HomeNalar PolitikMeikarta Lebih Hebat Dari Rini?

Meikarta Lebih Hebat Dari Rini?

Kecil Besar

Anggota DPR dan Menteri BUMN bingung dengan iklan Meikarta Grup yang mengatakan kalau kawasannya terhubung dengan LRT. Meikarta lebih hebat dari Menteri Rini?


PinterPolitik.com

[dropcap size=big]S[/dropcap]uasana Rapat Kerja antara Kementerian Badan Usaha Milik Negera (BUMN) dengan Badan Anggaran (Banggar) di Gedung DPR, Senin (25/9) lalu, sempat mengalami ketegangan saat Iskandar Dzulkarnain Syaichu melontarkan tudingan kalau pembangunan Light Rail Transit (LRT) Jakarta Bogor Depok Bekasi (Jabodebek) untuk mendukung proyek swasta.

Kecurigaan anggota Banggar dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu terkait iklan Meikarta Grup di Cikarang, Bekasi Timur, yang menyatakan kalau kawasan Mega City Meikarta akan terhubungkan dengan LRT. “Jangan sampai  dimanfaatkan swasta, pembangunan LRT ini pakai uang negara!” begitu katanya, berapi-api. (Baca juga: Deddy Terjegal Meikarta?)

Tuduhan ini tentu membuat Sekretaris Menteri (Sesmen) Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Imam Apriyanto Putro, kebingungan. Sebagai pengganti atasannya yang masih diboikot DPR ramai-ramai, ia mengaku tidak tahu apakah iklan itu ada kaitannya dengan LRT Jabodebek atau Meikarta nantinya akan membangun LRT sendiri. “Yang pasti LRT Jabodebek dan Kereta Cepat Jakarta-Bandung tidak melewati kawasan tersebut,” jawab Imam, entah dengan percaya diri atau ragu-ragu. (Baca juga: Boikot Rini, Sampai Kapan?)

Usai rapat, Imam pun mengadu pada atasannya, Rini Soemarno. Diceritakan begitu, Menteri Rini ternyata ikutan bingung dan heran, kok bisa-bisanya Meikarta menghubungkan proyeknya dengan LRT Jabodebek. Mungkin akan lebih heran lagi, kalau ternyata Meikarta akan bangun LRT sendiri. “Lha, wong negaranya aja belum punya. Baru mau bikin aja, ribetnya minta ampun,” mungkin itu yang ada dipikirannya.

Baca juga :  Mitos “Hantu Dwifungsi”, Apa yang Ditakutkan?

Tapi sepertinya sih, Menteri Rini enggak akan sebingung ilustrasi di atas itu. Dia pasti udah biasa dituding dan dicurigain sama anggota DPR. Malah, ia mungkin akan mengerti seberapa tinggi ilmu marketing anggota DPR itu. Dari LRT kok larinya ke marketing? Ya iyalah, Meikarta kan lagi ngiming-ngimingin orang supaya beli properti di kawasan itu. LRT pasti akan jadi daya tarik marketing yang bagus buat mereka.

Kalau istilah anak gunungnya, kita lagi nyemangatin para pemula supaya mau terus berjalan sampai puncak. “Tuh, lihat, puncaknya udah kelihatan. Udah dekat.” Tapi jangan sekali-kali bilang begitu sama anak gunung ‘beneran’, bisa-bisa kepalamu ditempeleng ramai-ramai. Kenapa? Kalau puncaknya bisa kita lihat, itu artinya masih jauuuuh! Kalau sudah dekat, tentu enggak bakal kelihatan lagi. Wong, kita lagi menapakinya.

