HomeNalar PolitikKopassus, Pasukan Elit Indonesia Kelas Dunia

Kopassus, Pasukan Elit Indonesia Kelas Dunia

Demi untuk ikut serta memeriahkan HUT KOPASSUS Ke -65, mari kita mengingat kembali sejarah tentang pasukan elit milik Indonesia ini.


pinterpolitik.com

[dropcap size=big]T[/dropcap]epat pada tanggal 16 April nanti, salah satu pasukan elit Indonesia yang bernama Komando Pasukan Khusus (KOPASSUS) akan merayakan hari jadinya yang ke-65. Demi memeriahkan acara hari jadinya, KOPASSUS menggelar berbagai macam lomba bersama masyarakat

Komandan Grup 3 Kopassus, Kolonel Infantri Agustinus Dedy pada hari Minggu (5/3) mengatakan, selayaknya peringatan hari jadi, maka kesempatan ini akan dijadikan ajang untuk membangun kedekatan Korps Baret Merah dengan masyarakat. Selain itu juga untuk meneguhkan posisi Kopassus sebagai bagian dari TNI yang lahir dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.

Komando pasukan khusus atau lebih dikenal dengan sebutan Kopassus ini mempunyai ciri khas baret merah, pisau komando dan seragam loreng darah mengalir. Kopassus mempunyai perjalanan yang sangat panjang dalam pembentukannya dan dalam perjalanan itu juga tersimpan sejarah semangat untuk  mempertahankan Indonesia di masa pasca kemerdekaan.

Letkol Slamet Riyadi, adalah salah satu tokoh pelopor yang bertanggung jawab atas lahirnya pasukan khusus ini. Di mulai pada bulan Juli 1950, di mana timbul pemberontakan di Maluku oleh kelompok yang menamakan dirinya RMS (Republik Maluku Selatan).Pimpinan Angkatan Perang RI saat itu mengerahkan pasukan untuk menumpas gerombolan tersebut. Operasi ini dipimpin langsung oleh Panglima tentara teritorium III Kolonel A.E Kawilarang, sedangkan sebagai komandan operasinya adalah Letkol Slamet Riyadi.

Operasi ini memang bisa dikatakan berhasil, karena berhasil menumpas para pemberontak tersebut, namun atas operasi militer itu juga memakan banyak korban dari pihak militer. Peristiwa inilah yang akhirnya mengilhami Letkol Slamet Riyadi untuk mempelopori pembentukan suatu satuan pemukul yang dapat digerakkan secara cepat dan tepat untuk menghadapi berbagai sasaran di medan yang bagaimanapun beratnya.

Pada tanggal 16 April 1952 terbentuklah Kesatuan Komando Teritorium III yang merupakan cikal bakal “Korps Baret Merah” atas Instruksi Panglima Tentara dan Teritorial III No. 55/ Inst / PDS /52 dengan komandan pertamanya adalah salah satu mantan kapten KNIL yang juga pernah ikut bertempur pada perang dunia I yaitu Mayor Mochamad Idjon Djanbi.

Pasukan Elit Indonesia Kelas Dunia

Peran KOPASSUS dalam mempertahankan NKRI pasca kemerdekaan sangat besar, pemberontakan – pemberontakan di dalam negeri yang sangat banyak terjadi disaat itu dapat diselesaikan oleh KOPASSUS. Selain pemberontakan RMS, KOPASSUS juga melakukan operasi militer lainnya, beberapa diantaranya adalah operasi penumpasan DI/TII, operasi militer PRRI/Permesta, Operasi Trikora, Operasi Dwikora, penumpasan G30S/PKI, Pepera di Irian Barat.

Walaupun kopassus berperan besar dalam menjaga keutuhan NKRI dari disintegrasi, KOPASSUS juga tidak luput dari citra negatif masyarakat yang dikarenakan akibat ulah prajurit yang terlibat dalam pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM). Pelanggaran tersebut banyak terjadi di era pemerintahan orde baru, dimana citra pasukan khusus yang mempunyai disiplin tinggi dan semangat nasionalisme yang tinggi ternyata keberadaannya tidak lebih sebagai tangan kanan pemerintahan orde baru yang sangat otoriter.

Baca juga :  Prabowo dan Prelude Gerindra Empire?

Salah satunya adalah pada kasus penculikan aktivis 1997/1998, di mana KOPASSUS diduga terlibat dalam aksi ini. Di tahun yang sama, KOPASSUS sempat tercoreng berkaitan dengan aktivitas Tim Mawar yang dituding bertanggung jawab terhadap penculikan dan penghilangan nyawa beberapa aktivis pro demokrasi. Setelah peristiwa Mei 1998, nama KOPASSUS kembali tercoreng ketika hasil penelitian tim pencari fakta independen menemukan adanya organisasi terstruktur rapi dalam militer yang dengan sengaja dan maksud tertentu menyulut kerusuhan massa di Jakarta dan Surakarta.

