HomeNalar PolitikOm, Film G-30 S PKI Mau Tayang Lagi?

Om, Film G-30 S PKI Mau Tayang Lagi?

Film Penumpasan Pengkhianatan G-30 S PKI  mau ditayangkan lagi. Hmm, ada apa nih?


PinterPolitik.com

[dropcap size=big]T[/dropcap]ak ada angin tak ada hujan, ada Om yang sedang berencana menayangkan kembali film Penumpasan Pengkhianatan G-30 S PKI karya Arifin C. Noer! Bagi kamu-kamu yang kelahiran tahun 90-an atau sebelumnya, pasti tidak asing dengan film yang selalu diputar di tv-tv nasional setiap tanggal 30 September ini. Seperti dikutip dari Tempo.co, BUMN Produksi Film Negara (PFN) yang membuat film ini bahkan secara positif menyambut ide tersebut jika memang masyarakat ingin film ini diputar lagi.

Hadeeh, ada apa lagi nih, Om? Kenapa tiba-tiba wacana penayangan film thriller 65 ini muncul lagi? Siapa yang mau film ini diputar kembali?

Kalau dilihat dari berita-berita, beberapa pihak yang pernah setuju film ini diputar kembali adalah Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu dan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab – yang hingga sekarang, Om ini tidak diketahui di mana rimbanya. Kapan pulang, Om?

So, ini proyek Menhan sama Om Rizieq? Hm, tidak bisa dibuktikan dan mungkin tidak ada hubungannya. Belakangan, politisi seperti Fadli Zon juga ikut setuju dengan wacana ini.

Tapi, kalau melihat isu-isu PKI dan komunisme yang belakangan makin sering muncul di media sosial, bisa jadi wacana ini dimunculkan oleh mereka-mereka yang kerap menggunakan isu PKI untuk menyerang orang secara politik.

Ya iyalah, buat yang pernah menonton film G-30 S PKI waktu kecil, pasti tahu bagaimana film ini bikin deg-degan. Tentu ingat juga bagaimana aksi-aksi penyiksaan di Lubang Buaya bikin merinding dan bikin emak-emak teriak-teriak saking ngerinya adegan muka orang disilet. Kalau filmnya diputar lagi, mindset tentang betapa kejamnya PKI dan betapa hebatnya Soeharto akan menggerogot pikiran kita yang nonton. Nggak ada bedanya sama zaman Orba dong, Om?

Baca juga :  Bandara Kedua Bali: Prabowo Tepati Janji?

Sebenarnya sih boleh-boleh aja lah ya, Om, kalau buat dikaji secara akademis di kelompok-kelompok yang sudah punya pemikiran yang lebih terbuka. Namun, kalau mau ditayangkan secara nasional, mending dipikirin lagi deh, Om. Sponge Bob yang ngegemesin aja pernah dilarang tayang, ini malah film G-30 S PKI yang ada aksi bunuh-bunuhannya mau ditayangin buat anak-anak. Awas, mungkin Om kebanyakan makan mecin! Hidup Sponge Bob!

Lagian, perdebatan tentang G-30 S belum juga selesai sampai sekarang, termasuk siapa saja yang terlibat dan bertanggungjawab, serta apakah PKI dan komunisme merupakan kelompok yang sepenuhnya patut disalahkan. Pasti jadi kontroversi, Om, kalau film ini ditayangin lagi.

Selain itu, ada banyak kajian akademis dari dalam dan luar negeri yang seharusnya ikut memperkaya sudut pandang sejarah di sekitaran tahun 1965, sementara film G-30 S PKI buatan PFN hanya menampilkan sudut pandang pemerintah Orde Baru saja. Jadi, pastilah sejarah dalam film ini akan terasa sangat sempit, Om.

Dikaji lagi deh, Om. Jika saat ini adek-adek di SD dan SMP belum dikasih pelajaran sejarah yang proporsional, jangan sampai film ini kembali menjadi propaganda sempit dan alat politik untuk saling menjatuhkan.

Sudahlah, biarlah PFN restorasi aja serial Si Unyil, kan lebih positif buat anak-anak SD. Kalau nantinya Sponge Bob dilarang tayang lagi, biarlah kami anak-anak Indonesia menikmati Si Unyil, Om, ketimbang tiap hari nonton Upin Ipin buatan negara sebalah, nanti berantem terus sama tetangga kerjaannya. Benar nggak?  (S13)

spot_imgspot_img

#Trending Article

Menguji “Otot Politik” Andika Perkasa

Pilgub Jawa Tengah 2024 kiranya bukan bagaimana kelihaian politik Andika Perkasa bekerja di debutnya di kontestasi elektoral, melainkan mengenai sebuah hal yang juga lebih besar dari sekadar pembuktian PDIP untuk mempertahankan kehormatan mereka di kandang sendiri.

Menyoal Kabinet Panoptikon ala Prabowo

Pemerintahan Prabowo disebut memiliki kabinet yang terlalu besar. Namun, Prabowo bisa jadi memiliki kunci kendali yakni konsep "panoptikon".

Tidak Salah The Economist Dukung Kamala?

Pernyataan dukungan The Economist terhadap calon presiden Amerika Serikat, Kamala Harris, jadi perhatian publik soal perdebatan kenetralan media. Apakah keputusan yang dilakukan The Economist benar-benar salah?

Ridwan Kamil dan “Alibaba Way”

Ridwan Kamil usulkan agar setiap mal di Jakarta diwajibkan menampilkan 30 persen produk lokal. Mungkinkah ini gagasan Alibaba Way?

Hype Besar Kabinet Prabowo

Masyarakat menaruh harapan besar pada kabinet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Rahasia Kesaktian Cak Imin-Zulhas?

Dengarkan artikel ini: Audio ini dibuat menggunakan AI. Di tengah kompetisi untuk tetap eksis di blantika politik Indonesia, Zulkifli Hasan dan Muhaimin Iskandar tampak begitu kuat...

Prabowo, the Game-master President?

Di awal kepresidenannya, Prabowo aktif menggembleng Kabinet Merah Putih. Apakah Prabowo kini berperan sebagai the game-master president?

Indonesia First: Doktrin Prabowo ala Mearsheimer? 

Sejumlah pihak berpandangan bahwa Indonesia di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto akan lebih proteksionis. Seberapa besar kemungkinannya kecurigaan itu terjadi? 

More Stories

Hype Besar Kabinet Prabowo

Masyarakat menaruh harapan besar pada kabinet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Koalisi Titan: Sentripetalisme Konsensus Demokrasi Prabowo

Prabowo Subianto resmi melantik 48 menteri yang akan mengisi Kabinet Merah Putih yang dipimpinnya.

Perang Bharatayuddha Jokowi vs Megawati

Pemanggilan sosok-sosok calon menteri dan calon wakil menteri untuk kabinet Prabowo-Gibran dalam 3 hari terakhir jadi pemandangan terbaru pertarungan di level elite.