HomeNalar PolitikKTT Pertama IORA Setelah 20 Tahun

KTT Pertama IORA Setelah 20 Tahun

“KTT IORA yang mengangkat tema, “Strengthening Maritime Cooperation for a Peaceful, Stable, and Prosperous Indian Ocean”, merupakan yang pertama sejak didirikan 20 tahun yang lalu. KTT  dihadiri oleh 21 negara anggota IORA, 7 mitra wicara, serta sejumlah organisasi internasional dan negara tamu yang memiliki ikatan kuat dengan Samudra Hindia.”

pinterpolitik.com

JAKARTA – Konferensi Tingkat Tinggi Indian Ocean Rim Association (IORA) berlangsung di Jakarta, Selasa (7/3/2017). Pertemuan setingkat menteri, sebelum KTT dimulai, diadakan Senin (6/3), yang menghasilkan beberapa dokumen kesepakatan. Sebelumnya, Minggu (5/3), diselenggarakan pertemuan pejabat-pejabat senior.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, yang didampingi Menlu Afrika Selatan Maite Nkoana Mashabane dan Menlu Australia Julie Bishop, dalam konferensi pers di Jakarta Convention Center, Senin siang, mengemukakan, pertemuan para menteri anggota Indian Ocean Rim Association (IORA) menghasilkan dokumen Jakarta Concord, Rencana Aksi IORA, serta Deklarasi IORA untuk Pencegahan dan Penanggulangan Terorisme dan Ekstremisme.

KTT Pertama IORA

Jakarta Concord, dokumen utama hasil pertemuan IORA, berisi panduan teknis IORA ke depan dalam menghadapi tantangan di kawasan, yang diharapkan memberikan arah yang jelas bagi kerja sama antarnegara anggota.

Menurut Menlu, Jakarta Concord memuat panduan yang menambah dan menguatkan kerja sama IORA. Selain menambah enam isu utama, Jakarta Concord mendorong tiga isu baru yang penting untuk kerja sama di masa mendatang, yakni blue economy, pemberdayaan perempuan, dan promosi demokrasi.

Selain itu, pertemuan menghasilkan kesepakatan untuk  mengadopsi rencana aksi IORA yang memuat langkah konkret dan terukur. Anggota IORA akan mengimplementasikan komitmen  Jakarta Concord dalam empat kelompok kerja, yakni  keselamatan dan keamanan maritim, pariwisata dan pertukaran budaya, blue economy, dan pemberdayaan perempuan.

“Ini adalah komitmen bersama dari anggota IORA untuk melawan ancaman terorisme dan ekstremisme dengan kekerasan melalui kerja sama dan dialog, dan sharing dari expertise, best practice, dan lesson learned. Selain itu, mendorong pesan moderasi dan toleransi,” kata Menlu.

Peran Penting Indonesia

Bagaimana peran Indonesia di Samudra Hindia? Menurut Menlu Retno, Indonesia memainkan peran penting. Sejak 2015, Indonesia telah menguatkan kerja sama keamanan dan stabilitas untuk mengembangkan infrastruktur maritim, mendekatkan negara, memperbaiki manajemen bencana, dan menguatkan kebiasaan dialog dan diplomasi di kawasan ini. Selain itu, pemberdayaan perempuan menjadi salah satu isu utama yang dibahas dalam IORA.

Menyinggung penyelenggaraan KTT, menurut Menlu, dimaksudkan untuk meningkatkan komitmen negara-negara anggota IORA untuk menciptakan keamanan dan stabilitas kawasan demi kesejahteraan bersama.

KTT IORA yang mengangkat tema, “Strengthening Maritime Cooperation for a Peaceful, Stable, and Prosperous Indian Ocean”,  merupakan yang pertama sejak didirikan 20 tahun yang lalu. KTT  dihadiri oleh 21 negara anggota IORA, 7 mitra wicara, dan sejumlah organisasi internasional dan negara tamu yang memiliki ikatan kuat dengan Samudera Hindia.

Baca juga :  Belah PDIP, Anies Tersandera Sendiri?

Ke-21 negara anggota, Australia, Afrika Selatan, Bangladesh, Komoros, India, Indonesia, Iran, Kenya, Madagaskar, Malaysia, Mauritius, Mozambik, Oman, Seychelles, Singapura, Somalia, Sri Lanka, Tanzania, Thailand, Uni Emirat Arab, dan Yaman. Tujuh negara mitra wicara, Amerika Serikat, Inggris, Jepang, Jerman, Mesir, Tiongkok, dan Prancis. Empat dari 21 negara adalah anggota G-20, sementara 6 dari 7 negara mitra wicara juga  anggota G-20.

