HomeHeadlineLion Air dan Ais Syafiyah: Master Stroke Cak Imin?

Lion Air dan Ais Syafiyah: Master Stroke Cak Imin?

Kecil Besar

Dengarkan artikel ini:

Audio ini dibuat menggunakan AI.

Rusdi Kirana diumumkan oleh Cak Imin akan kembali mengisi posisi Wakil Ketua Umum PKB. Ini adalah kali keduanya bos Lion Air itu menjabat di kepengurusan parpol yang terafiliasi dengan NU ini. Keberadaan Rusdi jadi salah satu pemandangan menarik terkait strategi Cak Imin memperkuat PKB. Ia juga telah mengumumkan keberadaan jabatan Ketua Harian yang kini dijabat oleh perempuan muda berusia 23 tahun, Ais Syafiyah Asfar.


PinterPolitik.com

Muhaimin Iskandar, yang akrab disapa Cak Imin, adalah salah satu sosok politikus yang sering kali disorot karena kecerdikannya dalam bermanuver. Sebagai ketua umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Cak Imin berhasil membawa partai tersebut dari fase stagnan menuju kekuatan politik yang semakin signifikan di panggung nasional.

Selain berhasil memaksimalkan pencapaian PKB yang terdongkrak suaranya pada Pemilu 2024 karena mengambil keuntungan โ€œefek ekor jasโ€ dari pencalonan dirinya dengan Anies Baswedan sebagai capres dan cawapres, Cak Imin sudah makan asam garam dalam politik nasional. Ia berhasil membalikkan takdir PKB yang pasca perseteruan dengan keluarga Gus Dur sempat diprediksi tak akan lolos ke parlemen pusat di Pemilu 2024.

Semua itu berhasil dibalikkan Cak Imin. Ia bahkan membawa PKB menjadi salah satu dari 5 besar partai terkuat di Indonesia saat ini.

Yang terbaru, dinamika yang terjadi akibat tensi politik yang meninggi dengan kepengurusan PBNU saat ini, seolah tertutupi dengan langkah Cak Imin yang menunjuk 2 sosok penarik perhatian sebagai bagian dari pengurus baru PKB. Nama pertama adalah pengusaha kondang pendiri maskapai Lion Air, Rusdi Kirana, yang kembali menduduki jabatan Wakil Ketua Umum PKB. Jabatan ini sempat diduduki Rusdi di tahun 2014.

Nama kedua yang tidak kalah menarik adalah Ais Syafiyah Asfar, sosok perempuan berusia 23 tahun yang ditunjuk jadi Ketua Harian PKB. Ais adalah lulusan luar negeri yang cukup dikenal di kalangan anak muda, utamanya setelah ia jadi salah satu juru bicara Anies-Imin di Pilpres 2024.

Pertanyaannya adalah akan seperti apa strategi-strategi Cak Imin berdampak pada performa PKB di masa-masa mendatang?

Cak Imin Master Stroke

Menyebut Cak Imin berhasil melakukan master stroke bukanlah isapan jempol. Master stroke itu kerap didefinisikan sebagai langkah yang sangat cerdik dan brilian. Seperti sudah disinggung sebelumnya, salah satu hal yang berhasil dilakukan Cak Imin sejak awal kekuasaannya adalah merapatkan PKB ke NU.

Kita tahu NU adalah entitas yang melahirkan PKB. Namun, pasca konflik Imin dengan keluarga Gus Dur, dukungan dan sokongan yang diberikan tak begitu terasa. Padahal, PKB yang didirikan sebagai perpanjangan politik NU, tentu sangat bergantung pada dukungan para tokoh-tokoh kiai dan ulama NU.

Baca juga :  Kongres, Mengapa Megawati Diam Saja?

Menyadari hal ini, Cak Imin dengan lihai mendekatkan diri kepada NU, khususnya di era kepemimpinan KH Said Aqil Siroj dan KH Maโ€™ruf Amin. Pendekatan ini tidak hanya dilakukan dalam bentuk komunikasi politik, tetapi juga dengan mendukung berbagai program NU secara finansial.

Cak Imin memposisikan PKB sebagai โ€œpartai rakyat NUโ€ yang siap mendukung agenda keumatan, terutama yang diusung oleh para ulama NU. Dengan cara ini, Cak Imin mengamankan โ€œendorsementโ€ dari para kiai, yang tentu memberikan legitimasi besar terhadap PKB di kalangan nahdliyin (warga NU). Keterikatan ini menciptakan efek domino, di mana suara dari komunitas NU akan mengalir ke PKB dalam pemilihan-pemilihan mendatang.

