HomeNalar PolitikPetuah Fahri Untuk Demiz

Petuah Fahri Untuk Demiz

Pak Fahri Hamzah kelihatannya iba dengan perlakuan PKS terhadap Kang Demiz. Dari Mekkah, ia mengirimkan kata-kata penghiburan kepada Kang Deddy. So sweet ya, Pak Fahri.


PinterPolitik.com

[dropcap]P[/dropcap]artai Keadilan Sejahtera (PKS) akhirnya memutuskan pergi dari sisi Deddy Mizwar. Pe-ka-es memilih untuk bergabung bersama dengan PAN dan Gerindra pada Pilgub Jabar nanti. Formasi ‘trisula’ ini sudah pernah diterapkan di PIlgub DKI beberapa waktu lalu.

Kisah Pe-ka-es yang memutuskan untuk ‘membuang’ Kang Demiz, kelihatannya cukup membakar emosi seorang Fahri Hamzah. Pak Fahri dan Kang Demiz sebenarnya adalah sahabat lama.

Sebagai seorang sahabat yang baik, tentu Pak Fahri nggak terima kalau Kang Demiz diperlakukan ‘seenaknya’ oleh Pe-ka-es. Walaupun itu adalah Partai yang membesarkan namanya, Pak Fahri kelihatannya lebih memilih untuk membela Kang Deddy. Apakah murni atas dasar persahabatan atau ada maksud lain? Bukankah Pak Fahri baru aja mengalahkan Pe-ka-es soal perebutan tahtanya di De-pe-er?

DARI #MAKKAH KUTULIS KESAN UNTUK @deddy_mizwar Jie, begitu aku memanggil Deddy Mizwar Jie, Aku ikut memikul beban dan memapah luka kata-kata nostalgia kita…Tapi kau hebat Jie, simpanlah apa yang memar di hatimu…aku ikut menanggung…lima tahun lalu tak jauh, takkan kulupakan malam-malam merayu mu menjadi bagian dari perjalanan… Jie, Bisakah kita menolak apa yang telah menjadi rindu? Aku merindukanmu, karena kau meringankan diri dalam panggilan yang baik, kau hadir melengkapi kekurangan kami, kau ringan, kau baik, kau tak pernah tak nampak baik…kataku kau lugu… Jie, Di film-film itu kau nampak hebat, kau nampak bisa memainkan semua peran, menjadi Naga Bonar atau kyai kampung juga politisi, tapi kataku kau lugu, dan tetaplah lugu Jie, tetaplah ringan, jangan berubah, jadilah apa yang telah kau ukir dalam perjalananmu… Dan pada malam, Tak jauh dari ka’bah kita. Aku ingin mengirimkan suasana dingin kota suci ini, agar hatimu dingin Jie, janganlah menjadi panas atau memerah, jadilah yang bertahan dan setia, karena namamu telah ada dan menjelma menjadi kata-kata nostalgia. Jie, Kebaikan tak pernah boleh tidak diperjuangkan, maka bukalah ruang bagi kebaikan dalam setiap kemungkinan. Tapi, jadilah yang melihat politik dengan lebih ringan, tipu daya yang kita tertawakan….tertawalah Jie. Tertawakanlah lukamu.. Catatan: Pilkada 5 tahun lalu PKS menggandeng @deddy_mizwar untuk mendampingi @aheryawan menjadi Pasangan Calon di Pilkada Jawa Barat. Sejak 5 tahun juga Demiz menunjukkan loyalitas mendampingi PKS berjuang menata Jawa Barat. Tapi sekarang berpisah. (Makkah, 10 Rabiul Akhir 1439) #puiter #fh #faham #fahrihamzah #fahamindonesia #indonesia #indonesiapunyasemua #jabarkahiji

A post shared by Fahri Hamzah (@fahrihamzah) on

Baca juga :  “Sekolam” Ahok, Kesaktian Anies Luntur?

Membaca dan mendalami kata-kata Pak Fahri yang diposting di akun medsosnya, memang ada nuansa puitis dan meneduhkan. Rupanya selama ini Pak Fahri menyembunyikan ‘kuku’-nya. Di balik sosok yang dikenal sebagai tukang kritik, ternyata tersimpan bakat lain. Pak Fahri juga bisa merangkaikan kata-kata nan puitis dan mampu menampilkan diri sebagai seorang sahabat yang baik.

Mungkinkah ini efek dari ziarahnya ke tanah suci, Mekkah atau memang Pak Fahri udah mulai insaf? Semoga ini adalah murni ungkapan rasa iba dari Pak Fahri kepada Kang Demiz.

