Site icon PinterPolitik.com

PDIP, Partai Biang Kerok?

PDIP Partai Biang Kerok

(doc: merdeka.com)

Benarkah PDI Perjuangan layak dijuluki partai biang kerok?


PinterPolitik.com

“[dropcap]J[/dropcap]angan dukung dan pilih Partai penista agama”. Ini adalah sebuah kalimat sakti mandraguna yang punya daya ‘magis’ saat Pilkada DKI Jakarta digelar. Bukan karena mengandung ajian tertentu yang mampu mengubah batu menjadi telur ayam atau mengubah Danau Sunter menjadi Danau di Jenewa, tapi karena memiliki kemampuan untuk mengubah peta politik ibu kota.

Wow, itu baru satu kalimat lho, bagaimana kalau jadi satu buku? Jangan-jangan Amerika Serikat bisa change position nih dengan Indonesia? Kalau itu sampai terjadi, sungguh terrrlaluuu, maksudnya terrrlaluuu lebay, wkwkwk.

Tapi kata orang-orang sih, itu karena efek Ahok. Katanya waktu itu Ahok dianggap salah mempergunakan surat Al- maidah 51. Ia lantas dituduh menistakan agama Islam dan akhirnya harus rela pindahan dan jadi betmen di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok.

Nah, otomatis partai-partai yang mendukung pasangan Ahok-Djarot dianggap sebagai partai penista agama. Salah satunya adalah Partai Banteng. Satu orang yang buat salah, tapi kok banyak amat yang ikut-ikutan kena getahnya? Hm, ini nih bikin saya agak sedikit bingung.

Kasus Ahok ini, akhirnya membuat Partai Banteng dan konco-konconya harus rela menerima julukan baru sebagai ‘partai penista agama atau partai anti Islam’. Hm, kasian amat. Karena nila setitik, rusak susu sebelanga. Bagaimana kalau susunya rusak sepabrik? Bisa aja se-Indonesia pada mencret semuanya. Duh, jangan sampai kayak gitu ya.

Rupanya tudingan yang diarahkan kepada Partai Banteng terus bergulir. Partai tersebut pernah dituduh sebagai antek komunis, bahkan pemerintahan Jokowi juga turut mendapat tuduhan demikian. Menurut selentingan yang beredar, ini merupakan ulah dari para alumni 212 yang memang saat Pilkada DKI berada di sisi Gerindra, PKS dn PAN. CDMA (Capek Deh Malas Ah), lagu lama itu mah.

Bahkan baru-baru ini, Partai Banteng kembali dapat julukan tambahan, sebagai partai biang kerok atas semua masalah yang melanda negeri ini. Katanya ini adalah pernyataan tersirat dari Ketum Persaudaraan Alumni (PA) 212 Slamet Maarif.

Lalu, apa yang harus dilakukan  Partai Banteng? Apakah diskusi udah jadi konsensus yang tepat untuk semua ini? Atau pernyataan Ketua PA  212 ada benarnya? Entahlah. Silahkan cek dan ricek sendiri, wkwkwk. (K-32)

Exit mobile version