HomeNalar PolitikKoalisi Zaman Now Di Jabar

Koalisi Zaman Now Di Jabar

Koalisi Partai pengusung Kang Demiz dan Kang Ahmad, dijuluki Koalisi Zaman Now. Apa maksudnya?


PinterPolitik.com

[dropcap]P[/dropcap]ilgub Jabar selalu menjadi topik politik yang menarik. Partai-partai politik pasti akan berlomba-lomba untuk mendulang suara di sana. Lantaran populasi Jabar merupakan yang terbesar di daratan Jawa ini.

Kandidat untuk Pilgub Jabar tahun depan perlahan mulai menemui titik terang. Setelah Kang Ridwan Kamil resmi diusung Partai Beringin, kini giliran Kang Deddy Mizwar yang unjuk gigi.

Teka-teki mengenai partai pengusung Deddy Mizwar dan Ahmad Syaikhu di Pilgub Jabar perlahan-lahan terkuak. Kini tercatat ada tiga partai yang bersedia mengusung dua kandidat ini yaitu Demokrat, PKS dan PAN. Koalisi ketiga partai ini disebut Koalisi Zaman Now. Kok bisa? Lalu Gerindra mana?

Sekadar diketahui, beberapa waktu lalu muncul Koalisi Poros Baru terdiri Demokrat, PAN dan Gerindra. Namun koalisi tersebut tidak berjalan cukup baik hingga muncul Koalisi Zaman Now. Mengenai nama koalisi ini sebenarnya nggak ada maksud apa-apa. Itu hanya sekedar istilah semata. Mungkin biar dibilang kontekstual dengan zaman sekarang kalik ya? Apakah dengan koalisi ini, seakan menunjukkan bahwa Kang Demiz dan Kang Ahmad nggak butuh Gerindra lagi?

Akan tetapi, kayaknya kans Gerindra untuk join dengan Koalisi Zaman Now masih terbuka lebar karena Kang Deddy juga nampaknya masih berharap pada Gerindra.

Sementara itu, dari Kubu Gerindra sendiri tak menampik soal peluang untuk gabung dengan Koalisi Zaman Now. Hal ini diungkapkan sendiri oleh Ketua DPD Gerindra Jabar Mulyadi.

Baca juga :  Prabowo dan Prelude Gerindra Empire?

Ia memang masih meragukan terbentuknya Koalisi Zaman Now karena belum ada pernyataan resmi dari Partai-partai pengusung tersebut. Walaupun begitu, tidak menutup peluang Gerindra bakal bergabung ke Koalisi Zaman Now apabila Koalisi Poros Baru kandas di tengah jalan. Asalkan catatan parameter kandidat dan formulasi koalisi sudah jelas.

“Selama formulasi koalisi, parameter kandidat dan akomodatif, bisa terpenuhi Gerindra gabung,” kata Mulyadi

Melihat alur dan polanya, sudah tentu Gerindra ada kemungkinan besar untuk bergabung. Akan tetapi, ini masih sebatas prediksi soalnya peta politik kadang berubah-ubah layaknya angin berhembus. Semua masih misteri, semua masih jauh dari jangkauan. Siapa yang bakal menang, semoga diraih dengan cara yang sportif. Kalah jadi abu, menang jadi arang, bukan begitu? (K-32)

spot_imgspot_img

#Trending Article

Segitiga Besi Megawati

Relasi Prabowo Subianto dan Megawati Soekarnoputri kini memasuki babak baru menyusul wacana pertemuan dua tokoh tersebut.

Prabowo & Hybrid Meritocracy Letnan-Mayor

Promosi Letjen TNI Kunto Arief Wibowo sebagai Pangkogabwilhan I di rotasi perdana jenderal angkatan bersenjata era Presiden Prabowo Subianto kiranya mengindikasikan pendekatan baru dalam relasi kekuasaan dan militer serta dinamika yang mengiringinya, termasuk aspek politik. Mengapa demikian?

The Real Influence of Didit Hediprasetyo?

Putra Presiden Prabowo Subianto, Didit Hediprasetyo, memiliki influence tersendiri dalam dinamika politik. Mengapa Didit bisa memiliki peran penting?

Keok Pilkada, PKS Harus Waspada? 

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menjadi salah satu partai yang paling tidak diuntungkan usai Pemilu 2024 dan Pilkada 2024. Mungkinkah hal ini jadi bahaya bagi PKS dalam waktu mendatang?

Prabowo and The Nation of Conglomerates

Dengarkan artikel ini: Sugianto Kusuma atau Aguan kini jadi salah satu sosok konglomerat yang disorot, utamanya pasca Menteri Tata Ruang dan Agraria Nusron Wahid mengungkapkan...

Megawati and The Queen’s Gambit

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mungkin akan dielu-elukan karena dinilai brilian dengan menunjuk Pramono Anung sebagai calon gubernur dibandingkan opsi Ahok atau Anies Baswedan, sekaligus mengalahkan endorse Joko Widodo di Jakarta. Namun, probabilitas deal tertentu di belakangnya turut mengemuka sehingga Megawati dan PDIP bisa menang mudah. Benarkah demikian?

Gibran Wants to Break Free?

Di tengah dinamika politik pasca-Pilkada 2024, seorang wapres disebut ingin punya “kebebasan”. Mengapa Gibran Rakabuming wants to break free?

Ada Operasi Intelijen Kekacauan Korea Selatan? 

Polemik politik Korea Selatan (Korsel) yang menyeret Presiden Yoon Suk Yeol jadi perhatian dunia. Mungkinkah ada peran operasi intelijen dalam kekacauan kemarin? 

More Stories

PDIP dan Gerindra Ngos-ngosan

PDI Perjuangan dan Gerindra diprediksi bakal ngos-ngosan dalam Pilgub Jabar nanti. Ada apa ya? PinterPolitik.com Pilgub Jabar kian dekat. Beberapa Partai Politik (Parpol) pun mulai berlomba-lomba...

Arumi, ‘Srikandi Baru’ Puan

Arumi resmi menjadi “srikandi baru” PUAN. Maksudnya gimana? PinterPolitik.com Fenomena artis berpolitik udah bukan hal baru dalam dunia politik tanah air. Partai Amanat Nasional (PAN) termasuk...

Megawati ‘Biro Jodoh’ Jokowi

Megawati tengah mencari calon pendamping Jokowi. Alih profesi jadi ‘biro jodoh’ ya, Bu? PinterPolitik.com Kasih sayang dan pengorbanan seorang ibu laksana lilin yang bernyala. Lilin...