Tapi, mungkin aja tersimpan maksud lain dari kata-kata peneguhan Pak Fahri kepada Kang Demiz. Mungkin Pak Fahri ingin mengatakan kepada Kang Demiz seperti ini: “Sudahlah, Jie. Kita senasib kok. Saya juga pernah ngalamin hal yang sama kayak kamu. Dibuang dan dibiarkan sendiri seperti kamu saat ini. Jadi, nggak usah larut dalam kesedihan, toh masih ada partai lain yang bersedia mengusungmu”.

Mau gimana lagi? Itulah wajah politik Indonesia, kawan bisa jadi lawan dan lawan bisa jadi kawan. Tergantung dari cara kita bercermin dan berpakaian. (K-32)

spot_imgspot_img

#Trending Article

Kok Megawati Gak Turun Gunung?

Ketua Umum (Ketum) PDIP, Megawati Soekarnoputri hingga kini belum terlihat ikut langsung dalam kampanye Pilkada. Kira-kira apa alasannya? 

Berani Prabowo Buka Pandora Papers Airlangga?

Ramai-ramai bicara soal kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) 12 persen yang disertai dengan protes di media sosial, tiba-tiba juga ramai pula banyak akun men-share kembali kasus lama soal nama dua pejabat publik – Airlangga Hartarto dan Luhut Pandjaitan – yang di tahun 2021 lalu disebut dalam Pandora Papers.

“Sekolam” Ahok, Kesaktian Anies Luntur?

Keputusan Anies Baswedan meng-endorse Pramono Anung-Rano Karno di Pilkada Jakarta 2024 memantik interpretasi akan implikasi politiknya. Utamanya karena Anies pada akhirnya satu gerbong dengan eks rivalnya di 2017 yakni Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan PDIP serta tendensi politik dinasti di dalamnya, termasuk yang terjadi pada Pramono.

Siasat Prabowo Akui Sengketa LCS

Pemerintahan Prabowo disorot karena ‘akui’ klaim tumpang tindih LCS dalam joint statement Tiongkok. Mungkinkah ada siasat strategis di baliknya?

Rahasia Triumvirat Teddy, AHY, dan Hegseth?

Terdapat kesamaan administrasi Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump dengan Presiden Prabowo Subianto, yakni mempercayakan posisi strategis kepada sosok berpangkat mayor. Kiranya, terdapat rahasia tertentu di balik kesamaan itu yang dapat mendukung support dalam dimensi tertentu ke pemerintahan masing-masing. Mengapa demikian?

Betulkah Jokowi Melemah? 

Belakangan mulai muncul pandangan bahwa pengaruh politik Jokowi kian melemah, hal tersebut seringnya diatribusikan dengan perkembangan berita judi online yang kerap dikaitkan dengan Budi Arie, dan kabar penangguhan jabatan doktor Bahlil Lahadalia, dua orang yang memang dulu disebut dekat dengan Jokowi. Tapi, apakah betul Jokowi sudah melemah pengaruhnya? 

Masihkah Prabowo Americans’ Fair-Haired Boy?

Dua negara menjadi tujuan utama Prabowo saat melakukan kunjungan kenegaraan pertamanya pasca dilantik sebagai presiden: Tiongkok dan Amerika Serikat.

Paloh Pensiun NasDem, Anies Penerusnya?

Sinyal “ketidakabadian” Surya Paloh bisa saja terkait dengan regenerasi yang mungkin akan terjadi di Partai NasDem dalam beberapa waktu ke depan. Penerusnya dinilai tetap selaras dengan Surya, meski boleh jadi tak diteruskan oleh sang anak. Serta satu hal lain yang cukup menarik, sosok yang tepat untuk menyeimbangkan relasi dengan kekuasaan dan, plus Joko Widodo (Jokowi).

More Stories

PDIP dan Gerindra Ngos-ngosan

PDI Perjuangan dan Gerindra diprediksi bakal ngos-ngosan dalam Pilgub Jabar nanti. Ada apa ya? PinterPolitik.com Pilgub Jabar kian dekat. Beberapa Partai Politik (Parpol) pun mulai berlomba-lomba...

Arumi, ‘Srikandi Baru’ Puan

Arumi resmi menjadi “srikandi baru” PUAN. Maksudnya gimana? PinterPolitik.com Fenomena artis berpolitik udah bukan hal baru dalam dunia politik tanah air. Partai Amanat Nasional (PAN) termasuk...

Megawati ‘Biro Jodoh’ Jokowi

Megawati tengah mencari calon pendamping Jokowi. Alih profesi jadi ‘biro jodoh’ ya, Bu? PinterPolitik.com Kasih sayang dan pengorbanan seorang ibu laksana lilin yang bernyala. Lilin...