Sebelumnya, Selasa (2/3), Menlu menjelaskan, 16 pemimpin dunia menghadiri KTT itu. Di antaranya, Presiden Afrika Selatan, Perdana Menteri Malaysia, Perdana Menteri Australia, Wakil Presiden India, Sri Lanka, dan Bangladesh.

Dilihat dari posisi anggota-anggotanya, IORA adalah salah satu forum yang sangat penting. Pertama, dapat menjamin keamanan dan keselamatan di lingkaran Samudra Hindia. Kedua, menggerakkan potensi ekonomi.

Pentingnya kawasan Samudra Hindia  dapat dilihat dari jumlah penduduk sebanyak 2,7 miliar orang. Selain itu, kawasan ini dilalui oleh setengah dari seluruh kontainer dunia, sepertiga kargo dunia, dan dua pertiga shipment energi dunia.

Mengenai kesediaan Indonesia menjadi tuan rumah KTT pertama IORA,  menurut Menlu, kita ingin menunjukkan kepemimpinan di kawasan lingkar Samudra Hindia. “Ini merupakan tambahan atau satu rangkaian dari leadership yang ingin dimainkan oleh Indonesia di berbagai kawasan,” ujarnya.

Pernyataan Menlu ini didasarkan pada keterlibatan Indonesia dalam berbagi forum kerja sama. Di kawasan Asia Indonesia sudah bermain. Begitu juga di kawasan Pasifik, kita sudah bermain. Indonesia ingin memberikan kontribusi  besar di lingkar Samudra Hindia. Dan kepemimpinan Indonesia akan ditunjukkan pada  KTT.

“Jadi, sekali lagi, kita ingin menggunakan leadership ini untuk mengisi governance di dalam kawasan Lingkar Samudra Hindia. Dengan governance ini, kita berharap bahwa keamanan dan keselamatan (safety and security) di Lingkar Samudra Hindia akan terjamin. Dengan jaminan itulah kerja sama ekonomi dapat dilakukan,” kata Menlu.

Enam prioritas sektor dalam IORA, yaitu keamanan dan keselamatan maritim, fasilitasi perdagangan, investasi, manajemen risiko bencana, manajemen perikanan, akademi dan iptek, serta pariwisata dan pertukaran budaya. Dua cross-cutting issue menyangkut pemberdayaan perempuan dan masalah blue economy.

Sebenarnya sudah sering dilakukan pertemuan IORA. Menurut Menteri Sekretaris Negara Pratikno, sejak didirikan pada 1997, IORA sudah menyelenggarakan banyak pertemuan. Tapi, baru kali ini diadakan KTT.

Baca juga :  Prabowo dan Prelude Gerindra Empire?

“Jadi, mengapa ini terjadi, karena inisiatif Indonesia. Mengapa Indonesia berinisiatif, sekali lagi karena kita ingin menjadi poros maritim dunia. Kita menunjukkan kepemimpinan kita bukan hanya di Asia Pasifik, tetapi juga di Lautan Hindia,” kata Pratikno, belum lama ini.

Peluang Bisnis

Dalam rangkaian  KTT IORA, diselenggarakan “Business Summit”, Senin siang.  Presiden Joko Widodo menyampaikan sambutan pada pertemuan ini. Jokowi mengemukakan, antara lain, Samudra Hindia adalah kawasan yang sangat luas. Banyak sekali tantangan yang dihadapi. Tapi, tantangan itu justru menciptakan peluang bagi pengusaha.

Menurut Presiden, setengah dari perjalanan kontainer melewati Samudra Hindia. Duapertiga pengapalan tanker energi melewati Samudra Hindia. Selain itu, 2,7 miliar orang tinggal di kawasan IORA. Samudra Hindia adalah samudra masa depan ekonomi dunia. Indonesia memperkuat poros maritim untuk bergabung dengan IORA.

Presiden Jokowi mengingatkan, IORA membutuhkan dunia usaha sekaligus untuk menciptakan solusi atas berbagai bentuk tantangan tersebut. Tentu saja sangat boleh dunia usaha menghasilkan untung  sebanyak-banyaknya.

Presiden menegaskan, menjadi tugas pemerintah untuk memastikan supaya infrastruktur telekomunikasi terbangun dengan baik. Tersedia jaringan 3G, 4G, dan nantinya 5G. Juga jaringan fiber-fiber optik untuk menyalurkan data-data dalam jumlah yang besar dengan harga yang efisien.

