HomeNalar PolitikMeraba Politik Luar Negeri Prabowo Subianto 

Meraba Politik Luar Negeri Prabowo Subianto 

Dengarkan artikel berikut

Prabowo Subianto hampir dipastikan akan menjadi Presiden Indonesia 2024-2029. Kira-kira akan seperti apa gaya politik luar negerinya? 


PinterPolitik.com 

Prabowo Subianto hampir dipastikan akan menjadi Presiden Indonesia 2024-2029. Kendati belum dilantik sebagai presiden, banyak orang yang sudah mencoba memprediksi akan seperti apa gaya politik luar negeri Indonesia di bawah kepemimpinan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Danjen Kopassus) tersebut. 

“Tujuan utama nasional adalah melindungi segenap bangsa Indonesia,” ucap Prabowo saat menyampaikan pembuka ketika pergelaran Debat ke-3 Pemilihan Presiden 2024 (Pilpres 2024) silam. 

“Kekuatan nasional itu harus ada kekuatan militer. Tanpa kekuatan militer, sejarah peradaban manusia mengajarkan bahwa bangsa itu akan dilindas,” lanjut Prabowo. 

Kalimat-kalimat di atas mungkin mampu menjadi “trailer” dari pandangan umum orang-orang tentang pandangan politik luar negeri Prabowo. Karena latar belakangnya sebagai komandan militer, ditambah pernyataan-pernyataannya yang tidak jarang bersifat nasionalistik dan realis, banyak yang memprediksi bahwa gaya diplomasi Indonesia di bawah kepemimpinan Prabowo akan jauh lebih aktif dari masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi). 

Kalau di era Jokowi politik luar negeri Indonesia begitu difokuskan kepada hubungan ekonomi dan perdagangan melalui multilateralisme, di era Prabowo nanti banyak yang memprediksi Indonesia justru akan lebih aktif merespons isu-isu geopolitik global. Kalau mengutip perkataan Indonesianis Ben Bland, Prabowo akan lebih antusias dalam menjadikan Indonesia sebagai negara yang relevan dalam persoalan politik internasional. 

Namun, tentu prediksi-prediksi ini hanya prediksi abstrak sementara yang belum bisa secara rinci menggambarkan tentang gaya diplomasi Indonesia di bawah kepemimpinan Prabowo.  

Lantas, bagaimana sesungguhnya politik luar negeri Indonesia nanti setelah Prabowo resmi menjadi presiden? 

image 9

Prabowo dan Diplomat Maverick

Dalam mengkaji gaya diplomasi dan politik luar negeri sebuah negara, idiosinkrasi kerap menjadi faktor yang sangat penting untuk memprediksi akan seperti apa sebuah negara dalam merespons isu-isu internasional di sekitarnya.  

Baca juga :  Elon Musk, “Fahri Hamzah”-nya Trump?

Untuk yang belum familiar, idiosinkrasi adalah sebuah pola politik di mana kebijakan-kebijakan yang dibuat sebuah negara begitu ditentukan oleh pandangan atau sifat pribadi pemimpinnya. 

Untuk mengetahui idiosinkrasi Indonesia di bawah kepemimpinan Prabowo, kita terlebih dahulu perlu mengidentifikasi kira-kira tipe diplomat seperti apa seorang Prabowo Subianto. Dalam tulisannya Diplomatic Leadership in Times of International Crisis, Cornelius Bjola menyebutkan bahwa terdapat tiga jenis diplomat, yaitu diplomat maverick, diplomat kongregator, dan diplomat pragmatis. 

Diplomat maverick adalah pemimpin yang memiliki ambisi yang besar dan selalu memiliki tujuan untuk meningkatkan citra negaranya. Diplomat kongregator adalah mereka yang berusaha untuk membangun konsensus dan meredakan perbedaan. Sedangkan diplomat pragmatis adalah mereka yang fokus pada hubungan saling menguntungkan. 

Sebagaimana dibahas dalam artikel PinterPolitik dengan judul “Prabowo Adalah ‘Maverick’ Sesungguhnya?“, Prabowo tampaknya dapat dikategorikan sebagai diplomat maverick. Hal ini disebabkan oleh kecenderungannya untuk selalu menyuarakan ambisi mengenai kebesaran Indonesia dalam berbagai pidato. Diplomat maverick seperti ini dianggap lebih berani dalam mengambil langkah-langkah politik internasional untuk memperkuat posisi negaranya. 

Namun, persis seperti yang diungkapkan Joseph Rachman dalam tulisannya What Prabowo’s Victory Means For Indonesian Foreign Policy, sifat “membara” Prabowo dalam politik internasional ini juga akan membuatnya sebagai pemimpin yang akan sulit ditebak.  

Bagi dunia politik internasional, kemungkinan Prabowo sebagai presiden yang gerakan diplomatisnya sulit ditebak mungkin akan membuat banyak negara nantinya akan lebih aktif dan responsif terhadap Indonesia. Karena bagaimanapun juga Indonesia adalah sebuah “negara pasar” yang sangat menarik bagi banyak negara lain dan mereka kemungkinan akan perlu lakukan pendekatan-pendekatan yang berbeda dari era Jokowi demi memastikan Indonesia tetap menjadi negara pasarnya. 

Namun, hal-hal ini lantas memantik sebuah pertanyaan lanjutan, yakni, bagaimana kira-kira dampak gaya maverick diplomat Prabowo akan berdampak kepada prospek Indonesia sebagai bagian dari masyarakat internasional itu sendiri? 

Baca juga :  Siapa Bisa Sinkronisasi Prabowo-Gibran?
image 10

Prabowo Akan Hindari Multilateralisme? 

