HomeNalar PolitikManuver Zulkifli Jadi Wapres

Manuver Zulkifli Jadi Wapres

Kasak kusuk mencari posisi terus dilakukan para elite politik, bahkan pemilihan presiden yang masih dua tahun  lagi pun sudah mulai menjadi incaran.


PinterPolitik.com

[dropcap size=big]P[/dropcap]emilihan presiden (Pilpres) 2019 masih lama, namun dua tahun terasa singkat bagi para elite politik dan partai politik dalam mempersiapkan diri menyambut momentum yang ditunggu-tunggu, yaitu perebutan kursi pemimpin Indonesia. Berbagai strategi dan manuver mulai diancang-ancang dari sekarang, salah satu yang sudah mulai bersiap sepertinya Partai Amanat Nasional (PAN).

Berdasarkan informasi yang diperoleh, Ketua Umum (Ketum) PAN Zulkifli Hasan sudah mulai melakukan penjajakan ke Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto. Berdasarkan kabar dari seorang sumber, Zulkifli sudah melamar sebagai calon wakil presiden (cawapres) mendampingi Prabowo pada Pilpres 2019 nanti.

“Zulkifli dan PAN melihat Prabowo semakin naik elektabilitasnya. Prabowo punya potensi untuk mengalahkan Joko Widodo (Jokowi), makanya dia jauh-jauh hari melamar ke Prabowo,” katanya di Jakarta, Rabu (10/5). Harapannya, Prabowo jangan sampai menggandeng Gubernur DKI Jakarta terpilih, Anies Baswedan sebagai wakilnya di Pilpres nanti.

Anies, lanjut sumber tersebut, harus menyelesaikan masa jabatannya sebagai gubernur. Dan kemungkinan besar, Anies memang akan konsisten untuk membangun Jakarta. “Itulah yang terjadi beberapa hari lalu, besan Zulkifli, yaitu Amien Rais sudah wanti-wanti sejak awal agar Wapres Jusuf Kalla (JK) tidak mencalonkan Anies. Amien masih ingat kritik JK terhadap Jokowi lima tahun lalu agar Jokowi tidak mencalonkan diri sebagai presiden karena bisa hancur negara ini,” kata sumber tersebut.

Pernyataan Zulkifli yang membongkar siapa dibalik pencalonan Anies, lanjutnya, juga untuk maksud yang sama. Seperti juga ancaman Amien, Zulkifli menuding JK yang mencalonkan Anies. Sehingga, ia harus bertanggung jawab terhadap keberlangsungan kepemimpinan Anies hingga lima tahun ke depan. Secara tidak langsung, pernyataan ini juga penekanan bagi Anies agar tetap menjabat sebagai gubernur selama lima tahun di Jakarta, sehingga saingannya untuk sebagai calon wakil presiden berkurang satu.

Baca juga :  Bandara Kedua Bali: Prabowo Tepati Janji?

Sementara itu, menurut Direktur Eksekutif Vox Populi Center Pangi Syarwi Chaniago, peluang Prabowo Subianto dan Zulkifli Hasan yang kini masih menjabat sebagai Ketua MPR, untuk maju berpasangan di Pilpres 2019 sangat terbuka lebar. Pasalnya, pada pilpres 2014 lalu, Prabowo juga berpasangan dengan Ketum DPP PAN, Hatta Rajasa.

“Prabowo saya kira masih punya peluang untuk dicalonkan sebagai presiden. Nah untuk pasangannya, tentu masih ingat pada pilpres 2014 lalu, Ketua umum PAN Hatta Rajasa berpasangan dengan Prabowo. Jadi, bukan tidak mungkin akan terulang kembali koalisi PAN dan Gerindra,” ujar Pangi, Jumat (5/5). Berdasarkan pengalaman politik yang ada selama, memperlihatkan bahwa setiap ketua umum berpeluang maju dalam pencapresan.

“Tapi ketua umum seperti Golkar, PDIP dan Nasdem, saya menyakini dan menduga agak kesulitan diajukan sebagai calon presiden untuk Prabowo. Karena dari jauh hari sudah memberi sinyal mendukung Jokowi untuk kembali diusung menjadi capres pada 2019,” lanjutnya lagi. Walau dirinya ikut mendengar isu yang belakangan santer terdengar, mengenai adanya wacana menyandingkan Prabowo-Zulkifli, Pangi mengaku enggan mengomentari. “Saya enggak mau berspekulasi apakah ada hubungannya atau tidak,” sergahnya. Nah, bagaimana spekulasi kalian sendiri? Berikan pendapatmu.

(Berbagai Sumber/R24)

spot_imgspot_img

#Trending Article

Menguji “Otot Politik” Andika Perkasa

Pilgub Jawa Tengah 2024 kiranya bukan bagaimana kelihaian politik Andika Perkasa bekerja di debutnya di kontestasi elektoral, melainkan mengenai sebuah hal yang juga lebih besar dari sekadar pembuktian PDIP untuk mempertahankan kehormatan mereka di kandang sendiri.

Menyoal Kabinet Panoptikon ala Prabowo

Pemerintahan Prabowo disebut memiliki kabinet yang terlalu besar. Namun, Prabowo bisa jadi memiliki kunci kendali yakni konsep "panoptikon".

Tidak Salah The Economist Dukung Kamala?

Pernyataan dukungan The Economist terhadap calon presiden Amerika Serikat, Kamala Harris, jadi perhatian publik soal perdebatan kenetralan media. Apakah keputusan yang dilakukan The Economist benar-benar salah?

Ridwan Kamil dan “Alibaba Way”

Ridwan Kamil usulkan agar setiap mal di Jakarta diwajibkan menampilkan 30 persen produk lokal. Mungkinkah ini gagasan Alibaba Way?

Hype Besar Kabinet Prabowo

Masyarakat menaruh harapan besar pada kabinet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Rahasia Kesaktian Cak Imin-Zulhas?

Dengarkan artikel ini: Audio ini dibuat menggunakan AI. Di tengah kompetisi untuk tetap eksis di blantika politik Indonesia, Zulkifli Hasan dan Muhaimin Iskandar tampak begitu kuat...

Prabowo, the Game-master President?

Di awal kepresidenannya, Prabowo aktif menggembleng Kabinet Merah Putih. Apakah Prabowo kini berperan sebagai the game-master president?

Indonesia First: Doktrin Prabowo ala Mearsheimer? 

Sejumlah pihak berpandangan bahwa Indonesia di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto akan lebih proteksionis. Seberapa besar kemungkinannya kecurigaan itu terjadi? 

More Stories

Informasi Bias, Pilpres Membosankan

Jelang kampanye, pernyataan-pernyataan yang dilontarkan oposisi cenderung kurang bervarisi. Benarkah oposisi kekurangan bahan serangan? PinterPolitik.com Jelang dimulainya masa kampanye Pemilihan Presiden 2019 yang akan dimulai tanggal...

Galang Avengers, Jokowi Lawan Thanos

Di pertemuan World Economic Forum, Jokowi mengibaratkan krisis global layaknya serangan Thanos di film Avengers: Infinity Wars. Mampukah ASEAN menjadi Avengers? PinterPolitik.com Pidato Presiden Joko Widodo...

Jokowi Rebut Millenial Influencer

Besarnya jumlah pemilih millenial di Pilpres 2019, diantisipasi Jokowi tak hanya melalui citra pemimpin muda, tapi juga pendekatan ke tokoh-tokoh muda berpengaruh. PinterPolitik.com Lawatan Presiden Joko...