Mengejutkan, Megawati Soekarnoputri mengumumkan Ganjar Pranowo sebagai capres PDIP. Apakah ini cara Megawati mengunci Prabowo Subianto untuk menjadi cawapres?
PinterPolitik.com
“It’s like a game of chess,” Patrick Burns
Berbagai pihak menaruh perhatian khusus terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Puan Maharani terkait pengumuman mengejutkan Megawati Soekarnoputri soal pencapresan Ganjar Pranowo. Untuk Puan, tentu saja ini soal kekalahannya karena tidak dipilih sebagai capres PDIP.
Sementara Jokowi, banyak pihak menilainya tengah adu pengaruh dengan Megawati karena telah lama dilihat mendorong Ganjar. Ihwal ini telah dijabarkan dalam artikel PinterPolitik yang berjudul Megawati Menang Catur Lawan Jokowi?.
Namun, jika melihatnya lebih holistik dan kronologis, manuver Megawati yang tiba-tiba mengumumkan Ganjar kemungkinan besar menyasar Prabowo Subianto. Alasan utamanya adalah Koalisi Besar.
Banyak pihak menilai Koalisi Besar bertujuan untuk menjepit PDIP yang sebelum pengumuman Ganjar, disebut terlalu jumawa karena dapat mengusung capres tanpa koalisi. Megawati bahkan turun gunung langsung mengomentari anggapan itu.
“Ada orang mengatakan Ibu Mega sombong banget ya, karena ada juga yang mengatakan ‘ada sebuah partai sombong sekali’,” ungkap Megawati pada 21 Juni 2022.
Terlepas dari siapa yang menginisiasi Koalisi Besar, jika itu terbentuk PDIP akan menerima kerugian besar. Pertama, capres Koalisi Besar dipercaya mengerucut ke Prabowo. Kedua, Partai Golkar mewanti-wanti PDIP untuk tidak meminta capres sebagai syarat bergabung dengan Koalisi Besar.
Artinya apa? Hadirnya Koalisi Besar membuat PDIP berada di posisi untuk mengusung cawapres, dimana itu sulit diterima oleh Megawati. Pasalnya, jika menolak bergabung dengan Koalisi Besar, tidak mungkin PDIP bergabung dengan Koalisi Perubahan yang mengusung Anies Baswedan.
Meskipun PDIP bisa mengusung capres tanpa harus berkoalisi, partai banteng tidak mungkin bertarung sendirian. PDIP sangat paham betapa besarnya ongkos pilpres. Ini bukan hanya soal biaya kampanye atau logistik, melainkan juga SDM tim pemenangan.
Oleh karenanya, sebelum Koalisi Besar benar-benar terbentuk dan mendeklarasikan capres, Megawati bergerak cepat, strategis, dan mengejutkan dengan mengumumkan Ganjar sebagai capres PDIP. Seperti penuturan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, pengumuman itu memang dimaksudkan untuk memberikan kejutan.
“Memang kami diperintah bahkan diambil sumpah sama Bu Mega agar rencana tersebut tidak bocor karena memang dalam desain komunikasi itu ada element of surprise,” ungkap Hasto pada 24 April 2023.
Langkah Catur Megawati
Dampak domino politik akibat pencapresan Ganjar telah diprediksi oleh peneliti Pusat Kajian Politik, Aisah Putri Budiatri. Menurutnya, pencapresan Ganjar akan mengubah peta politik dan membuat PDIP menjadi magnet politik bagi partai politik lain.
“Jika PDIP mengumumkan capresnya sebelum Koalisi Besar ini benar-benar terbentuk, PDIP akan menjadi game changer dalam proses lobi-lobi politik antarpartai,” ungkap Aisah pada 19 April 2023.
Dan terbukti, berbagai parpol telah mengumumkan dukungannya terhadap Ganjar sebagai capres. Pada 22 April, Partai Hanura secara resmi mendukung Ganjar. Kemudian pada 26 April, PPP juga telah mengumumkan dukungan terhadap Ganjar. Dalam waktu dekat, PAN juga disebut akan memberikan dukungan serupa.
