HomeNalar PolitikNasib Golkar di Bekasi

Nasib Golkar di Bekasi

Pilkada DKI ternyata mempengaruhi koalisi parpol Golkar dan PKS, kabarnya keduanya akan pecah kongsi di pemilihan calon walikota Bekasi 2018.


PinterPolitik.com

[dropcap size=big]W[/dropcap]alau tidak banyak sorotan, namun sebenarnya peta politik pada pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kota Bekasi yang akan berlangsung 2018, diperkirakan akan ramai. Beberapa partai politik (parpol), seperti Golkar, PKS, dan PDI Perjuangan, bahkan sudah menetapkan calonnya masing-masing.

Walau pada periode sebelumnya, Golkar dan PKS bergandengan mesra melalui Rahmat Effendi dan Ahmad Syaikhu. Namun kemenangan koalisi partainya dengan Gerindra di Pilkada DKI Jakarta, membuat strategi koalisi di Kota Bekasi pun ikut berubah. Menurut seorang sumber, perubahan angin politik ini merupakan peringatan bagi kader Golkar, Rahmat Effendi, sebagai petahana di Pilkada Kota Bekasi mendatang.

“Tentunya, kami sangat mempertimbangkan hal itu. Potensi pecah kongsi cukup besar,” katanya. Dengan perubahan sikap PKS yang memilih pecah kongsi dan mengusung sendiri Ahmad Syaikhu sebagai calon walikota (cawalkot), Rahmat tidak boleh terlalu yakin dengan kekuatannya sebagai petahana.

“Peringatannya adalah tidak boleh terlalu percaya diri menghadapi pemilihan. Jangan karena petahana lalu merasa dengan mudah dapat memenangkan pertarungan ini. Jangan menganggap remeh lawan. Kami akan bekerja keras. Sebab, dia kader utama kami,” kata sumber yang merupakan salah satu elite Partai Golkar ini, di Jakarta, Minggu (14/5).

Sementara itu, Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PKS Jabar ternyata juga telah mengusulkan nama Syaikhu untuk diusung sebagai calon gubernur Jawa Barat (Jabar), di samping Netty Heryawan. “Nanti DPP akan membawa ke rapat DPTP untuk dikaji dan ditimbang plus minus dari masing-masing calon. Setelah itu diambil keputusan salah satunya,” kata Presiden PKS Sohibul Iman, Senin (15/5).

Baca juga :  Kejatuhan Golkar di Era Bahlil?

Apabila Syaikhu gagal maju sebagai cagub maupun cawagub Jabar nantinya, kemungkinan besar Rahmat masih dapat memenangkan pertarungan, walaupun figur Syaikhu sendiri tak bisa dipandang enteng dari segi popularitas maupun elektabilitasnya. Sehingga Ketua DPP Setya Novanto sendiri telah memastikan kalau Rahmat pasti akan maju sebagai calon di Kota Bekasi.

Jadi PDI-Perjuangan yang saat ini dipastikan akan menjadi lawan tangguh Golkar, apalagi posisinya di legislatif cukup dominan. Partai dengan jumlah kursi 12 ini tak memerlukan partai lain untuk mengajukan calon. Walau masih taraf perkiraan, namun kabar yang santer terdengar partai ini memilih mantan walikota Bekasi terdahulu, Mochtar Mohamad yang akan maju sebagai penantang.

“Ini akan menjadi pertarungan berat bagi kami. Jika salah menentukan tim pemenangan atau memilih wakil, maka jangan berharap menang. Mochtar, kan dari Banteng (PDI Perjuangan),” kata sumber dari Golkar tersebut. Pasalnya, nama mantan walikota ini dianggap masih kuat. Bahkan, sebulan terakhir, spanduk pencalonannya sudah membasahi Kota Bekasi. Meski, jika jadi benar akan maju, cap sebagai mantan pesakitan kasus korupsi diperkirakan akan menjadi hambatan terbesar.

