HomeNalar PolitikMenanti Polisi Kunjungi Rizieq

Menanti Polisi Kunjungi Rizieq

Kecil Besar

Rizieq memang di Mekah, namun bukan berarti dia tidak bisa ditemui. Pak Amien Rais sudah bertemu dengannya. Petinggi PKS juga sudah. Bahkan, Zakir Naik yang dari India pun sudah. Sayangnya, pihak kepolisian yang selama ini ‘memburu’ imam besar FPI itu belum.


PinterPolitik.com

Menurut kuasa hukum Rizieq Shihab, Sugito Atmo Pawiro, selama berada di Arab Saudi, kliennya tersebut kerap menerima undangan dan kunjungan berbagai macam tokoh, baik dari Indonesia maupun mancanegara. Bahkan, menurutnya, Rizieq sampai tidak memiliki waktu istirahat lagi akibat menghadiri berbagai macam undangan dan kunjungan tersebut.

“Hampir setiap hari Habib Rizieq tak punya waktu istirahat, banyak undangan dan kunjungan yang datang,” kata Sugito, seperti dilansir dari Tempo, Kamis (15/6).

Tercatat dari petinggi PKS, Amien Rais, sampai ulama kontroversial asal India, Zakir Naik, sempat bertemu Rizieq di Mekah. Dari penelusuran berita yang beredar, dapat diamati pula bahwa begitu mudahnya bertemu Rizieq di Arab Saudi: hanya bermodal umroh di Mekah.

Anehnya, apakah pihak kepolisian yang saat ini sedang memburu Rizieq tidak bisa melakukan hal yang sama?

Menjawab hal ini, pihak kepolisian malah mengaku tidak ambil pusing.

“Kami nggak ada langkah. Dia kan ngobrol sendiri, nggak ada masalah,” kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Raden Prabowo Argo Yuwono di Polda Metro Jaya, Kamis (15/6).

Argo malah menyampaikan bahwa pihak kepolisian belum ada niat untuk mengupayakan penangkapan agar Rizieq bisa dipulangkan ke Indonesia.

“Nggaklah, ngapain. Nunggu balik,” ujar Argo.

Argo enggan menjelaskan alasan penyidik yang tidak melakukan upaya penangkapan terhadap Rizieq. Dia hanya mengatakan polisi lebih memprioritaskan pelengkapan berkas perkara Rizieq setelah ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan pornografi.

Baca juga :  Siasat Ahok "Bongkar" Korupsi Pertamina

“Karena dia (Rizieq) nggak pulang, kami selesaikan dulu berkasnya,” kata Argo.

Bertemu Petinggi PKS

Kabar Rizieq bertemu petinggi PKS diketahui dari foto yang dikirimkan oleh Sugito. Dalam foto tersebut, Rizieq berdiri bersama petinggi PKS di sebuah ruangan. Terlihat Ketua Majelis Syuro PKS, Salim Segaf Al Jufri, Ketua Fraksi PKS, Jazuli Juwaini, dan Sekretaris Fraksi PKS, Sukamta.

“HRS (Habib Rizieq Shihab) dan PKS sepakat jaga NKRI dalam naungan Islam yang rahmatan lil alamin,” ucap Sugito, seperti dilansir dari Tempo, Kamis (15/6).

Terkait foto tersebut, Sukamta menuturkan bahwa pertemuan tersebut tidak direncanakan oleh PKS atau Rizieq. Menurutnya, keduanya bertemu saat rombongan PKS hendak melakukan tawaf wada. “Ya sekalian silaturahim saja. Saling menanyakan kesehatan dan ngobrol komitmen untuk terus menjaga NKRI tercinta ini,” ujarnya.

Sukamta juga menepis pandangan negatif dari masyarakat Indonesia atas pertemuannya tersebut mengingat status Rizieq masih menjadi incaran polisi terkait kasus pornografi.

“Lah, kalau orang ketemu di jalan gimana? Apa ditinggal lari? Ini soal silaturahim antara anak-anak bangsa aja. Bulan Ramadan,” ujarnya.

Menurut Sukamta, dalam pertemuan itu, mereka juga sempat mengajak imam besar FPI itu pulang ke Indonesia. Dia sendiri tak tahu apakah Rizieq mau pulang atau tidak.

“Cuma ngobrol yang ringan-ringan aja,” ungkap Sukamta singkat.

Para Petinggi PKS Berfoto Bersama Rizieq

Bertemu Amien Rais

Selain para petinggi PKS itu, Rizieq juga bertemu Amien Rais di Mekah. Kabarnya, Amien berada di Mekah bersama putranya, Ahmad Hanafi Rais, guna menunaikan umrah.

Menurut Sugito, dalam pertemuan tersebut, keduanya sempat berbicara soal politik di Indonesia dan isu kriminalisasi ulama. “Masalah politik yang semakin kacau, banyak intimidasi ulama dan politisi yang dikriminalisasikan, itu saja,” ujar Sugito, seperti dilansir dari Metro TV News, Kamis (15/6).

Baca juga :  Begitu Sulit Sri Mulyani
Amien Rais, Hanafi Rais, Rizieq Berfoto Bersama

Bertemu Zakir Naik

Selain para petinggi PKS dan Amien Rais, Rizieq juga bertemu Zakir Naik pada Selasa (13/6). “Itu acara takziah di tempat Syekh Khalid Selasa kemarin. Lalu di sana juga bertemu Zakir Naik di Saudi, saya sedang cek dalam rangka apa pertemuan itu,” kata Sugito, seperti dikutip dari detik.com.

