HomeNalar PolitikPDIP Pilih Andika untuk Lawan Prabowo?

PDIP Pilih Andika untuk Lawan Prabowo?

Setelah sebelumnya disebut jadi ketua timses, Andika Perkasa disebut PDIP berpotensi menjadi cawapres Ganjar Pranowo. Apakah ini bentuk kekhawatiran PDIP terhadap Prabowo Subianto?


PinterPolitik.com

Nama Panglima TNI 2021-2022 Andika Perkasa sudah lama beredar di bursa Pilpres 2024. Ketika dilantik menjadi Panglima TNI, misalnya, namanya langsung mencuat menjadi calon potensial pendamping Puan Maharani.

Sosok Andika memang sudah lama dikaitkan dengan PDIP. Ini tidak terlepas dari mertuanya, AM Hendropriyono yang memiliki hubungan panjang dengan Megawati Soekarnoputri.

Tidak hanya PDIP, nama Andika juga dimunculkan Partai NasDem. Bersama dengan Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo, Andika adalah salah satu dari tiga nama yang diusulkan NasDem menjadi bakal calon presiden.

Singkat kata, selepas purnatugas dari TNI, teka-teki kemana Andika berlabuh akhirnya terjawab. Saat ini Andika resmi menjadi kader PDIP.

Menariknya, setelah sebelumnya disebut akan menjadi ketua timses Ganjar, Andika kini disebut-sebut dapat menjadi cawapres Ganjar. Ihwal ini telah disebutkan oleh Puan Maharani dan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.

Pertanyaannya mungkin sederhana, kenapa terjadi perubahan itu? Lalu, kenapa baru sekarang PDIP memunculkan nama Andika?

infografis pdip mulai senggol prabowo

Bentuk Adaptasi PDIP?

Sebagai pijakan analisis, kita dapat memulai dari pernyataan salah satu filsuf terbesar Jerman, Friedrich Nietzsche: “Be careful who you choose as your enemy because that’s who you become most like.” Hati-hati memilih musuh karena itu menentukan dirimu, ungkap Nietzsche.

Dalam tulisannya Choose Your Enemies Carefully, Ron Shevlin menjelaskan bahwa musuh yang dipilih bukan sekadar mendefinisikan kita, melainkan menentukan strategi dan taktik yang kita digunakan.

Who you choose as your enemy doesn’t just define you, it defines your strategy and tactics,” tulis Shevlin.

Baca juga :  Belah PDIP, Anies Tersandera Sendiri?

Jauh sebelum itu, dalam salah satu buku perang yang paling masyhur, The Art of War, Sun Tzu mengatakan, “kenali musuh dan dirimu, maka dalam seratus pertempuran kita tidak akan pernah berada dalam bahaya.”

Bertolak dari Sun Tzu, dimunculkannya nama Andika sepertinya merupakan bentuk adaptasi dari PDIP. Besar kemungkinan ini merupakan strategi PDIP untuk meredam Prabowo Subianto.

Melihat peta politik terkini, angin tampaknya sedang di Prabowo. Bukan hanya soal survei elektabilitas yang konsisten naik, melainkan juga soal dukungan Presiden Jokowi yang disebut lebih condong ke Prabowo.

Persoalan itu telah dijabarkan dalam artikel PinterPolitik yang berjudul Jokowi Ketua Umum Gerindra Selanjutnya?.

Selain isu dukungan politik Presiden Jokowi, ada pula kasus politisi senior PDIP Effendi Simbolon yang terang-terangan mendukung Prabowo. Effendi juga sudah dipanggil DPP PDIP atas pernyataannya.

Tidak berhenti di Effendi, kini juga ada kasus Budiman Sudjatmiko. Pertemuan Budiman dan Prabowo terbilang istimewa. Itu bisa dilihat dari banyaknya jumlah media massa yang hadir dan penyambutan meriah Prabowo atas kunjungan Budiman.

deal spesial jokowi ketum gerindra

Duel Sosok Militer?

Menurut pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, dimunculkan dan dipertimbangkannya nama Andika merupakan bentuk observasi PDIP atas kekuatan kompetitor mereka, khususnya Prabowo.

“Nama Andika Perkasa dipertimbangkan kelihatannya untuk membendung jaringan dari keluarga besar tentara untuk tidak mendukung Prabowo seutuhnya,” ungkap Ujang pada 20 Juli 2023.

Simpulan Ujang dapat kita lihat korelasinya dari pernyataan Hasto Kristiyanto. Ketika membahas peluang Andika menjadi cawapres Ganjar, Hasto menyebut salah satu kelebihan Andika adalah belum pernah membeli pesawat bekas.

“Yang jelas, Pak Andika ini belum pernah beli pesawat bekas,” ungkap Hasto pada 18 Juli 2023.

