HomeNalar PolitikPercepat Bangun Infrastruktur di Sumut

Percepat Bangun Infrastruktur di Sumut

Kecil Besar

Kesiapan infrastruktur akan berdampak pada kecepatan pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus di Sei Mangkei dan beberapa kawasan industri lainnya yang sedang disiapkan sebagai mesin pertumbuhan ekonomi di Sumatera.


pinterpolitik.com

JAKARTA – Presiden Joko Widodo mengemukakan, secara geografis Sumatera Utara memiliki posisi strategis, karena berada di jalur pelayaran internasional Selat Malaka, yang dekat dengan Singapura, Malaysia, dan Thailand.

Dengan posisi strategis itu, Provinsi Sumatera Utara  bisa dikembangkan menjadi hub internasional, yang selanjutnya akan ikut menggerakkan perekonomian di wilayah-wilayah lain di pulau Sumatera.

“Kuncinya ada pada percepatan pembangunan infrastruktur, baik infrastruktur pelabuhan, bandara, maupun jalan tol,” kata Presiden Jokowi saat memberikan pengantar pada rapat terbatas tentang Evaluasi Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional dan Program Prioritas di Sumatera Utara, di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (16/2/2017) sore.

Presiden yakin  kesiapan infrastruktur akan berdampak pada kecepatan pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus di Sei Mangkei dan beberapa kawasan industri lainnya yang sedang disiapkan sebagai mesin pertumbuhan ekonomi di Sumatera.

Demikian pula dengan pembangunan infrastruktur transportasi, menurut Presiden, bukan hanya akan mempermudah konektivitas antarwilayah di Provinsi Sumatera Utara, juga akan bisa mendorong laju perekonomian daerah agar lebih cepat lagi.

“Saya juga ingin mengingatkan agar betul-betul diperhatikan  pemerataan pembangunan antar wilayah di Provinsi Sumatera Utara. Saya yakin Sumatera Utara akan bisa maju semakin pesat lagi jika potensi-potensi ekonomi  di semua wilayah, mulai dari pesisir timur, tengah, sampai barat, bisa digerakkan secara maksimal,” katanya.

Presiden mengingatkan,  Provinsi Sumatera Utara memiliki Danau Toba yang harus digarap secara serius sebagai kawasan destinasi wisata. Pengembangan sektor pariwisata ini perlu didukung, bukan hanya oleh kesiapan akses transportasi, seperti bandara dan jalan, tapi juga  penataan kawasan, pembangunan infrastruktur penunjang, seperti hotel, restoran, dan memperbanyak atraksi wisata, serta peningkatan kemampuan sumber daya manusia, dan yang tidak kalah pentingnya, penyiapan budaya.

Baca juga :  Nadir Pariwisata: Kita Butuh IShowSpeed

Jokowi menitipkan pesan agar dalam pengembangan sektor pariwisata di kawasan Danau Toba betul-betul diperhatikan dampaknya bagi ekonomi rakyat, terutama sektor UMKM.

“Hanya dengan cara itu pengembangan sektor pariwisata akan bisa memberikan kontribusi nyata pada upaya pengurangan kemiskinan, pengangguran, memperkecil ketimpangan, dan meningkatkan kesejahteraan,” kata Presiden. (Setkab/E19)

spot_imgspot_img

#Trending Article

Return of the Wolf Warrior?

Retorika internasional Tiongkok belakangan mulai menunjukkan perubahan. Kira-kira apa esensi strategis di baliknya? 

Prabowo’s Revolusi Hijau 2.0?

Presiden Prabowo mengatakan bahwa Indonesia akan memimpin revolusi hijau kedua di peluncuran Gerina. Mengapa ini punya makna strategis?

Cak Imin-Zulhas “Gabut Berhadiah”?

Memiliki similaritas sebagai ketua umum partai politik dan menteri koordinator, namun dengan jalan takdir berbeda, Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dan Zulkifli Hasan (Zulhas) agaknya menampilkan motivasi baru dalam dinamika politik Indonesia. Walau kiprah dan jabatan mereka dinilai “gabut”, manuver keduanya dinilai akan sangat memengaruhi pasang-surut pemerintahan saat ini, menuju kontestasi elektoral berikutnya.

Indonesia Thugocracy: Republik Para Preman?

Pembangunan pabrik BYD di Subang disebut-sebut terkendala akibat premanisme. Sementara LG “kabur” dari investasinya di Indonesia karena masalah “lingkungan investasi”.

Honey Trapping: Kala Rayuan Jadi Spionase

Sejumlah aplikasi kencan tercatat kerap digunakan untuk kepentingan intelijen. Bagaimana sejarah relasi antara spionase dan hubungan romantis itu sendiri?

Menguak CPNS “Gigi Mundur” Berjemaah

Fenomena undur diri ribuan CPNS karena berbagai alasan menyingkap beberapa intepretasi yang kiranya menjadi catatan krusial bagi pemerintah serta bagi para calon ASN itu sendiri. Mengapa demikian?

It is Gibran Time?

Gibran muncul lewat sebuah video monolog – atau bahasa kekiniannya eksplainer – membahas isu penting yang tengah dihadapi Indonesia: bonus demografi. Isu ini memang penting, namun yang mencuri perhatian publik adalah kemunculan Gibran sendiri yang membawakan narasi yang cukup besar seperti bonus demografi.

Anies-Gibran Perpetual Debate?

Respons dan pengingat kritis Anies Baswedan terhadap konten “bonus demografi” Gibran Rakabuming Raka seolah menguak kembali bahwa terdapat gap di antara mereka dan bagaimana audiens serta pengikut mereka bereaksi satu sama lain. Lalu, akankah gap tersebut terpelihara dan turut membentuk dinamika sosial-politik tanah air ke depan?

More Stories

Infrastruktur Ala Jokowi

Presiden juga menjelaskan mengenai pembangunan tol. Mengapa dibangun?. Supaya nanti logistic cost, transportation cost bisa turun, karena lalu lintas sudah  bebas hambatan. Pada akhirnya,...

Banjir, Bencana Laten Ibukota

Menurut pengamat tata ruang, Yayat Supriatna, banjir di Jakarta disebabkan  semakin berkurangnya wilayah resapan air. Banyak bangunan yang menutup tempat resapan air, sehingga memaksa...

E-KTP, Dampaknya pada Politik

Wiranto mengatakan, kegaduhan pasti ada, hanya skalanya jangan sampai berlebihan, sehingga mengganggu aktivitas kita sebagai bangsa. Jangan juga mengganggu mekanisme kerja yang  sudah terjalin...