Indonesia lagi gempar. Bukan karena masalah tsunami atau gempa bumi, tapi gara-gara monster yang mengancam anak-anak di bawah umur. Monster itu bernama PCC. PCC opo iki?
PinterPolitik.com
[dropcap size=big]P[/dropcap]aracetamol Cafein Carisoprodol (PCC) adalah sejenis obat yang menjelma menjadi monster pemangsa anak-anak di Kendari, Sulawesi Tenggara. Awalnya, obat itu digunakan untuk menghilangkan rasa sakit dan melemaskan otot, namun karena memiliki efek penenang, PCC jadi banyak disalahgunakan. PCC digunakan untuk obat kuat, meningkatkan kepercayaan diri dan ngefly, namun jika digunakan dalam jangka panjang dan terus menerus, dapat menimbulkan gangguan pada otak dan syaraf.
Apa Itu Pil PCC Atau Mumbul Yang Bikin 47 Orang di Kendari Seolah Tak Waras! https://t.co/4KdVWYbBSz pic.twitter.com/mz10WBAVNw
— KapanLagi (@KapanLagicom) September 15, 2017
Kasian amat ya, kemungkinan besar para korban keganasan PCC ini punya masalah dengan kepercayaan diri. Mungkin terpengaruh dengan sugesti kalau minum PCC akan menambah kecantikan atau kegantengan. Tapi hasilnya justru apa? Jadi gila, bahkan sampai ada yang lari-lari ke laut lalu berenang gaya batu di sana, alias tenggelam dan mati.
Kalau sudah ada korban jiwa seperti ini, apakah hanya akan dianggap memang sudah ajalnya atau kehendak Tuhan semata? Wah, nggak bisa begitu bro. Terus mau mempersalahkan siapa? Orangtua? Para pengedar? Pemerintah? Kementerian Kesehatan? BPOM? BNN?
Kalau menyalahkan orangtua, bisa saja. Misalnya akibat orangtua yang kurang memperhatikan si anak, membiarkan anak bergaul tanpa pengawasan hingga terperangkap oleh monster PCC. Para pengedar juga bisa disalahkan. Kenapa beraninya sama anak kecil? Kalau berani, hayo tak ajak gelut. Upss, salah!!! Ini negara hukum nggak boleh pake kekerasan, harus main cantik, pakai otak bukan otot. Serahkan saja mereka ke tangan pihak berwajib. Lalu kepada siapa aku harus mengadukan teror monster PCC ini?
Yaah yang pasti kalau bicara obat, berarti ada kaitannya dengan Kementerian Kesehatan, BPOM, dan BNN. Kesalahan ini karena kurang koordinasi dari ketiga lembaga tersebut. Katanya peredaran PCC sudah ditarik dari peredaran sejak tahun 2013, tapi kok masih aja ada sampai sekarang? Ini bukti kalau mereka LALAI, titik. Habis perkara.
Makanya pasang tarif pengobatan di rumah sakit jangan mahal-mahal, kasian wong cilik. Bisa apa mereka, palingan mencari obat ilegal yang harganya murah. Jangan kayak Rumah Sakit Medistra Kalideres yang tak kasihan dengan nasib adik Debora. Ia belum sempat besar untuk melihat kebobrokan negara ini malah keburu dipanggil pulang dan kasian juga sobat-sobat kecilku di Kendari yang harus jadi korban monster PCC.
Ayo kaum muda, say not to drugs! Jauhi alkohol, dekati kuah asam (sop ikan yang dimasak dengan tiga bumbu saja, yaitu garam, air, serta asam tapi sungguh gurih dan nikmat). Anak pantai pasti paham. Sekian dulu ya guys, metrominiku sudah datang. Waktunya berangkat kerja…. (dari berbagai sumber/ K-32)