tersebut tidak lain hanya finalisasi seremonial belaka baginya karena ia telah terlebih dahulu diakui sebagai pewaris Soekarno dan Megawati. Jika ia dicalonkan secara tunggal menjadi Ketua Umum PDIP, maka dipastikan prosesnya akan berjalan mulus.

Kemunculan Prananda Prabowo dengan surat terbukanya dapat dipandang sebagai langkah untuk menguji kepemimpinannya secara langsung. Surat yang ia tulis dapat menjadi semacam tolak ukur sejauh mana pengaruh dan otoritas kharismatik Prananda di depan kader.

Baca juga :  Ridwan Kamil dan "Alibaba Way"

Tidak hanya itu, langkah tersebut dapat menjadi cara memperkenalkan Prananda kepada publik jika ia benar-benar diplot menggantikan Megawati. Surat tersebut terpaksa mengarahkan lampu sorot kepadanya yang selama ini dikenal sebagai sosok misterius.

Mencari Pewaris Soekarno

Lalu, siapakah yang berpotensi menandingi kharisma Prananda Prabowo menuju kursi Ketua Umum PDIP? Di atas kertas, darah daging Megawati yang lain, Puan Maharani adalah kandidat kuat lain jika Prananda disiapkan menjadi ketua umum. Meski begitu, nama Puan belakangan mulai tenggelam seiring dengan rendahnya penilaian publik terhadap kinerjanya sebagai menteri.

Klan Soekarno sebenarnya punya nama pewaris lain yang tidak kalah potensial. Ada Puti Guntur Soekarno, putri dari Guntur Soekarnoputra, kader PDIP yang kini bertarung memperebutkan kursi Gubernur Jawa Timur.

Prananda Prabowo, Soekarno Baru?

Jika melihat garis keturunan, langkah Prananda menjadi orang paling berpengaruh di PDIP tergolong lebih mudah ketimbang Puti. Prananda adalah keturunan langsung dari sang Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Meski bukan keturunan langsung Megawati, jangan terburu-buru mencoret nama Puti untuk menjadi salah satu kekuatan penting di PDIP atau bahkan di politik nasional. Sebagaimana Prananda, Puti juga memiliki unsur warisan yang dikemukakan Locke. Secara otomatis, otoritas kharismatik sebagai keturunan Soekarno juga ada dalam dirinya.

Puti memiliki kemampuan berpidato yang mendekati kakeknya. Kepiawaian Puti dalam berorasi memang tergolong mampu membius khalayak yang mendengarnya. Ini menjadi salah satu keunggulan utama Puti dibandingkan sepupunya.

Sementara itu, kepiawaian orasi Prananda masih perlu dibuktikan. Ia boleh saja terbiasa merancang pidato-pidato politik ibunya, tetapi ia belum teruji menyampaikan isi pidato tersebut secara langsung. Hal ini membuat keahliannya sebagai pewaris Soekarno tergolong masih belum lengkap.

Puti juga tergolong lebih mudah diperkenalkan kepada publik. Sebelum menjadi kandidat wakil gubernur Jawa Timur, Puti sudah terlebih dahulu menjadi anggota DPR dari Jawa Barat.

Jika dibandingkan dengan Prananda, Puti dapat dikatakan sudah teruji dalam memegang jabatan publik. Saat Prananda lebih banyak berkutat dengan pandangan Soekarno di tataran teori, Puti bisa saja sudah mengaplikasikannya di dunia nyata.

Prananda boleh jadi akan lebih mudah disukai di internal PDIP karena keturunan langsung Megawati. Akan tetapi, Puti secara perlahan tengah menancapkan kukunya di arena yang lebih luas ketimbang hanya di internal partai. Bisa saja potensi kepemimpinan Puti sudah melebihi kapasitas sekadar ketua umum partai.

Maka, Prananda Prabowo bisa saja dianggap pewaris Soekarno yang tepat untuk kursi nomor satu di PDIP. Akan tetapi, untuk tataran yang lebih luas, saat ini nama Puti boleh jadi sudah lebih teruji. (H33)

Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutna
spot_imgspot_img

#Trending Article

Betulkah Jokowi Melemah? 

Belakangan mulai muncul pandangan bahwa pengaruh politik Jokowi kian melemah, hal tersebut seringnya diatribusikan dengan perkembangan berita judi online yang kerap dikaitkan dengan Budi Arie, dan kabar penangguhan jabatan doktor Bahlil Lahadalia, dua orang yang memang dulu disebut dekat dengan Jokowi. Tapi, apakah betul Jokowi sudah melemah pengaruhnya? 

Masihkah Prabowo Americans’ Fair-Haired Boy?

Dua negara menjadi tujuan utama Prabowo saat melakukan kunjungan kenegaraan pertamanya pasca dilantik sebagai presiden: Tiongkok dan Amerika Serikat.

Paloh Pensiun NasDem, Anies Penerusnya?

Sinyal “ketidakabadian” Surya Paloh bisa saja terkait dengan regenerasi yang mungkin akan terjadi di Partai NasDem dalam beberapa waktu ke depan. Penerusnya dinilai tetap selaras dengan Surya, meski boleh jadi tak diteruskan oleh sang anak. Serta satu hal lain yang cukup menarik, sosok yang tepat untuk menyeimbangkan relasi dengan kekuasaan dan, plus Joko Widodo (Jokowi).

Prabowo, Kunci Kembalinya Negara Hadir?

Dalam kunjungan kenegaraan Prabowo ke Tiongkok, sejumlah konglomerat besar ikut serta dalam rombongan. Mungkinkah negara kini kembali hadir?

Prabowo dan “Kebangkitan Majapahit”

Narasi kejayaan Nusantara bukan tidak mungkin jadi landasan Prabowo untuk bangun kebanggaan nasional dan perkuat posisi Indonesia di dunia.

Prabowo & Trump: MAGA vs MIGA? 

Sama seperti Donald Trump, Prabowo Subianto kerap diproyeksikan akan terapkan kebijakan-kebijakan proteksionis. Jika benar terjadi, apakah ini akan berdampak baik bagi Indonesia? 

The War of Java: Rambo vs Sambo?

Pertarungan antara Andika Perkasa melawan Ahmad Luthfi di Pilgub Jawa Tengah jadi panggung pertarungan besar para elite nasional.

Menguji “Otot Politik” Andika Perkasa

Pilgub Jawa Tengah 2024 kiranya bukan bagaimana kelihaian politik Andika Perkasa bekerja di debutnya di kontestasi elektoral, melainkan mengenai sebuah hal yang juga lebih besar dari sekadar pembuktian PDIP untuk mempertahankan kehormatan mereka di kandang sendiri.

More Stories

Membaca Siapa “Musuh” Jokowi

Dari radikalisme hingga anarko sindikalisme, terlihat bahwa ada banyak paham yang dianggap masyarakat sebagai ancaman bagi pemerintah. Bagi sejumlah pihak, label itu bisa saja...

Untuk Apa Civil Society Watch?

Ade Armando dan kawan-kawan mengumumkan berdirinya kelompok bertajuk Civil Society Watch. Munculnya kelompok ini jadi bahan pembicaraan netizen karena berpotensi jadi ancaman demokrasi. Pinterpolitik Masyarakat sipil...

Tanda Tanya Sikap Gerindra Soal Perkosaan

Kasus perkosaan yang melibatkan anak anggota DPRD Bekasi asal Gerindra membuat geram masyarakat. Gerindra, yang namanya belakangan diseret netizen seharusnya bisa bersikap lebih baik...