Kata Pak Jusuf Kalla, korupsi di Indonesia sudah berkurang. Benarkah demikian?
PinterPolitik.com
[dropcap]P[/dropcap]raktik korupsi di Indonesia memang sudah bukan cerita baru. Bahkan bisa dibilang udah jadi tradisi turun temurun. Mungkin ini yang menyebabkan kemunculan beberapa lembaga seperti Kepolisian, Kejaksaan, KPK dan Ombudsman yang berwenang untuk menangani korupsi.
Hal ini mau menunjukkan bahwa masalah korupsi sudah cukup gawat di Indonesia. Tapi kenyataannya, hingga saat ini masih ada aja tuh yang korupsi. Terus ngapain aja lembaga-lembaga itu?
Terkait masalah korupsi Opa Jusuf Kalla malah memberikan pernyataan yang berbeda. Beliau bilang sebenarnya korupsi di tanah air sudah menurun. Bahkan ada optimisme jika pemberantasan korupsi diperkuat, akan membuat seseorang takut untuk melakukan rasuah.
Opa menambahkan bahwa selama beberapa bulan terakhir ini yang diberitakan di koran maupun di televisi, ternyata hanya kasus korupsi yang dilakukan oleh satu orang. Kasus apa dan siapa pelakunya ya, Opa? Jangan-jangan kasus e-KTP Papa Setnov ya? Tapi, apa alasannya sehingga Opa berani bisa mengeluarkan pernyataan ini ya?
Apa yang Membuat JK Yakin Korupsi di Indonesia Menurun? https://t.co/npioZrrfhO
— Kompas.com (@kompascom) December 12, 2017
Konon ini merujuk dari Indeks Persepsi korupsi (IPK) yang dikeluarkan oleh Lembaga Transparency International. Hal ini disampaikan oleh Ketua Ka-pe-ka Agus Rahardjo. Menurut Pak Agus, saat ini IPK Indonesia sudah berada di peringkat ke-3 di antara negara-negara ASEAN. Prestasi ini meningkat jika membandingkan kondisi Indonesia setelah lepas dari Orde Baru.
Pada saat itu, dari skala 100, IPK Indonesia baru di angka 17. Kalah dari Thailand yang menempati angka 32, Filipina 36, Malaysia 51, Singapura sekitar 87 atau 90.
Sekarang ini, IPK Indonesia sudah di angka 37, sebelumnya di tahun 2015 IPK Indonesia masih di angka 36. Lha ini kan cuma naik satu poin aja? Piye to?
Ketua KPK Bangga Indeks Persepsi Korupsi RI Nomor Tiga di ASEAN https://t.co/muuVVoXDbg
— Kompas.com (@kompascom) December 11, 2017
Saya kok malah meragukan argument Opa JK dan Pak Agus ya? Kok bisa-bisanya mereka menakar penurunan kuantitas korupsi di Indonesia berdasarkan survei doang? Itu kan masih dalam taraf ASEAN, kalau untuk ukuran dunia, emang Indonesia di peringkat berapa sih?
Selain itu, jangan melemparkan kesalahan kepada media dong. Ini bukan semata-mata kesalahan dari media. Justru pihak berwajib bersama KPK dan Ombudsman yang perlu koreksi diri. Ngapain belakangan ini kesannya seperti fokus dengan Kasus e-KTP doang? Kenapa nggak lakukan survei keliling Indonesia, bisa aja masih banyak kasus korupsi yang belum diketahui publik kan? (K-32)