Meskipun, Ketua KPU Kota Bekasi, Ucu Asmara Sandi menyatakan kalau tahapan awal pilkada Kota Bekasi akan dimulai September 2017, dengan merekrut penyelenggara Pemilu. Pelaksanaan pemilihan sendiri bakal digelar serentak bersamaan Pilgub Jawa Barat pada Juli 2018.

“September sampai Desember kita baru mulai rekruitmen penyelenggara pemilu, mulai dari Panitia Pemungutan Kecamatan (PPK) sampai Panitia Pemungutan Suara (PPS). Kota Bekasi sendiri total ada 3030 Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang terbagi dalam 12 Kecamatan,” ucap Ucu belum lama ini.

Baca juga :  Prabowo & Hybrid Meritocracy Letnan-Mayor

(SP/Berbagai sumber/R24)

spot_imgspot_img

#Trending Article

Segitiga Besi Megawati

Relasi Prabowo Subianto dan Megawati Soekarnoputri kini memasuki babak baru menyusul wacana pertemuan dua tokoh tersebut.

Prabowo & Hybrid Meritocracy Letnan-Mayor

Promosi Letjen TNI Kunto Arief Wibowo sebagai Pangkogabwilhan I di rotasi perdana jenderal angkatan bersenjata era Presiden Prabowo Subianto kiranya mengindikasikan pendekatan baru dalam relasi kekuasaan dan militer serta dinamika yang mengiringinya, termasuk aspek politik. Mengapa demikian?

The Real Influence of Didit Hediprasetyo?

Putra Presiden Prabowo Subianto, Didit Hediprasetyo, memiliki influence tersendiri dalam dinamika politik. Mengapa Didit bisa memiliki peran penting?

Keok Pilkada, PKS Harus Waspada? 

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menjadi salah satu partai yang paling tidak diuntungkan usai Pemilu 2024 dan Pilkada 2024. Mungkinkah hal ini jadi bahaya bagi PKS dalam waktu mendatang?

Prabowo and The Nation of Conglomerates

Dengarkan artikel ini: Sugianto Kusuma atau Aguan kini jadi salah satu sosok konglomerat yang disorot, utamanya pasca Menteri Tata Ruang dan Agraria Nusron Wahid mengungkapkan...

Megawati and The Queen’s Gambit

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mungkin akan dielu-elukan karena dinilai brilian dengan menunjuk Pramono Anung sebagai calon gubernur dibandingkan opsi Ahok atau Anies Baswedan, sekaligus mengalahkan endorse Joko Widodo di Jakarta. Namun, probabilitas deal tertentu di belakangnya turut mengemuka sehingga Megawati dan PDIP bisa menang mudah. Benarkah demikian?

Gibran Wants to Break Free?

Di tengah dinamika politik pasca-Pilkada 2024, seorang wapres disebut ingin punya “kebebasan”. Mengapa Gibran Rakabuming wants to break free?

Ada Operasi Intelijen Kekacauan Korea Selatan? 

Polemik politik Korea Selatan (Korsel) yang menyeret Presiden Yoon Suk Yeol jadi perhatian dunia. Mungkinkah ada peran operasi intelijen dalam kekacauan kemarin? 

More Stories

Informasi Bias, Pilpres Membosankan

Jelang kampanye, pernyataan-pernyataan yang dilontarkan oposisi cenderung kurang bervarisi. Benarkah oposisi kekurangan bahan serangan? PinterPolitik.com Jelang dimulainya masa kampanye Pemilihan Presiden 2019 yang akan dimulai tanggal...

Galang Avengers, Jokowi Lawan Thanos

Di pertemuan World Economic Forum, Jokowi mengibaratkan krisis global layaknya serangan Thanos di film Avengers: Infinity Wars. Mampukah ASEAN menjadi Avengers? PinterPolitik.com Pidato Presiden Joko Widodo...

Jokowi Rebut Millenial Influencer

Besarnya jumlah pemilih millenial di Pilpres 2019, diantisipasi Jokowi tak hanya melalui citra pemimpin muda, tapi juga pendekatan ke tokoh-tokoh muda berpengaruh. PinterPolitik.com Lawatan Presiden Joko...