Site icon PinterPolitik.com

Kemiskinan VS Korupsi, Serius Mana?

Kemiskinan lebih Serius Dibanding Korupsi

(doc: istimewa)

Pak Suryo Paloh menilai korupsi bukanlah masalah besar di Indonesia. Tapi ada masalah yang lebih serius. Apa itu Pak?


PinterPolitik.com

[dropcap]I[/dropcap]ndonesia adalah negara yang kompleks. Bukan hanya soal kompleksitas penghuninya, tapi juga soal aneka problem yang ada di dalamnya. Mulai dari korupsi yang bisa dikatakan sudah ‘membudaya’, kekerasan dalam rumah tangga yang masih marak hingga angka kemiskinan dan pengangguran yang masih tinggi.

Menilik hal ini, Pak Surya Paloh juga berpendapat bahwa masih banyak pe-er untuk bangsa ini. Menurutnya, korupsi bukanlah masalah yang pertama dan terutama. Masih ada masalah lain yang lebih serius yaitu soal pengentasan kemiskinan dan kebodohan. Maka, perlu ditangani semuanya. Jangan hanya fokus melulu pada korupsi aja.

“Memberantas korupsi, bukan hanya itu pekerjaan kita. Kita tak bisa mengantarkan pada tujuan-tujuan bangsa untuk mensejahterakan, mewujudkan keadilan, dan kemakmuran masyarakat jika masih ada kebodohan dan kemiskinan. Saya juga ingin mengingatkan kepada kita semua bahwasannya pekerjaan besar bangsa ini tidak hanya satu-satunya pemberantasan korupsi. Tapi kita juga mendukung pemberantasan korupsi.” kata Paloh di sela-sela acara pembekalan bakal calon legislator Partai NasDem Ke-1 Untuk Pemilu 2019 dan Pengukuhan Pengurus Wilayah Bappilu Provinsi Kalteng di Palangkaraya (2/12).

Mungkin ada kebenaran di balik pernyataan ini. Tapi kalau disimak baik-baik, justru mengandung makna ganda atau yang biasa dikenal dengan double speak. Mengapa demikian?

Di satu sisi, Pak Surya seolah-olah ingin mengalihkan perhatian publik soal masalah-masalah korupsi yang tengah marak ditangani Ka-pe-ka. Dengan menghadirkan gagasan soal pengentasan kemiskinan dan kebodohan di tanah air.

Di sisi lain, Pak Surya sebenarnya ingin mengingatkan bahwa antara korupsi, kemiskinan dan kebodohan saling kait-mengait. Maka, perlu ditangani secara bersamaan, jangan terpisah-pisah.

Kemiskinan dan kebodohan dalam masyarakat menyebabkan mereka keliru dalam memilih pemimpin. Berharap untuk mendapat pemimpin yang baik, eh malah dapat pemimpin yang hobby korupsi. Akibatnya bukan keadilan dan kesejahteraan yang terlihat, malah kemiskinan dan kebodohan kian meningkat. Ujung-ujung muncul aksi-aksi populisme yang sporadik.

Lalu enaknya gimana dong? Kata Mas Tukul, yah kembali ke laptop. Idealnya masalah seperti korupsi, kemiskinan dan kebodohan perlu ditangani secara bersama. Untuk langkah kongkritnya, silahkan pikir sendiri deh. (K-32)

Exit mobile version