“Ngapain takut sama teroris, bukankah teroris adalah bagian dari kita?” kata Presiden Joko Widodo.
PinterPolitik.com
[dropcap size=big]P[/dropcap]residen Joko Widodo (Jokowi) memang sosok yang unik, kelewat unik malah. Salah satunya karena sering melemparkan guyonan di depan publik. Dalam penutupan Rapat Koordinasi Nasional Kamar Dagang Indonesia (Kadin) 2017 kemarin, ia menyoroti penolakan sekelompok masyarakat terhadap kebijakan bebas visa masuk Indonesia dengan sedikit guyon.
Ketika Presiden Jokowi berkelakar soal kebijakan bebas visa dan kedatangan teroris ke Indonesia. https://t.co/8ZD2A48nbR
— CNN Indonesia (@CNNIndonesia) October 4, 2017
“Orang negara lain dibuka kok kita enggak buka. Katanya ada teroris, kan terorisnya dari kita,” kata Jokowi yang disertai tawa para hadirin. Namun komentar ini memantik banyak tanggapan dari netizen. Ada yang bilang guyonan Jokowi dialamatkan pada seluruh masyarakat Indonesia, tapi ada juga yang mengatakan kalau seorang presiden tidak layak berbicara begitu, soalnya bisa diterima dunia sebagai pernyataan resmi dari seorang kepala negara.
Memang candaan pakde Joko agak aneh, tapi ada benarnya juga. Memang benar kan teroris bagian dari kita, sama seperti kita, manusia yang masih bernapas, masih suka ngupil, masih ngigau, dan yang pasti sama-sama diciptakan Tuhan. Buktinya banyak warga Indonesia yang gabung dengan ISIS.
So what? Kenapa harus baperan? Buktinya sampe sekarang teroris belum bisa masuk ke Indonesia kan? Ngapain mencemaskan yang belum terjadi? Justru yang perlu kita cermati adalah maksud dibalik guyonan ini. Pakde Joko sepertinya sengaja guyon tentang teroris biar kita pada mikir, jadi jangan baper lalu jadi hatters dadakan. Sebab guyon teroris itu tersirat tujuan lain.
Guyon teroris hanya sebagai bumbu untuk membuat wacana bebas visa laku keras di bursa politik. Terutama mengenai kemungkinan investasi positif dan negatif yang datang dari timur maupun barat. Investasi ini tentu akan mendatangkan dampak yang baik dan juga buruk.
Termasuk risiko dari tujuan pengadaan visa gratis yang bertujuan agar para investor asing masuk ke Indonesia. Sisi positifnya, berpotensi meningkatkan perekonomian dan pembangunan di Indonesia. Tapi sisi buruknya, Neolib, angka kemiskinan dan kejahatan Indonesia pasti akan semakin tumbuh subur.
Semoga aja bangsa ini tak dijual ke pihak asing, terutama Tiongkok yang hingga saat ini memang getol berinvestasi di Indonesia. Terbukti sudah berkali-kali Warga negara Tiongkok tertangkap masuk ke Indonesia tanpa identitas yang lengkap, maksudnya apa coba?
Yahh, Ini hanya sekedar timbang- menimbang dan antisipasi di masa depan. Sekarang tergantung dari kebijakan dan keputusan pakde Joko aja. Kita yang cuma modal sandal jepit dan kaos oblong, bisa apa? (K-32)