HomeNalar PolitikParpol Masih Minta Mahar?

Parpol Masih Minta Mahar?

Kecil Besar

Saat beberapa partai politik mengumumkan kepada masyarakat kalau mereka zero mahar, ternyata masih banyak juga yang masih menetapkan mahar pada kadernya.


PinterPolitik.com
“Politik adalah seni halus mendapatkan suara dari orang miskin dan dana kampanye dari orang kaya, dengan menjanjikan melindungi satu dari yang lain.” ~ Oscar Ameringer.

[dropcap size=big]P[/dropcap]ada tingkat yang wajar, uang diperlukan untuk menggerakkan demokrasi. Namun semakin lama, politik uang juga dapat menyebabkan kerusakan dan pembusukan yang merusak sistem dalam memenangkan kompetisi politik. Sistem politik yang membutuhkan biaya tinggi, memicu banyaknya korupsi dan hancurnya demokrasi.

Adalah hal yang wajar bila dalam menjalankan operasionalnya, partai politik (parpol) membutuhkan uang. Karena keberadaan parpol di sebuah negara yang menganut demokrasi sangatlah penting. Fungsi utama parpol adalah melakukan pendidikan politik dan merekrut kader untuk mempersiapkan kepemimpinan nasional mulai dari tingkat kabupaten sampai pusat.

Berdasarkan undang-undang pemilu dan parpol, pemilihan pencalonan kepala daerah dan presiden serta wakil presiden dapat dilakukan melalui parpol maupun independen. Namun sistem ini ternyata tidak otomatis membuat pelaksanaannya berkualitas dan menjadi lebih baik. Sebaliknya, malah menjadi semakin memburuk.

Semakin lama, parpol semakin menerapkan politik pragmatis dengan mengalahkan kepentingan bangsa. Salah satunya, adalah fenomena imbalan uang atau mahar politik dari parpol kepada para kader yang ingin maju menjadi calon legislatif maupun pada calon kepala daerah.

Mahar politik kemudian menjelma sebagai syarat utama mendapatkan dukungan parpol untuk memiliki kursi di DPR/DPRD. Padahal sesungguhnya, praktik ini ilegal dan bisa diproses secara hukum. UU Nomor 8 Tahun 2015 tentang Pemilihan Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota mengatur secara jelas sanksi pidana yang dapat dijatuhkan kepada setiap orang dan partai yang memperdagangkan dukungan.

Baca juga :  PDIP Has Fallen?

Pada situasi di mana demokrasi mulai tidak sehat inilah, mulai banyak pemimpin parpol yang menetapkan zero mahar politik atau tanpa permintaan upeti. Namun dari seorang sumber, ternyata masih banyak parpol yang masih memberlakukannya. “Untuk mendapatkan tiket (maju sebagai kepala daerah), saya harus siapkan uang minimal Rp 30 miliar,” kata sumber yang berencana maju sebagai calon gubernur di kawasan timur Indonesia, baru-baru ini.

Menurutnya, sejumlah orang dari parpol sudah banyak yang mendatanginya dan menawarkan “harga tiket” untuk diusung oleh parpol tersebut. Jadi terkadang parpol menyatakan yang baik-baik dihadapan publik untuk mendapatkan simpati, walau dalam kenyataannya, mungkin berbeda dengan yang digembar-gemborkan. (Suara Pembaruan/R24)

spot_imgspot_img

#Trending Article

Bahaya Megawati Bangkang Prabowo?

Megawati Soekarnoputri mengeluarkan arahan resmi untuk para kepala daerah dari PDIP agar menunda kehadiran mereka di acara retreat kepala daerah yang diadakan oleh pemerintahan Prabowo Subianto.

Asteroid YR4 Propaganda Trump-Elon? 

Dunia sedang ramai membicarakan Asteroid YR4, yang diprediksi bisa menabrak Bumi pada tahun 2032. Tapi, adakah kemungkinan bahwa ada intrik politik di balik teror yang muncul soal asteroid ini?

Prabowo, Indonesia Gelap dan Muzzle Velocity

Demonstrasi “Indonesia Gelap” akhirnya berujung pada reshuffle pertama di kabinet Prabowo Subianto.

PDIP Has Fallen?

Nama Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok tersebut dalam proses pengungkapan kasus rasuah lahan Rusun Cengkareng, Jakarta Barat di era pemeritahannya sebagai Gubernur DKI Jakarta. Hal ini menyingkap sederet elite PDIP dalam pusaran kasus rasuah signifikan dalam beberapa waktu terakhir. Terlebih, pasca Presiden Prabowo menyiratkan soliditasnya dengan Joko Widodo (Jokowi). Mungkinkah ini tanda kejatuhan PDIP?

Andai Indonesia Jadi Negara Federasi

Bagaimana jika Indonesia seperti Majapahit, tanpa batas tegas? Apakah itu membawa kejayaan atau justru kehancuran di era global ini?

Apapun Intriknya, Benarkah Jokowi Pemenangnya?

Spill Presiden Prabowo Subianto mengenai eksistensi upaya pemisahan dirinya dengan Joko Widodo (Jokowi) menyiratkan makna tertentu. Utamanya, terkait interpretasi akan dinamika relasi dengan Megawati Soekarnoputri, PDIP, dan di antara para aktor terkait yang muaranya memunculkan Jokowi sebagai pihak yang lebih aman. Mengapa demikian?

Jokowi dan Misteri “Kepunahan” Kelas Menengah 

Perbincangan seputar berkurangnya kelas ekonomi menengah Indonesia belakangan tengah ramai. Mengapa hal ini bisa terjadi? Mungkinkah ada kesalahan sistemik di baliknya? 

Creative Destruction Efisiensi Prabowo

Efisiensi anggaran negara yang tengah didorong Presiden Prabowo nyatanya mendapatkan gejolak dan tentangan.

More Stories

Informasi Bias, Pilpres Membosankan

Jelang kampanye, pernyataan-pernyataan yang dilontarkan oposisi cenderung kurang bervarisi. Benarkah oposisi kekurangan bahan serangan? PinterPolitik.com Jelang dimulainya masa kampanye Pemilihan Presiden 2019 yang akan dimulai tanggal...

Galang Avengers, Jokowi Lawan Thanos

Di pertemuan World Economic Forum, Jokowi mengibaratkan krisis global layaknya serangan Thanos di film Avengers: Infinity Wars. Mampukah ASEAN menjadi Avengers? PinterPolitik.com Pidato Presiden Joko Widodo...

Jokowi Rebut Millenial Influencer

Besarnya jumlah pemilih millenial di Pilpres 2019, diantisipasi Jokowi tak hanya melalui citra pemimpin muda, tapi juga pendekatan ke tokoh-tokoh muda berpengaruh. PinterPolitik.com Lawatan Presiden Joko...