Ketua MPR Zulkifli Hasan mengatakan saat ini tinggal dirinya selaku ketua parlemen yang tersisa. Kesepian atau mau nyusul Pak?
PinterPolitik.com
[dropcap]K[/dropcap]etua De-pe-er Pak Setya Novanto dan Ketua De-pe-de Irman Gusman sudah menjadi ‘keluarga baru’ Kapeka. Bukan di gedungnya, tapi di rumah tahanannya. Ow jadi ceritanya pindah rumah nih. Kok nggak ajak-ajak Pak Zulkifli?
Zulkifli: Ketua DPR-DPD Sudah Pindah 'Kantor' Duluan ke KPK https://t.co/V0SRHXMMXi
— Republika.co.id (@republikaonline) November 20, 2017
Karena Papa Setnov dan Om Irman sudah pindah rumah, maka dengan sendirinya Pak Zul sendirian di Parlemen. Kasian ya, beliau kayaknya kesepian karena nggak ada teman nongkrong atau ngobrol lagi. Makanya, beliau akhirnya curhat dalam acara sosialisasi Empat Pilar di Tanggamus, Lampung, Senin (20/11).
“Parlemen ada tiga. Semalam bapak-ibu lihat, Ketua DPR-nya sudah pindah ‘kantor’, satu lagi Ketua DPD teman saya Pak Irman (Gusman) sudah pindah ‘kantor’ duluan, tinggal saya Ketua MPR,” kata Pak Zulkifli.
Kayaknya ia agak was-was. Makanya, ia memohon kepada masyarakat Lampung untuk selalu mendukungnya dalam doa agar ia bisa diluputkan dari godaan korupsi. Ngapain cemas, kalau nggak nyolong uang rakyat, Pak?
Pak Zul berjanji akan tetep menjaga kepercayaan rakyat. Semoga demikian ya Pak Zul. Atau Bapak pingin nyusul ke Kapeka juga?
Kondisi ini menjadi bukti bahwa parlemen tengah berada dalam masalah. Bisa lagi mencari jati diri. Wih, udah kayak remaja tanggung aja, eh.
Mungkin ada benarnya. Soalnya jati diri sebagai wakil rakyat seakan hilang di dalam parlemen. Semua itu karena korupsi yang dilakukan oleh para tikus berkerah putih. Ini yang membuat kepercayaan dan simpati masyarakat kepada para penghuni parlemen berubah menjadi nggak demen.
Berkaitan dengan hal ini, saya teringat dengan sebuah petikan syair. Yang kira-kira seperti ini bunyinya:
“…Kepercayaan ibarat genteng
Jika masih utuh,
ia akan berfungsi memberi keteduhan
dari panas maupun hujan.
Namun, jika telah pecah
ia takan bisa kembali ke wujud semula…”
Membangun kepercayaan memang sulit. Tapi, akan jauh lebih sulit menjaga kepercayaan. Maka, untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat, para penghuni parlemen perlu membuat habitus baru. Misalnya memangkas pengeluaran yang tak perlu di dalam parlemen. Seperti, mengurangi jumlah anggaran untuk refill pengharum ruangan yang konon katanya mencapai ratusan juta. Metropolitan, oh Metropolitan.
(K-32)