 Inisiasi dari Indonesia

Mengapa setelah 20 tahun IORA berdiri baru diadakan KTT perdana? Tidak diperoleh jawaban mengapa demikian. Padahal, Samudra Hindia amat potensial dalam sektor ekonomi, seperti yang disampaikan Presiden Jokowi, Senin. Yang pasti Indonesia telah menginisiasi, sehingga KTT pertama, yang dihadiri oleh perwakilan 21 negara plus mitra wicara, dapat terwujud.

Tentu tidak mudah mengajak negara-negara lain, anggota IORA, untuk berpartisipasi aktif dalam KTT ini. Keuletan dan cara menunjukkan perhatian sungguh penting, supaya negara lain tertarik. Misalnya, dalam kunjungannya ke Australia, belum lama ini, Presiden Jokowi mengundang PM Malcolm Turnbull untuk menghadiri KTT IORA.

Mengingat posisi sebagai tuan rumah, kita berharap delegasi Indonesia dapat berperan lebih banyak dan aktif ambil bagian dalam menggerakkan isu-isu utama IORA agar berhasil mencapai tujuan. Pengalaman di berbagai organisasi regional dan internasional, terutama di ASEAN dan Asia Pasifik, menjadi modal penting bagi Indonesia untuk mengelola kepemimpinan di IORA.

Kita yakin keberhasilan menyelenggarakan KTT pertama ini akan diapresiasi oleh negara-negara anggota. Tentu bukan apresiasi itu yang penting, tetapi upaya perintisan KTT dapat terwujud dan kemudian berkelanjutan. (Berbagai sumber/E19)

 

Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutna
spot_imgspot_img

#Trending Article

Segitiga Besi Megawati

Relasi Prabowo Subianto dan Megawati Soekarnoputri kini memasuki babak baru menyusul wacana pertemuan dua tokoh tersebut.

Prabowo & Hybrid Meritocracy Letnan-Mayor

Promosi Letjen TNI Kunto Arief Wibowo sebagai Pangkogabwilhan I di rotasi perdana jenderal angkatan bersenjata era Presiden Prabowo Subianto kiranya mengindikasikan pendekatan baru dalam relasi kekuasaan dan militer serta dinamika yang mengiringinya, termasuk aspek politik. Mengapa demikian?

The Real Influence of Didit Hediprasetyo?

Putra Presiden Prabowo Subianto, Didit Hediprasetyo, memiliki influence tersendiri dalam dinamika politik. Mengapa Didit bisa memiliki peran penting?

Keok Pilkada, PKS Harus Waspada? 

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menjadi salah satu partai yang paling tidak diuntungkan usai Pemilu 2024 dan Pilkada 2024. Mungkinkah hal ini jadi bahaya bagi PKS dalam waktu mendatang?

Prabowo and The Nation of Conglomerates

Dengarkan artikel ini: Sugianto Kusuma atau Aguan kini jadi salah satu sosok konglomerat yang disorot, utamanya pasca Menteri Tata Ruang dan Agraria Nusron Wahid mengungkapkan...

Megawati and The Queen’s Gambit

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mungkin akan dielu-elukan karena dinilai brilian dengan menunjuk Pramono Anung sebagai calon gubernur dibandingkan opsi Ahok atau Anies Baswedan, sekaligus mengalahkan endorse Joko Widodo di Jakarta. Namun, probabilitas deal tertentu di belakangnya turut mengemuka sehingga Megawati dan PDIP bisa menang mudah. Benarkah demikian?

Gibran Wants to Break Free?

Di tengah dinamika politik pasca-Pilkada 2024, seorang wapres disebut ingin punya “kebebasan”. Mengapa Gibran Rakabuming wants to break free?

Ada Operasi Intelijen Kekacauan Korea Selatan? 

Polemik politik Korea Selatan (Korsel) yang menyeret Presiden Yoon Suk Yeol jadi perhatian dunia. Mungkinkah ada peran operasi intelijen dalam kekacauan kemarin? 

More Stories

Infrastruktur Ala Jokowi

Presiden juga menjelaskan mengenai pembangunan tol. Mengapa dibangun?. Supaya nanti logistic cost, transportation cost bisa turun, karena lalu lintas sudah  bebas hambatan. Pada akhirnya,...

Banjir, Bencana Laten Ibukota

Menurut pengamat tata ruang, Yayat Supriatna, banjir di Jakarta disebabkan  semakin berkurangnya wilayah resapan air. Banyak bangunan yang menutup tempat resapan air, sehingga memaksa...

E-KTP, Dampaknya pada Politik

Wiranto mengatakan, kegaduhan pasti ada, hanya skalanya jangan sampai berlebihan, sehingga mengganggu aktivitas kita sebagai bangsa. Jangan juga mengganggu mekanisme kerja yang  sudah terjalin...