Sepertinya kekuatan dan kekuasaan Soeharto sebagai presiden sekaligus panglima tinggi ABRI saat itu dimanfaatkannya dengan sangat cerdik, yaitu untuk mengamankan kekuasaan dirinya sendiri. Maka ia pun berlindung dibalik seragam pasukan KOPASSUS. Secara logika, KOPASSUS juga tidak bisa berbuat banyak apalagi membantah perintah jika melihat kedudukan Soeharto saat itu.

Akibat kasus tersebut, Prabowo Subianto yang saat itu masih menjabat sebagai Panglima Komando Cadangan Strategi TNI Angkatan Darat (PANGKOSTRAD) dan Ketua Tim Mawar diminta bertanggung jawab atas banyaknya pelanggaran HAM. Tepat ditanggal 22 Mei 1998, Presiden Habibie memberhentikannya dikarenakan Prabowo diduga telah menggerakan pasukan KOSTRAD dari berbagai daerah menuju Jakarta di luar komando resmi Panglima ABRI saat itu, Wiranto.

Kopassus, Prajurit Anti Teror

Pertama kali KOPASSUS menjadi buah bibir negara-negara di dunia adalah saat melakukan operasi Woyla di tahun 1981. Kopassus berhasil menyelamatkan nyawa 57 sandera dalam insiden tersebut. Operasi Woyla itu sendiri adalah operasi penyelamatan penumpang yang sangat dramatis di pesawat Garuda DC-9 Woyla yang selama empat hari dibajak oleh sekumpulan teroris ekstrimis islambernama Komando Jihad, yang dipimpin oleh Imran bin Muhammad Zein. Kasus ini adalah kasus pembajakan pesawat pertama di Indonesia, dan operasi woyla ini menjadi cikal bakal lahirnya Satuan 81/Penanggulangan Teror atau disingkat Sat-81/Gultor.

Unit Sat-81/Gultoryang kini sudah berubah namanya menjadi Sat-81 KOPASSUS adalah nama satuan dari KOPASSUS yang menangani masalah keamanan dan ancaman keselamatan negara. Satuan ini lebih difokuskan terhadap masalah penanggulangan anti terorisme.Luhut Binsar Pandjaitan dan Prabowo Soebianto didapuk menjadi Komandan dan Wakil Komandan pertama Sat-81/Gultor. Mereka dikirim ke Grenzschutzgruppe-9 (GSG-9) di Jerman untuk menjalani spesialisasi teror. Sekembalinya ke Indonesia, mereka bertugas merekrut anggota yang kelak menjadi penerus Sat-81/Gultor.

Sat-81/Gultor merupakan pasukan anti teror yang pergerakannya bagaikan siluman, yang berarti dalam setiap pergerakannya tidak pernah diketahui musuh. Pasukan ini memiliki kemampuan untuk melakukan gerak cepat, taktik jitu, lihai membaca situasi, melakukan penumpasan teroris dalam waktu singkat, dan mahir dalam pembebasan sandera, karena pasukan ini selalu memegang teguh prinsip “Tidak diketahui, tidak terdengar dan tidak terlihat” yang jarang dimiliki oleh pasukan elit dari negara lainnya di dunia.

Baca juga :  “Parcok” Kemunafikan PDIP, What's Next?

Selain Sat-81 KOPASSUS, KOPASSUS juga memiliki DENJAKA (Detasemen Jala Mangkara) untuk wilayah pertahanan maritim, yang merupakan gabungan dari KOPASKA (Korps Pasukan Katak) dan TAIFIB(Batalion intai Amfibi).  Selain itu ada juga satuan khusus yang dimiliki TNI-AU, yakni DETASEMEN BRAVO 90 (BRAVO 90) yang baru dibentuk pada tahun 1990, satuan ini melaksanakan dukungan operasi udara dan menetralisir semua aktivitas udara musuh.

Kopassus Di Mata Dunia

Salah satu faktornya mengapa KOPASSUS ditakuti oleh dunia, karena prajurit KOPASSUS memiliki kemampuan militer diatas rata-rata prajurit lainnya di dunia. Selain tidak bergantung dan mengandalkan teknologi canggih seperti negara-negara lain, rata-rata para personil KOPASSUSsudah memiliki keahlian tersendiri. Keahlian tersebut adalah kemampuan bela diri, bertahan hidup (survival), kamuflase, strategi, daya tahan, gerilya, membuat juga membebaskan diri dari perangkap musuh dan lain sebagainya.

Beberapa prestasi internasional yang sudah dilakukan oleh kopassus antara lain, pada saat pertemuan Elite Forces in Tactical, Deployment and Assault yang diikuti oleh 35 pasukan elit dari seluruh duniadi Wina, Austria, KOPASSUS meraih peringkat kedua dalam melakukan operasi militer strategis, seperti intelijen, pergerakan, penyusupan, penindakan. Sementara, di urutan pertama ditempati oleh pasukan elit Amerika Serikat, Delta Force.