Sugito mengatakan bahwa kliennya itu tengah menanyakan kepada Rizieq terkait pertemuan tersebut. Dikabarkan di rumah Syekh Khalid ada orang yang meninggal, sehingga Sugito juga tengah mencari tahu mengenai siapa yang meninggal tersebut.

Sugito juga menjelaskan, Syekh Khalid Al Hamudi yang rumahnya didatangi Rizieq dan Zakir Naik adalah ulama besar Arab Saudi, yang sering membawa dan memperkenalkan tokoh atau ulama Indonesia ke Imam Masjidil Haram.

Rizieq dan Zakir Naik Terlihat Duduk Bersebelahan

Kapan Bertemu Polisi?

Sebelumnya, Rizieq ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan percakapan mesum dengan Firza Husein. Ia disangka melanggar Pasal 4 ayat 1 dan atau Pasal 6 dan atau Pasal 9 Undang-Undang tentang Pornografi.

Kepolisian Republik Indonesia juga telah menetapkan Rizieq sebagai buron. Belakangan polisi juga mengajukan red notice kepada interpol untuk memaksa Rizieq kembali ke Indonesia. Namun pengajuan penerbitan red notice itu dikembalikan karena perkara Rizieq tidak masuk dalam kategori red notice.

Jadi, kapan kira-kira polisi akan mengunjungi Rizieq?

spot_imgspot_img

#Trending Article

Prabowo Lost in Translation

Komunikasi pemerintahan Prabowo dinilai kacau dan amburadul. Baik Prabowo maupun para pembantunya dianggap tak cermat dalam melemparkan tanggapan dan jawaban atas isu tertentu kepada publik, sehingga gampang dipelintir dan dijadikan bahan kritik.

2029 Anies Fade Away atau Menyala?

Ekspektasi terhadap Anies Baswedan tampak masih eksis, terlebih dalam konteks respons, telaah, dan positioning kebijakan pemerintah. Respons dan manuver Anies pun bukan tidak mungkin menjadi kepingan yang akan membentuk skenario menuju pencalonannya di Pilpres 2029.

The Pig Head in Tempo

Teror kepala babi dan bangkai tikus jadi bentuk ancaman kepada kerja-kerja jurnalisme. Sebagai pilar ke-4 demokrasi, sudah selayaknya jurnalisme beroperasi dalam kondisi yang bebas dari tekanan.

PDIP Terpaksa “Tunduk” Kepada Jokowi?

PDIP melalui Puan Maharani dan Joko Widodo (Jokowi) tampak menunjukan relasi yang baik-baik saja setelah bertemu di agenda Ramadan Partai NasDem kemarin (21/3). Intrik elite PDIP seperti Deddy Sitorus, dengan Jokowi sebelumnya seolah seperti drama semata saat berkaca pada manuver PDIP yang diharapkan menjadi penyeimbang pemerintah tetapi justru bersikap sebaliknya. Lalu, kemana sebenarnya arah politik PDIP? Apakah akhirnya secara tak langsung PDIP akan “tunduk” kepada Jokowi?

The Irreplaceable Luhut B. Pandjaitan? 

Di era kepresidenan Joko Widodo (Jokowi), Luhut Binsar Pandjaitan terlihat jadi orang yang diandalkan untuk jadi komunikator setiap kali ada isu genting. Mungkinkah Presiden Prabowo Subianto juga memerlukan sosok seperti Luhut? 

The Danger Lies in Sri Mulyani?

IHSG anjlok. Sementara APBN defisit hingga Rp31 triliun di awal tahun.

Deddy Corbuzier: the Villain?

Stafsus Kemhan Deddy Corbuzier kembali tuai kontroversi dengan video soal polemik revisi UU TNI. Pertanyaannya kemudian: mengapa Deddy?

Sejauh Mana “Kesucian” Ahok?

Pasca spill memiliki catatan bobrok Pertamina dan dipanggil Kejaksaan Agung untuk bersaksi, “kesucian” Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok seolah diuji. Utamanya, terkait pertaruhan apakah dirinya justru seharusnya bertanggung jawab atas skandal dan kasus rasuah perusahaan plat merah tempat di mana dirinya menjadi Komisasis Utama dahulu.

More Stories

Simpang Siur Suara Yusril

Heboh, kata Yusril, Jokowi sudah bisa digulingkan dari jabatan presidennya karena besarnya utang negara sudah melebihi batas yang ditentukan. Usut punya usut, pernyataan tersebut...

Elit Politik Di Balik Partai Syariah 212

Bermodal ikon '212', Partai Syariah 212 melaju ke gelanggang politik Indonesia. Apakah pembentukan partai ini murni ditujukan untuk menegakan Indonesia bersyariah ataukah hanya sekedar...

Blokir Medsos, Kunci Tangani Terorisme?

Kebijakan pemerintah memblokir Telegram menuai pujian dan kecaman. Beberapa pihak menilai, hal tersebut merupakan bentuk ketegasan pemerintah terhadap mereka yang turut memudahkan jaringan terorisme...