Menariknya, seorang diplomat yang memiliki sifat maverick seperti Prabowo akan cenderung melihat organisasi dan forum internasional sebagai sesuatu yang bisa menghambat progres diplomasi, karena ketika suatu keputusan internasional dibahas secara multilateralisme, ada kemungkinan besar keputusan tersebut akan melalui proses yang begitu lama dan melelahkan karena membutuhkan konsensus dari negara-negara yang terlibat. 

Melihat potensi Prabowo sebagai diplomat maverick sekaligus sifatnya sebagai seorang politisi yang cenderung lebih percaya kepada pandangan realisme dalam politik internasional, besar kemungkinannya Indonesia di bawah kepemimpinan Prabowo akan lebih mengutamakan bilateralisme ketimbang multilateralisme, karena dengan demikian Prabowo lebih mampu menyelesaikan suatu permasalahan internasional dengan lebih cepat. 

Sebagai akibatnya, ada kemungkinan Indonesia justru tidak akan terlalu aktif dalam pertemuan-pertemuan internasional seperti pertemuan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) atau Perhimpunan Negara Asia Tenggara (ASEAN). Namun, itu bukan berarti Indonesia akan bersifat pasif, sebaliknya, Indonesia di bawah Prabowo mungkin akan lebih banyak bermanuver secara langsung dengan negara yang memikat perhatian Prabowo secara bilateral. 

Dalam aspek tertentu, jika mampu dijalankan secara baik, hal ini dapat membuat citra yang sangat positif bagi Indonesia karena birokrasi multilateralisme tidak akan menjadi penghalang untuk Prabowo agar bisa berbuat lebih banyak terhadap komunitas internasional. Sebagai contoh, Prabowo bisa dengan lebih leluasa memberikan bantuan kepada suatu negara yang dilanda konflik tanpa mengundang cibiran negara-negara lain, misalnya. 

Namun, pada akhirnya tentu ini semua hanya prediksi belaka. Yang jelas, Indonesia di bawah Prabowo hampir bisa dipastikan akan memiliki gaya diplomasi yang sangat berbeda dari era Jokowi dan hal tersebut sangat menarik untuk kita perhatikan. (D74)

spot_imgspot_img

#Trending Article

Rahasia Triumvirat Teddy, AHY, dan Hegseth?

Dengarkan artikel ini: Dibuat dengan menggunakan AI. Terdapat kesamaan administrasi Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump dengan Presiden Prabowo Subianto, yakni mempercayakan posisi strategis kepada sosok...

Betulkah Jokowi Melemah? 

Belakangan mulai muncul pandangan bahwa pengaruh politik Jokowi kian melemah, hal tersebut seringnya diatribusikan dengan perkembangan berita judi online yang kerap dikaitkan dengan Budi Arie, dan kabar penangguhan jabatan doktor Bahlil Lahadalia, dua orang yang memang dulu disebut dekat dengan Jokowi. Tapi, apakah betul Jokowi sudah melemah pengaruhnya? 

Masihkah Prabowo Americans’ Fair-Haired Boy?

Dua negara menjadi tujuan utama Prabowo saat melakukan kunjungan kenegaraan pertamanya pasca dilantik sebagai presiden: Tiongkok dan Amerika Serikat.

Paloh Pensiun NasDem, Anies Penerusnya?

Sinyal “ketidakabadian” Surya Paloh bisa saja terkait dengan regenerasi yang mungkin akan terjadi di Partai NasDem dalam beberapa waktu ke depan. Penerusnya dinilai tetap selaras dengan Surya, meski boleh jadi tak diteruskan oleh sang anak. Serta satu hal lain yang cukup menarik, sosok yang tepat untuk menyeimbangkan relasi dengan kekuasaan dan, plus Joko Widodo (Jokowi).

Prabowo, Kunci Kembalinya Negara Hadir?

Dalam kunjungan kenegaraan Prabowo ke Tiongkok, sejumlah konglomerat besar ikut serta dalam rombongan. Mungkinkah negara kini kembali hadir?

Prabowo dan “Kebangkitan Majapahit”

Narasi kejayaan Nusantara bukan tidak mungkin jadi landasan Prabowo untuk bangun kebanggaan nasional dan perkuat posisi Indonesia di dunia.

Prabowo & Trump: MAGA vs MIGA? 

Sama seperti Donald Trump, Prabowo Subianto kerap diproyeksikan akan terapkan kebijakan-kebijakan proteksionis. Jika benar terjadi, apakah ini akan berdampak baik bagi Indonesia? 

The War of Java: Rambo vs Sambo?

Pertarungan antara Andika Perkasa melawan Ahmad Luthfi di Pilgub Jawa Tengah jadi panggung pertarungan besar para elite nasional.

More Stories

Betulkah Jokowi Melemah? 

Belakangan mulai muncul pandangan bahwa pengaruh politik Jokowi kian melemah, hal tersebut seringnya diatribusikan dengan perkembangan berita judi online yang kerap dikaitkan dengan Budi Arie, dan kabar penangguhan jabatan doktor Bahlil Lahadalia, dua orang yang memang dulu disebut dekat dengan Jokowi. Tapi, apakah betul Jokowi sudah melemah pengaruhnya? 

Prabowo & Trump: MAGA vs MIGA? 

Sama seperti Donald Trump, Prabowo Subianto kerap diproyeksikan akan terapkan kebijakan-kebijakan proteksionis. Jika benar terjadi, apakah ini akan berdampak baik bagi Indonesia? 

Tidak Salah The Economist Dukung Kamala?

Pernyataan dukungan The Economist terhadap calon presiden Amerika Serikat, Kamala Harris, jadi perhatian publik soal perdebatan kenetralan media. Apakah keputusan yang dilakukan The Economist benar-benar salah?