Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan PDIP adalah partai kiri yang progresif. Apakah itu adalah pengakuan bahwa PDIP beraliran sosialis atau komunis?
PinterPolitik.com
Dalam pidatonya di Rakerda PDIP Banten pada 10 September 2023, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengeluarkan pernyataan menarik. Hasto mengatakan bahwa PDIP adalah partai kiri.
Menurut Hasto, kiri bukan bermakna sosialis atau komunis, melainkan progresif. Hasto bertolak pada klasifikasi spektrum politik yang dibagi menjadi tiga, yakni kiri, tengah, dan kanan.
Kanan adalah konservatif, tengah adalah catch all party atau terbuka terhadap semua, sedangkan kiri adalah progresif.
Pernyataan Hasto ini didukung oleh Juru Bicara PKS Ahmad Mabruri. ”Saya setuju… Memang benar apa yang dikatakan Pak Hasto, clear,” begitu katanya pada 11 September 2023.
Sejarah Politik Kiri-Kanan
Membahas sejarahnya, klasifikasi kiri-kanan dimulai pada abad ke-18 selama Revolusi Prancis, tepatnya tahun 1789.
Kala itu pendukung revolusi duduk di sebelah kiri Majelis Nasional, sedangkan pendukung Monarki di sebelah kanan. Ini adalah asal-usul istilah “kiri” dan “kanan” dalam spektrum politik.
Pada abad ke-19, spektrum politik kiri-kanan berkembang lebih lanjut. Di sebelah kiri, ada gerakan sosialis dan komunis yang menganjurkan redistribusi kekayaan dan keadilan sosial.
Di sebelah kanan, ada konservatif dan liberal yang mendukung pemeliharaan tradisi, kebebasan individu, dan ekonomi pasar.
Lalu, pada abad ke-20, spektrum kiri-kanan terlihat jelas pada Perang Dunia I, Perang Dunia II, dan Perang Dingin. Kiri diwakili oleh negara-negara sosialis, yakni Jerman dan Uni Soviet. Kemudian kanan, tentu saja diwakili oleh Amerika Serikat dan sekutunya di benua Eropa.
Dalam perkembangannya, ada pergeseran dalam nuansa spektrum politik, misalnya lahir liberalisme sosial dan konservatisme moderat.
Singkatnya, kiri-kanan tidak lagi benar-benar terpisah oleh jurang, melainkan memiliki irisan dan berpadu di beberapa bagian.
Saat ini, di abad ke-21, ada perbedaan klasifikasi untuk mengatakan kiri atau kanan di Eropa dan Amerika Serikat (AS).
Di Eropa, khususnya Eropa Barat, faktor utama yang membagi sayap kiri dan kanan adalah kelas. Sayap kiri mencari keadilan sosial melalui kebijakan sosial dan ekonomi yang redistributif. Sedangkan sayap kanan mempertahankan kepemilikan pribadi dan kapitalisme.
Di Amerika Serikat, pembagian kiri-kanan sebenarnya tidak sepopuler di Eropa. Di Paman Sam, klasifikasi spektrum yang umum digunakan adalah liberal dan konservatif.
PDIP adalah Partai Elite?
Kembali pada pernyataan Hasto. Pernyataan Hasto soal PDIP adalah partai kiri memang memiliki afirmasi sejarah dan teori politik.
Namun, tentunya harus ditelaah secara kritis, apakah benar PDIP adalah partai kiri yang progresif.
Untuk kepentingan itu, kita bisa menggunakan penelitian Burhanuddin Muhtadi dan rekan-rekannya yang diterbit pada tahun 2020. Penelitian itu berjudul Ideological Representation in Clientelistic Democracies: The Indonesia Case.
Menariknya, dalam temuan Burhanuddin, PDIP justru termasuk partai tengah. Dalam temuannya, yang partai kiri adalah Demokrat dan Partai Hanura. Tengah adalah PDIP dan Golkar. Dan kanan adalah NasDem, PAN, PKB, PPP, dan tentunya PKS.
Lebih menarik lagi, ketika penelitian Burhanuddin difokuskan pada preferensi ekonomi, spektrum seluruh partai politik justru berada di kanan.
Artinya, semua partai politik justru tidak terlihat menghendaki progresivitas ekonomi. Ini sepertinya adalah akar, kenapa ekonomi Indonesia tidak melesat meskipun memiliki sumber daya yang melimpah.
Bertolak pada penelitian itu, klaim bahwa PDIP adalah partai kiri yang progresif tampaknya harus dipertanyakan secara serius.
Atau mungkin, mengutip pandangan pengamat politik Ujang Komarudin, PDIP sekarang sudah menjelma menjadi partai elite. (R53)