Keputusan Partai Beringin nggak usung Kang Dedi di Jabar, bisa jadi blunder?
PinterPolitik.com
[dropcap]N[/dropcap]amanya pilihan pasti ada plus-minusnya kan? Partai Pohon Beringin udah resmi putus dengan Kang Dedi soal usung-mengusung di Pilgub Jabar nanti. Mereka lebih tertarik dengan Kang Emil. Apakah ini pilihan yang tepat? Belum ada yang tau.
Ada indikasi bahwa pilihan tersebut bakal jadi ‘blunder’ bagi Partai Beringin. Soalnya banyak petinggi Partai Beringin di Jabar, nggak setuju dengan keputusan dari pimpinan pusat untuk mengusung Kang Emil. Mereka lebih tertarik dengan Kang Dedi yang memang ‘darah dagingnya’ Partai Beringin. Apakah Partai Beringin bakal tumbang di Jabar?
Riak perpecahan suara Golkar di Pilgub Jabar #DENImecariCINTA https://t.co/KyysYEzJrT pic.twitter.com/90OCXUUauB
— Linda Liana (@linda_lianna69) November 8, 2017
Pilgub Jabar tinggal setahun lagi. Kalau para Petinggi Partai Beringin Jabar yang pro Kang Dedi jadi membelot, Partai Beringin bisa gigit jari. Suaranya bakal pecah-pecah. Separuh untuk Kang Dedi dan separuh untuk Kang Emil.
Yah, kalo kayak gini , yang untung tetap Kang Dedi, bukan Kang Emil dong. Kok bisa? Soalnya saat ini Partai Beringin tengah dirundung duka. Papa Setnov dijegal KPK lagi. Ini bisa buat nama besar Partai Beringin tercoreng. Otomatis simpati dan pilihan masyarakat bakal beralih ke Partai lain kan? Apalagi peluang Kang Dedi untuk dipinang Partai lain sangat besar. Bukankah ini malah merugikan Partai Beringin?
Semua sekarang tergantung Partai Beringin aja. Mau tetap ngusung Kang Emil atau CLBK dengan Kang Dedi? Kalau tetap ingin usung Kang Emil, maka Golkar perlu beres-beres dalam rumah. Soalnya masih banyak tikus got di dalamnya. Bila perlu ganti pemimpin aja sekalian.
Kalo dipikir-pikir, ini juga bisa menjadi politik tukar guling antara Partai Beringin dan Kang Emil. Soalnya untuk pemilihan Walikota Bandung, ada satu kader Golkar di sana, Mba Nurul Arifin.
Itulah aroma Politik Indonesia di masa kini. Semua sekarang tergantung dari kelihaian masing-masing Parpol dan kader meramu strategi biar nggak terjadi blunder. Ribet juga ya? (K-32)