Katanya Gerindra tengah menjalankan ‘politik sendiri’ di tanah Jawa. Maksudnya apa ya?
PinterPolitik.com
[dropcap]M[/dropcap]anuver Gerindra untuk Pilkada serentak di tanah Jawa berbeda jauh dengan partai politik lainnya. Strategi politik Partai berlambang Rajawali ini dinilai agak sedikit egosentris. Gerindra menerapkan strategi ‘politik sendiri’, mengusung kadernya sendiri.
Tapi ini bukan komentar saya ya. Ini berdasarkan pendapat dari pengamat Politik dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun.
Kata beliau, pola pergerakan politik Partai Gerindra bisa ditelusuri dari daerah Jawa Barat (Jabar). Konon katanya, pada Pilgub di daerah ini, Gerindra mantap menetapkan pilihan untuk mengusung Jenderal (Purn) Sudrajat.
Dari Jabar, Gerindra langsung loncat ke daerah Jawa Timur (Jatim). Di Jatim, Gerindra akan mengusung mantan Ketua PSSI La Nyalla Mattalitti. Meski belum resmi, Gerindra sudah meminta La Nyalla untuk mencari pasangan agar dukungan kepada eks Ketua PSSI itu terealisasi. Dan yang terakhir, di daerah Jawa Tengah (Jateng), Gerindra memilih Pak Sudirman Said.
Menurut Pak Badrun, strategi yang diterapkan Partai Gerindra ini sebagai upaya untuk membaca seberapa besar rakyat akan memilih calon dari Gerindra. Apakah ini terbukti ampuh untuk mendulang suara di tanah Jawa? Belum ada yang tau pasti.
emang bisa kalo sendiri?
— Alym Aditya (@Alymdirty) December 14, 2017
Yang jelas, strategi ‘politik sendiri’ ala Gerindra ini memang agak aneh dan meragukan. Tapi kalau berkaca dari keberhasilan pada Pilgub DKI Jakarta beberapa bulan lalu, maka strategi ini nggak bisa dipandang sebelah mata.
Walaupun demikian, banyak kabar yang beredar kalau keberhasilan itu bukanlah kesuksesan Gerindra secara substansial. Apalagi ada isu-isu tertentu yang terjadi di seputaran Pilkada.
Jakarta memang bagian dari Pulau Jawa, akan tetapi nggak bisa serta merta mengeneralisasi kondisinya dengan daerah lain. Sebab, antara Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur jauh berbeda dengan Jakarta.
Apabila strategi yang sama diterapkan di daerah-daerah tersebut, maka belum tentu Gerindra bakal berhasil seperti di ibukota. Hmm, strategi bunuh diri? Lalu apa yang perlu dilakukan Gerindra? Mencari koalisi atau tetap sendiri? Jomblo nggak enak loh Om. Hehe. (K-32)