Kata Pak Fahri Hamzah, Ketua MPR “bau orang Solo”. Maksudnya apa coba?
PinterPolitik.com
[dropcap]S[/dropcap]olo merupakan salah satu kota yang unik dan sayang untuk dilewatkan. Bertamu ke Solo, berarti Anda masuk ke kawasan wisata sejarah dan budaya. Mulai dari kereta uap, Keraton Kasunanan Surakarta dan Keraton Mangkunegaran Surakarta hingga pasar batik.
Baru-baru ini publik digemparkan dengan pernikahan putri Jokowi, Kahiyang Ayu dengan Bobby Nasution yang digelar di Solo. Banyak undangan dari berbagai kalangan yang hadir dan hampir seluruh media meliput tentang peristiwa tersebut.
Namun, yang aneh dan kocak adalah gurauan Pak Fahri Hamzah kepada ketua MPR, Zulkifli Hasan. Hal itu terjadi saat mereka tak sengaja bertemu tiba di Komplek Parlemen kemarin. Zulkifli yang ingin menuju ruangannya di Gedung Nusantara III. Tiba-tiba dikejutkan dengan teriakan Pak Fahri.
“Ketua,” teriak Fahri memanggil Zulkifli. Ketua Umum PAN itu langsung berbalik badan dan menyalami Fahri. “Bau ‘orang Solo’ ini,” kata Fahri saat bersalaman disertai cium pipi kiri-pipi kanan dengan Zulkifli disambut tawa keduanya. Ini mungkin ini dalam konteks bercanda, tapi kurang etis dan ada unsur sarkastik.
Pahami aja deh, mungkin iri karena nggak hadir atau emang nggak diundang kali yak? Makanya, Pak Fahri hanya bisa nyinyir dan ngirim karangan bunga doang. Kacian de loh!
Bertemu, Fahri Hamzah Sebut Ketua MPR "Bau Orang Solo" https://t.co/nlnF2RLR04
— Kompas.com (@kompascom) November 8, 2017
Saya pribadi sebenarnya kurang setuju dengan guyonan Pak Fahri. Wakil rakyat kok omongannya kayak rakyat kebanyakan? Asal bunyi (asbun), nggak mikirin perasaan orang lain. Nggak nyadar atau pura-pura nggak nyadar ya Pak Fahri ini?
Kalau pernyataan-pernyataannya selama ini adalah cerminan atas dirinya sendiri. Saya mah malas ngurus. Biar publik yang menilai dan membuat kesimpulan. Toh semua tutur kata dan kelakuan entah baik atau buruk pasti ada balasannya dari Allah SWT, bukan?
Dari pada kebanyakan bikin sensasi, mainlah ke Solo deh Pak. Biar bisa manjakan otak dan perut dengan wisata budaya dan kuliner di sana. Siapa tau sepulang dari sana, Bapak dapat inspirasi baru untuk buat gimmick lagi? (K-32)