HomeNalar PolitikLASKAR FPI JADI TERSANGKA

LASKAR FPI JADI TERSANGKA

Kecil Besar

“Keduanya ketemu, terus Irfan ditantangin sama si PDIP (Widodo). Berantem deh itu berdua, si PDIP jatuh, habis dipukul Irfan,” kata Novel Chaidir Hasan Bamukmin.


pinterpolitik.comSenin, 9 Januari 2017

JAKARTA – Seorang kader PDIP babak belur dihajar anggota FPI, pada Jumat, 6 Desember di kawasan Tanjung Duren, Jakarta Barat. Widodo, nama korban pemukulan yang sekarang menjabat sebagai pengurus ranting PDIP. Widodo kini tengah menjalani perawatan di rumah sakit usai mengalami luka lebam di wajahnya.

Atas kejadian itu, Widodo melaporkan kejadian tersebut ke Polres Jakarta Barat dengan kasus pengeroyokan. Widodo mengalami luka di bagian mata dan di bagian kepala. Saat ini, dia menjalani perawatan di Rumah Sakit Royal Taruma, Jalan Daan Mogot, Jakarta Barat.

Namun Sekretaris Dewan Syuro DPD FPI DKI Jakarta Novel Chaidir Hasan Bamukmin membantah tuduhan bahwa anggotanya mengeroyok kader pengurus ranting Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Widodo di Jelambar, Jakarta Barat.

“Tidak ada pengeroyokan yang ada duel satu lawan satu. Namanya M. Irfan, Qoid LPI (Laskar Pembela Islam) di Kecamatan Gropet (Grogol Petamburan). Ada saksi warga sekitar yang melihatnya,”

Kejadian bermula dari adu mulut antara Widodo dan Irfan yang berlanjut dengan Widodo menantang duel Irfan,

“Keduanya ketemu, terus Irfan ditantangin sama si PDIP (Widodo). Berantem deh itu berdua, si PDIP jatuh, habis dipukul Irfan,” kata Sekretaris Dewan Syuro DPD FPI DKI Novel Chaidir Hasan Bamukmin.

Dari kasus tersebut Polda Metro Jaya telah menetapkan anggota LPI (Laskar Pembela Islam), M. Irfan, yang menyerahkan diri pada Minggu (8/1/2017) dini hari, selain itu ada juga anggota LPI yang ditetapkan sebagai tersangka namun pelaku masih melarikan diri dan masuk ke dalam DPO (Daftar Pencarian Orang). (Merdeka/A15)

Baca juga :  Kongres, Mengapa Megawati Diam Saja?
spot_imgspot_img

#Trending Article

Prabowo dan Lahirnya Gerakan Non-Blok 2.0?

Dengan Perang Dagang yang memanas antara AS dan Tiongkok, mungkinkah Presiden Prabowo Subianto bidani kelahiran Gerakan Non-Blok 2.0?

Kongres, Mengapa Megawati Diam Saja?

Dengarkan artikel ini. Audio ini dibuat dengan teknologi AI. Kongres ke-6 PDIP disinyalir kembali tertunda setelah sebelumnya direncanakan akan digelar Bulan April. Mungkinkah ada strategi...

Di Balik Kisah Jokowi dan Hercules?

Tamu istimewa Joko Widodo (Jokowi) itu bernama Rosario de Marshall atau yang biasa dikenal dengan Hercules. Saat menyambangi kediaman Jokowi di Solo, kiranya terdapat beberapa makna yang cukup menarik untuk dikuak dan mungkin saja menjadi variabel dinamika sosial, politik, dan pemerintahan.

Prabowo dan Strategi “Cari Musuh”

Presiden Prabowo bertemu dengan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri pada Senin (7/4) kemarin. Mengapa Prabowo juga perlu "cari musuh"?

Hegemoni Dunia dan Misteri “Three Kingdoms” 

Di dalam studi politik internasional, perdebatan soal sistem seperti unipolarisme, bipolarisme, dan multipolarisme jadi topik yang memicu perbincangan tanpa akhir. Namun, jika melihat sejarah, sistem hegemoni seperti apa yang umumnya dibentuk manusia? 

The Game: PDIP Shakes the Cabinet?

Pertemuan Prabowo dan Megawati menyisakan tanda tanya dan sejuta spekulasi, utamanya terkait peluang partai banteng PDIP diajak bergabung ke koalisi pemerintah.

Saga Para Business-Statesman

Tak lagi seputar dikotomi berlatarbelakang sipil vs militer, pengusaha sukses yang “telah selesai dengan dirinya sendiri” lalu terjun ke politik dinilai lebih ideal untuk mengampu jabatan politis serta menjadi pejabat publik. Mengapa demikian?

Yassierli, PHK, dan Kegagalan Menteri Dosen

Gelombang PHK massal terjadi di banyak tempat. Namun, Menaker Yassierli tampak 'tak berkutik' meski punya segudang kajian sebagai dosen.

More Stories

Bukti Indonesia “Bhineka Tunggal Ika”

PinterPolitik.com mengucapkan Selamat Hari Kemerdekaan Indonesia ke 72 Tahun, mari kita usung kerja bersama untuk memajukan bangsa ini  

Sejarah Mega Korupsi BLBI

KPK kembali membuka kasus BLBI yang merugikan negara sebanyak 640 Triliun Rupiah setelah lama tidak terdengar kabarnya. Lalu, bagaimana sebetulnya awal mula kasus BLBI...

Mempertanyakan Komnas HAM?

Komnas HAM akan berusia 24 tahun pada bulan Juli 2017. Namun, kinerja lembaga ini masih sangat jauh dari harapan. Bahkan desakan untuk membubarkan lembaga...