Begitu juga dalam konsep marketing, biar orang-orang mau beli, ya bilang aja dekat stasiun LRT Jabodebek atau Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Padahal kenyataannya, bisa aja untuk mencapai ke stasiun itu kita harus menempuh jarak berkilo-kilo meter lebih dulu. Tapi kan Meikarta Grup enggak mungkin bilang begitu, siapa yang mau beli nantinya? Dari narasi ini, udah enggak ikutan bingung juga kan? Jadi, lebih hebat mana, Meikarta Grup atau Menteri Rini? Pastinya sih bukan anggota DPR itu. (R24)

 

 

 

 

 

 

Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutna
spot_imgspot_img

#Trending Article

Prabowo Lost in Translation

Komunikasi pemerintahan Prabowo dinilai kacau dan amburadul. Baik Prabowo maupun para pembantunya dianggap tak cermat dalam melemparkan tanggapan dan jawaban atas isu tertentu kepada publik, sehingga gampang dipelintir dan dijadikan bahan kritik.

2029 Anies Fade Away atau Menyala?

Ekspektasi terhadap Anies Baswedan tampak masih eksis, terlebih dalam konteks respons, telaah, dan positioning kebijakan pemerintah. Respons dan manuver Anies pun bukan tidak mungkin menjadi kepingan yang akan membentuk skenario menuju pencalonannya di Pilpres 2029.

The Pig Head in Tempo

Teror kepala babi dan bangkai tikus jadi bentuk ancaman kepada kerja-kerja jurnalisme. Sebagai pilar ke-4 demokrasi, sudah selayaknya jurnalisme beroperasi dalam kondisi yang bebas dari tekanan.

PDIP Terpaksa “Tunduk” Kepada Jokowi?

PDIP melalui Puan Maharani dan Joko Widodo (Jokowi) tampak menunjukan relasi yang baik-baik saja setelah bertemu di agenda Ramadan Partai NasDem kemarin (21/3). Intrik elite PDIP seperti Deddy Sitorus, dengan Jokowi sebelumnya seolah seperti drama semata saat berkaca pada manuver PDIP yang diharapkan menjadi penyeimbang pemerintah tetapi justru bersikap sebaliknya. Lalu, kemana sebenarnya arah politik PDIP? Apakah akhirnya secara tak langsung PDIP akan “tunduk” kepada Jokowi?

The Irreplaceable Luhut B. Pandjaitan? 

Di era kepresidenan Joko Widodo (Jokowi), Luhut Binsar Pandjaitan terlihat jadi orang yang diandalkan untuk jadi komunikator setiap kali ada isu genting. Mungkinkah Presiden Prabowo Subianto juga memerlukan sosok seperti Luhut? 

The Danger Lies in Sri Mulyani?

IHSG anjlok. Sementara APBN defisit hingga Rp31 triliun di awal tahun.

Deddy Corbuzier: the Villain?

Stafsus Kemhan Deddy Corbuzier kembali tuai kontroversi dengan video soal polemik revisi UU TNI. Pertanyaannya kemudian: mengapa Deddy?

Sejauh Mana “Kesucian” Ahok?

Pasca spill memiliki catatan bobrok Pertamina dan dipanggil Kejaksaan Agung untuk bersaksi, “kesucian” Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok seolah diuji. Utamanya, terkait pertaruhan apakah dirinya justru seharusnya bertanggung jawab atas skandal dan kasus rasuah perusahaan plat merah tempat di mana dirinya menjadi Komisasis Utama dahulu.

More Stories

Informasi Bias, Pilpres Membosankan

Jelang kampanye, pernyataan-pernyataan yang dilontarkan oposisi cenderung kurang bervarisi. Benarkah oposisi kekurangan bahan serangan? PinterPolitik.com Jelang dimulainya masa kampanye Pemilihan Presiden 2019 yang akan dimulai tanggal...

Galang Avengers, Jokowi Lawan Thanos

Di pertemuan World Economic Forum, Jokowi mengibaratkan krisis global layaknya serangan Thanos di film Avengers: Infinity Wars. Mampukah ASEAN menjadi Avengers? PinterPolitik.com Pidato Presiden Joko Widodo...

Jokowi Rebut Millenial Influencer

Besarnya jumlah pemilih millenial di Pilpres 2019, diantisipasi Jokowi tak hanya melalui citra pemimpin muda, tapi juga pendekatan ke tokoh-tokoh muda berpengaruh. PinterPolitik.com Lawatan Presiden Joko...