Strategi ini bisa dianalisis melalui konsep legitimasi politik yang dikemukakan oleh Max Weber. Dalam konsep ini, kekuatan politik tidak hanya diukur dari dukungan massa, tetapi juga dari legitimasi yang diberikan oleh elite agama atau tradisional. Dalam hal ini, NU sebagai institusi agama berperan besar dalam membentuk legitimasi politik PKB, dan Cak Imin memahami betul dinamika ini.

Kemudian, salah satu strategi โ€œmaster strokeโ€ Cak Imin yang paling menarik lainnya adalah ketika ia berhasil merangkul Rusdi Kirana, seorang pengusaha Kristen-Tionghoa yang dikenal sebagai pendiri dan pemilik Lion Air, maskapai penerbangan terbesar di Indonesia.

Pada tahun 2014, Rusdi Kirana diangkat sebagai Wakil Ketua Umum PKB, sebuah langkah yang mengejutkan banyak pihak mengingat latar belakang agama dan bisnis Rusdi yang tampak โ€œtidak lazimโ€ untuk bergabung dengan partai yang berbasis Islam.

Namun, di balik keputusan ini, terlihat kelihaian Cak Imin dalam memperluas basis partai dan menciptakan aliansi strategis. Rusdi Kirana tidak hanya membawa pendanaan yang besar bagi partai, tetapi juga membuka jalan bagi PKB untuk menjangkau kalangan pengusaha dan profesional, yang sebelumnya mungkin ragu untuk mendekat ke PKB.

Dalam ranah politik, langkah ini dikenal sebagai co-optation strategy, di mana elite politik merekrut tokoh-tokoh kunci dari sektor lain untuk memperkuat dukungan politik dan finansial.

Langkah ini menjadi semakin jelas ketika Rusdi Kirana, meskipun sempat mundur dari PKB saat diangkat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Malaysia pada 2017, kembali masuk ke dalam struktur partai untuk periode 2024-2029.

Pengangkatan Rusdi kembali sebagai Wakil Ketua Umum PKB menunjukkan bahwa Cak Imin terus memanfaatkan aliansi strategis ini untuk memperkuat partainya, baik dalam hal finansial maupun jaringan politik.

Strategi jitu berikutnya yang menarik adalah penunjukan Ais Syafiyah Asfar sebagai Ketua Harian partai dalam struktur kepengurusan 2024-2029. Ais, yang saat ini baru berusia 23 tahun, adalah sosok muda yang menarik perhatian karena pengalamannya sebagai juru bicara pasangan Anies-Imin pada Pilpres 2024.

Baca juga :  Saga Para Business-Statesman

Selain itu, Ais memiliki latar belakang akademis yang mumpuni dengan gelar dari University of Essex dan Cardiff University, serta kini sedang menempuh studi doktoral di Universitas Airlangga.

Pengangkatan Ais Syafiyah Asfar tidak hanya simbolis, tetapi juga strategis. Cak Imin memahami bahwa demografi pemilih muda di Indonesia semakin besar dan memiliki peran penting dalam menentukan arah politik masa depan.

Dengan menunjuk sosok muda yang cerdas dan memiliki kredibilitas internasional, Cak Imin mengirim pesan bahwa PKB adalah partai yang siap bertransformasi dan merangkul pemilih muda yang mungkin sebelumnya merasa asing dengan partai berbasis agama.

Langkah ini dapat dijelaskan melalui konsep politik generasi dari Karl Mannheim, di mana elite politik yang cerdas harus peka terhadap dinamika generasi dan mampu menyesuaikan strategi untuk menarik perhatian generasi baru. Cak Imin, dengan pengangkatan Ais, tampaknya paham betul bahwa masa depan PKB bergantung pada bagaimana partai ini dapat terhubung dengan pemilih muda yang progresif.

Masa Depan Cerah PKB?

Secara keseluruhan, langkah-langkah Cak Imin menunjukkan bahwa ia adalah politikus dengan kemampuan manuver yang luar biasa. Ia mampu merangkul berbagai kalangan, dari kiai NU, pengusaha Kristen-Tionghoa, hingga anak muda yang progresif. Semua langkah ini menunjukkan kelihaian Cak Imin dalam memahami dinamika politik yang kompleks dan menciptakan strategi yang terukur.

Jika dianalisis melalui konsep keseimbangan kekuasaan yang dikemukakan oleh Machiavelli, Cak Imin telah berhasil menyeimbangkan berbagai kekuatanโ€”baik kekuatan tradisional (NU), finansial (pengusaha), maupun kekuatan masa depan (generasi muda)โ€”untuk membangun PKB yang lebih kuat dan relevan di kancah politik Indonesia.

Dengan berbagai strategi jitu yang telah dilakukan, Cak Imin telah berhasil mengubah PKB menjadi partai yang semakin diperhitungkan. Pendekatannya yang cerdas dalam merangkul berbagai kalangan, dari kiai hingga pengusaha, serta kepekaannya terhadap tren generasi muda, menunjukkan bahwa PKB berada di jalur yang tepat untuk terus berkembang.