Baca juga :  Prabowo dan Hegemoni Rasa Takut

Kendati tidak menjelaskan siapa yang membeli pesawat bekas, banyak pihak menyebut itu mengarah kepada Prabowo. Beberapa waktu lalu Prabowo memang mendapat banyak kritik karena membeli 12 pesawat jet tempur Mirage bekas dari Qatar senilai Rp12 triliun.

Keputusan itu ramai dikritik karena usia pesawat yang sudah 30 tahun, sehingga usia penggunaannya disebut tersisa 10 tahun lagi.

Deasy Simandjuntak dalam tulisannya Looking ahead to Indonesia’s 2024 elections di East Asia Forum pada 10 Juni 2022, menyebut Andika dapat menjadi kuda hitam di Pilpres 2024. Kebijakan-kebijakan Andika yang “tidak biasa” ketika menjabat Panglima TNI dilihat Deasy merupakan poin yang sangat menarik.

Yang paling menyita perhatian adalah keputusan Andika untuk mengizinkan keturunan anggota Partai Komunis Indonesia (PKI) untuk mendaftar menjadi anggota TNI. Deasy menyebut kebijakan itu berpotensi menarik dukungan dari 25 juta keturunan PKI.

Well, singkatnya, keputusan PDIP untuk memunculkan nama Andika tampaknya merupakan sebuah respons dan adaptasi. Tidak hanya karena sama-sama berlatar militer seperti Prabowo, melainkan juga, yang terpenting, Andika merupakan sosok baru yang memiliki legacy kebijakan.

Jika nantinya benar-benar diusung PDIP menjadi cawapres Ganjar, mudah membayangkan berbagai kebijakan “tidak biasa” Andika akan menjadi bahan kampanye. Andika misalnya dapat dinarasikan sebagai Panglima TNI revolusioner yang dapat membawa perubahan. (R53)

spot_imgspot_img

#Trending Article

Segitiga Besi Megawati

Relasi Prabowo Subianto dan Megawati Soekarnoputri kini memasuki babak baru menyusul wacana pertemuan dua tokoh tersebut.

Prabowo & Hybrid Meritocracy Letnan-Mayor

Promosi Letjen TNI Kunto Arief Wibowo sebagai Pangkogabwilhan I di rotasi perdana jenderal angkatan bersenjata era Presiden Prabowo Subianto kiranya mengindikasikan pendekatan baru dalam relasi kekuasaan dan militer serta dinamika yang mengiringinya, termasuk aspek politik. Mengapa demikian?

The Real Influence of Didit Hediprasetyo?

Putra Presiden Prabowo Subianto, Didit Hediprasetyo, memiliki influence tersendiri dalam dinamika politik. Mengapa Didit bisa memiliki peran penting?

Keok Pilkada, PKS Harus Waspada? 

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menjadi salah satu partai yang paling tidak diuntungkan usai Pemilu 2024 dan Pilkada 2024. Mungkinkah hal ini jadi bahaya bagi PKS dalam waktu mendatang?

Prabowo and The Nation of Conglomerates

Dengarkan artikel ini: Sugianto Kusuma atau Aguan kini jadi salah satu sosok konglomerat yang disorot, utamanya pasca Menteri Tata Ruang dan Agraria Nusron Wahid mengungkapkan...

Megawati and The Queen’s Gambit

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mungkin akan dielu-elukan karena dinilai brilian dengan menunjuk Pramono Anung sebagai calon gubernur dibandingkan opsi Ahok atau Anies Baswedan, sekaligus mengalahkan endorse Joko Widodo di Jakarta. Namun, probabilitas deal tertentu di belakangnya turut mengemuka sehingga Megawati dan PDIP bisa menang mudah. Benarkah demikian?

Gibran Wants to Break Free?

Di tengah dinamika politik pasca-Pilkada 2024, seorang wapres disebut ingin punya “kebebasan”. Mengapa Gibran Rakabuming wants to break free?

Ada Operasi Intelijen Kekacauan Korea Selatan? 

Polemik politik Korea Selatan (Korsel) yang menyeret Presiden Yoon Suk Yeol jadi perhatian dunia. Mungkinkah ada peran operasi intelijen dalam kekacauan kemarin? 

More Stories

Ganjar Kena Karma Kritik Jokowi?

Dalam survei terbaru Indonesia Political Opinion, elektabilitas Ganjar-Mahfud justru menempati posisi ketiga. Apakah itu karma Ganjar karena mengkritik Jokowi? PinterPolitik.com Pada awalnya Ganjar Pranowo digadang-gadang sebagai...

Anies-Muhaimin Terjebak Ilusi Kampanye?

Di hampir semua rilis survei, duet Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar selalu menempati posisi ketiga. Menanggapi survei yang ada, Anies dan Muhaimin merespons optimis...

Kenapa Jokowi Belum Copot Budi Gunawan?

Hubungan dekat Budi Gunawan (BG) dengan Megawati Soekarnoputri disinyalir menjadi alasan kuatnya isu pencopotan BG sebagai Kepala BIN. Lantas, kenapa sampai sekarang Presiden Jokowi...