Drama antara KPK dan Pansus Angket DPR masih berlangsung. KPK dan Pansus pernah dijuluki Tom and Jerry. Tapi saya kurang setuju karena itu produk Barat. Biar ada bau-bau Indonesianya, saya menganalogikan drama KPK dan Pansus layaknya kisah Pandawa yang terkenal baik dengan Kurawa yang terkenal licik.
PinterPolitik.com
Perseteruan antara KPK dan Pansus bukan lagi drama baru dalam dunia politik nusantara. Kehadiran Pansus hanya dilihat sebagai protagonis bagi KPK. Langkah KPK untuk menindak kasus-kasus korupsi menjadi terhambat. Saya merasa lucu dengan salah satu berita pagi ini, tentang konflik KPK dan Pansus yang dianalogikan sebagai Cicak vs Paus. Tapi, saya kurang sreg dengan analogi ini karena bagaimana mungkin paus yang hidup di laut bisa naik ke darat untuk melawan cicak sehari-sehari berkeliaran di atas plafon rumah?
Ketua GMPG: Dulu cicak vs buaya, sekarang cicak vs paushttps://t.co/f5uiVYYwL7
— Alym Aditya (@Alymdirty) September 28, 2017
Saya malah lebih tertarik untuk menganalogikan KPK dan Pansus berdasarkan kisah Mahabrata. Di mana, pimpinan KPK yang kebetulan berjumlah lima orang, dianalogikan sebagai Pandawa yang memang berjumlah lima orang. Sementara itu, Pansus Angket yang jumlahnya banyak dianalogikan sebagai Kurawa.
Pandawa lima dalam tubuh KPK ini tengah disenter dan berusaha untuk dijatuhkan oleh para Kurawa yang tergabung Pansus angket. Perjuangan kelima sosok pandawa tersebut untuk memerangi korupsi masih belum mencapai titik terang lantaran gempuran isu maupun fitnah yang dilancarkan para Kurawa angket.
Posisi KPK memang serba tak mengenakkan saat ini. Akan tetapi, sebagai ‘titisan’ pandawa di zaman milenial ini, KPK perlu melestarikan sikap gagah berani dan pantang menyerah para Pandawa dalam menegakkan keadilan, kejujuran dan cinta kasih. Oleh karena itu, KPK tak perlu gentar melawan kelicikan Pansus angket karena belum tentu tipu daya mampu mengalahkan kebenaran.
Jangan Gentar dan gegabah, ya KPK. Jangan mau menjadi budak perasaan, berjuanglah dengan gagah berani karena seluruh wong cilik mendukungmu. Jangan mudah terpengaruh dengan bujukan apapun, karena itu yang akan menjerumuskan-mu pada kejatuhan layaknya pandawa yang kalah bermain dadu dengan Kurawa sehingga harus melewati pengasingan panjang di hutan. Tetaplah kokoh dan kuat sebagai salah satu lembaga negara penegak kebenaran dan keadilan. Say Yes for KPK and say not to Pansus Angket DPR. (K-32)