Namun, pertanyaannya adalah: apakah strategi-strategi ini cukup untuk memastikan PKB tetap relevan dalam jangka panjang? Dengan semakin terfragmentasinya lanskap politik Indonesia, PKB perlu terus berinovasi dan menjaga keseimbangan antara tradisi dan modernitas. Jika Cak Imin mampu mempertahankan kelihaian politiknya, besar kemungkinan PKB akan terus menjadi kekuatan politik yang dominan di masa mendatang.

Sebagai penutup, โ€œmaster strokeโ€ yang dilakukan oleh Cak Imin, baik dalam merekrut Rusdi Kirana maupun mengangkat Ais Syafiyah Asfar, adalah bukti bahwa ia memahami politik bukan hanya sebagai permainan kekuasaan, tetapi juga tentang merangkul berbagai elemen yang dapat memperkuat partai. Nasib PKB tampaknya masih sangat erat terkait dengan kepemimpinan Cak Imin yang terus berpikir langkah demi langkah ke depan. Menarik untuk ditunggu kelanjutannya. (S13)

spot_imgspot_img

#Trending Article

Return of the Wolf Warrior?

Retorika internasional Tiongkok belakangan mulai menunjukkan perubahan. Kira-kira apa esensi strategis di baliknya? 

Prabowoโ€™s Revolusi Hijau 2.0?

Presiden Prabowo mengatakan bahwa Indonesia akan memimpin revolusi hijau kedua di peluncuran Gerina. Mengapa ini punya makna strategis?

Cak Imin-Zulhas โ€œGabut Berhadiahโ€?

Memiliki similaritas sebagai ketua umum partai politik dan menteri koordinator, namun dengan jalan takdir berbeda, Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dan Zulkifli Hasan (Zulhas) agaknya menampilkan motivasi baru dalam dinamika politik Indonesia. Walau kiprah dan jabatan mereka dinilai โ€œgabutโ€, manuver keduanya dinilai akan sangat memengaruhi pasang-surut pemerintahan saat ini, menuju kontestasi elektoral berikutnya.

Indonesia Thugocracy: Republik Para Preman?

Pembangunan pabrik BYD di Subang disebut-sebut terkendala akibat premanisme. Sementara LG โ€œkaburโ€ dari investasinya di Indonesia karena masalah โ€œlingkungan investasiโ€.

Honey Trapping: Kala Rayuan Jadi Spionase

Sejumlah aplikasi kencan tercatat kerap digunakan untuk kepentingan intelijen. Bagaimana sejarah relasi antara spionase dan hubungan romantis itu sendiri?

Menguak CPNS โ€œGigi Mundurโ€ Berjemaah

Fenomena undur diri ribuan CPNS karena berbagai alasan menyingkap beberapa intepretasi yang kiranya menjadi catatan krusial bagi pemerintah serta bagi para calon ASN itu sendiri. Mengapa demikian?

It is Gibran Time?

Gibran muncul lewat sebuah video monolog โ€“ atau bahasa kekiniannya eksplainer โ€“ membahas isu penting yang tengah dihadapi Indonesia: bonus demografi. Isu ini memang penting, namun yang mencuri perhatian publik adalah kemunculan Gibran sendiri yang membawakan narasi yang cukup besar seperti bonus demografi.

Anies-Gibran Perpetual Debate?

Respons dan pengingat kritis Anies Baswedan terhadap konten โ€œbonus demografiโ€ Gibran Rakabuming Raka seolah menguak kembali bahwa terdapat gap di antara mereka dan bagaimana audiens serta pengikut mereka bereaksi satu sama lain. Lalu, akankah gap tersebut terpelihara dan turut membentuk dinamika sosial-politik tanah air ke depan?

More Stories

Indonesia Thugocracy: Republik Para Preman?

Pembangunan pabrik BYD di Subang disebut-sebut terkendala akibat premanisme. Sementara LG โ€œkaburโ€ dari investasinya di Indonesia karena masalah โ€œlingkungan investasiโ€.

It is Gibran Time?

Gibran muncul lewat sebuah video monolog โ€“ atau bahasa kekiniannya eksplainer โ€“ membahas isu penting yang tengah dihadapi Indonesia: bonus demografi. Isu ini memang penting, namun yang mencuri perhatian publik adalah kemunculan Gibran sendiri yang membawakan narasi yang cukup besar seperti bonus demografi.

Aguan dan The Political Conglomerate

Konglomerat pemilik Agung Sedayu Group, Aguan alias Sugianto Kusuma, menyiapkan anggaran untuk program renovasi ribuan rumah.