Hasto Kristiyanto juga mengatakan bahwa partai lain akan mengikuti PDIP untuk mendeklarasikan Ganjar. “Minggu-minggu ini akan muncul deklarasi dari parpol lain yang mendukung capres dari PDIP, Bapak Ganjar,” ungkap Hasto pada 24 April 2023.
Singkatnya, langkah Megawati dalam memberi kejutan dengan mengumumkan Ganjar sebagai capres adalah langkah catur politik yang luar biasa. Sebuah pembuktian atas dalam dan luasnya pengalaman.
Hugh Patterson dalam tulisannya The Politics of Chess, menyebutkan bahwa untuk menghindari kekalahan, baik dalam catur ataupun politik, kita harus menghindari serangan yang prematur dan menyiapkan berbagai strategi untuk menghadapi kumpulan pertempuran kecil.
Menurut Patterson, kemenangan dalam suatu pertempuran pada dasarnya adalah akumulasi dari kemenangan atas pertempuran-pertempuran kecil. Dalam catur, pertempuran kecil ini disebut dengan tactical plays.
Sebelum Megawati di-skakmat oleh Koalisi Besar dan Prabowo, ia memberikan serangan kejutan yang besar. Serangan itu sepertinya membuat kubu Prabowo tengah kebingungan. Setelah sebelumnya kuat wacana Prabowo-Ganjar, kini sangat sulit wacana itu akan terealisasi. Bahkan ada dorongan agar Prabowo yang sebaiknya menjadi cawapres Ganjar.
Seperti penegasan Hasto, keputusan PDIP untuk mendorong Ganjar bersifat final dan tidak akan berubah. “Tidak akan berubah meskipun matahari terbit dari barat,” ungkapnya pada 24 April 2023.
Megawati Sang King Maker
Melihatnya lebih dalam, keputusan mengejutkan Megawati dalam mengumumkan Ganjar, bukan hanya merupakan langkah catur politik, melainkan juga merujuk pada strategi perang.
Salah satu buku perang paling masyhur dalam sejarah, The Art of War yang ditulis Sun Tzu, dengan jelas adalah rujukannya.
Sun Tzu menulis, “Orang yang mau mengalahkan musuh harus mengambil peranan inisiatif dan aktif menyerang (offensive) terlebih dahulu.” Menurut Sun Tzu, pasukan musuh yang tiba lebih dahulu di medan perang memang memiliki keunggulan dalam hal semangat tempur yang tinggi.
Mark R. McNeilly dalam bukunya Sun Tzu and the Art of Modern Warfare, menjelaskan bahwa dalam konteks terkini, maksud Sun Tzu untuk datang ke medan tempur terlebih dahulu tidak harus bermakna harfiah, melainkan bermakna “cipta kondisi”.
Itu adalah strategi untuk mengondisikan musuh sesuai dengan yang kita inginkan. Musuh perlu dikondisikan sedemikian rupa untuk membuatnya sesuai dengan strategi, aturan, dan kemauan kita.
Pengondisian itu harus dilakukan dengan serangan cepat yang membutakan. Serangan yang dilakukan tidak hanya menyasar sumber daya lawan, melainkan juga, yang lebih penting adalah pikiran, proses berpikir, dan kemauan pemimpin musuh.
Penafsiran McNeilly atas Sun Tzu sekiranya adalah yang paling pas dalam menggambarkan strategi Megawati. Alih-alih PDIP menjadi pengikut koalisi lain, khususnya Koalisi Besar, partai banteng ingin menjadi dalang peta politik.
Dengan mengumumkan Ganjar sebagai capres, PDIP mengondisikan partai-partai lain untuk merapat. Terkhusus Prabowo, ini mengubur strategi Gerindra untuk menempatkan PDIP sebagai cawapres. Ini lah langkah catur Megawati dalam mengunci balik Prabowo. (R53)