Selain itu, 80 Persen pelatihan militer di negara-negara Afrika Utara diketahui menggunakan pelatih militer dari KOPASSUS. Para perwira KOPASSUS ditugaskan untuk melatih pasukan militer yang dimiliki negara-negara di benua hitam itu. Bahkan pasukan Paspampres Kamboja adalah pasukan Elit yang dilatih oleh KOPASSUS.

Pada perang Vietnam, strategi KOPASSUS yang tidak tergantung oleh peralatan canggih saat bertempur menginspirasi para tentara Vietkong saat berperang melawan Amerika Serikat, hal ini mengakibatkan kekalahan Pasukan Amerika yang mempunyai persenjatan canggih dan lengkap. Kekalahan ini membuat Amerika serikat malu di mata dunia.

KOPASSUS juga masuk kedalam pasukan Kontingen Garuda (KONGA), dimana pasukan ini sudah diterjunkan lebih dari 30 kali ke wilayah-wilayah konflik untuk membantu PBB memelihara perdamaian antar bangsa.

Atas kehebatannya tersebut, Discovery Channel Military pada edisi 2008 menyebutkan bahwa KOPASSUS merupakan pasukan elit paling kuat dan berada di peringkat 3 dunia setelah Special Air Service (SAS) milik Inggris dan HaMossad leModi’in uleTafkidim Meyuchadim (HA MOSSAS) milik Israel.

Melihat hal itu, sepatutnya kita bangga karena bisa memiliki KOPASSUS terlepas dari sejarah pahitnya dan berbagai macam prestasi membanggakannya. Dirgahayu KOPASSUS, Pasukan elit Indonesia dengan kemampuan kelas dunia. (A15)

spot_imgspot_img

#Trending Article

Segitiga Besi Megawati

Dengarkan artikel ini: Relasi Prabowo Subianto dan Megawati Soekarnoputri kini memasuki babak baru menyusul wacana pertemuan dua tokoh tersebut. Meski belum juga terjadi, banyak yang...

Prabowo & Hybrid Meritocracy Letnan-Mayor

Promosi Letjen TNI Kunto Arief Wibowo sebagai Pangkogabwilhan I di rotasi perdana jenderal angkatan bersenjata era Presiden Prabowo Subianto kiranya mengindikasikan pendekatan baru dalam relasi kekuasaan dan militer serta dinamika yang mengiringinya, termasuk aspek politik. Mengapa demikian?

The Real Influence of Didit Hediprasetyo?

Putra Presiden Prabowo Subianto, Didit Hediprasetyo, memiliki influence tersendiri dalam dinamika politik. Mengapa Didit bisa memiliki peran penting?

Keok Pilkada, PKS Harus Waspada? 

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menjadi salah satu partai yang paling tidak diuntungkan usai Pemilu 2024 dan Pilkada 2024. Mungkinkah hal ini jadi bahaya bagi PKS dalam waktu mendatang?

Prabowo and The Nation of Conglomerates

Dengarkan artikel ini: Sugianto Kusuma atau Aguan kini jadi salah satu sosok konglomerat yang disorot, utamanya pasca Menteri Tata Ruang dan Agraria Nusron Wahid mengungkapkan...

Megawati and The Queen’s Gambit

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mungkin akan dielu-elukan karena dinilai brilian dengan menunjuk Pramono Anung sebagai calon gubernur dibandingkan opsi Ahok atau Anies Baswedan, sekaligus mengalahkan endorse Joko Widodo di Jakarta. Namun, probabilitas deal tertentu di belakangnya turut mengemuka sehingga Megawati dan PDIP bisa menang mudah. Benarkah demikian?

Gibran Wants to Break Free?

Di tengah dinamika politik pasca-Pilkada 2024, seorang wapres disebut ingin punya “kebebasan”. Mengapa Gibran Rakabuming wants to break free?

Ada Operasi Intelijen Kekacauan Korea Selatan? 

Polemik politik Korea Selatan (Korsel) yang menyeret Presiden Yoon Suk Yeol jadi perhatian dunia. Mungkinkah ada peran operasi intelijen dalam kekacauan kemarin? 

More Stories

Bukti Indonesia “Bhineka Tunggal Ika”

PinterPolitik.com mengucapkan Selamat Hari Kemerdekaan Indonesia ke 72 Tahun, mari kita usung kerja bersama untuk memajukan bangsa ini  

Sejarah Mega Korupsi BLBI

KPK kembali membuka kasus BLBI yang merugikan negara sebanyak 640 Triliun Rupiah setelah lama tidak terdengar kabarnya. Lalu, bagaimana sebetulnya awal mula kasus BLBI...

Mempertanyakan Komnas HAM?

Komnas HAM akan berusia 24 tahun pada bulan Juli 2017. Namun, kinerja lembaga ini masih sangat jauh dari harapan. Bahkan desakan untuk membubarkan lembaga...