HomeHeadlineKemana Telunjuk Jokowi?

Kemana Telunjuk Jokowi?

Kecil Besar

Restu Presiden Jokowi dipercaya menjadi faktor kuat bagi Prabowo Subianto untuk memilih cawapres pendampingnya. Lalu, antara Airlangga Hartarto, Erick Thohir, dan Yusril Ihza Mahendra, kemana telunjuk Jokowi kira-kira berlabuh?      


PinterPolitik.com

Bergabung ke pemerintah menjadi transformasi besar bagi Prabowo Subianto. Dalam konteks kekuasaan, untuk pertama kalinya Partai Gerindra berada di kursi empuk Istana. Presiden Jokowi memberikan Gerindra dua jatah kursi menteri.

Konteks yang lebih menarik adalah personalitas sang ketua umum, Prabowo Subianto. Entah bagaimana, Prabowo mengalami perubahan personalitas, setidaknya yang ditunjukkan di hadapan umum.

Tidak lagi identik dengan marah-marah atau geprak meja, kini Prabowo terlihat lebih humanis. Bagi yang mengikuti akun media sosial Prabowo, khususnya di Instagram, pasti melihat perubahan itu.

Melihatnya dari studi marketing, Prabowo telah mengubah brand personality spectrum dominannya. Dari sebelumnya menunjukkan sosok penguasa (ruler) dan berkuasa (power), menjadi sosok pecinta (lover) dan peduli (caregiver).

Menariknya, besar kemungkinan perubahan personalitas itu bukan hanya sekadar tampilan di media, melainkan menjadi penanda bahwa Prabowo telah mengalami turning point personalitas politik. Prabowo yang awalnya begitu dominan, justru sekarang mengikuti “arahan” politik Presiden Jokowi.

Joshua Walker dalam tulisannya Captain, striker, and the integralist state di New Mandala pada 10 Juli 2023, menggambarkannya dengan analogi yang menarik.

Jika hubungan Prabowo dan Presiden Jokowi merupakan tim sepak bola, maka Presiden Jokowi adalah kapten tim, sedangkan Prabowo adalah strikernya. Dan tentunya, sebagaimana tugas stiker, tugas Prabowo adalah mencetak gol untuk Presiden Jokowi, sang kapten.

update peta koalisi 1

Siapa Pemberi Assist?

Mengembangkannya lebih jauh, analogi Walker dapat kita elaborasi dengan anime Captain Tsubasa, anime sepak bola yang paling terkenal. Sebagai kapten, Tsubasa menjadi pengendali permainan timnas Jepang. Tsubasa mengatur alur permainan dan membantu sang striker Kojiro Hyuga untuk mencetak gol.

Baca juga :  Deddy Corbuzier: the Villain?

Sebagai pengatur permainan, Tsubasa tidak harus menjadi pemberi assist untuk Hyuga. Peran itu bisa dilakukan oleh pemain lain, misalnya oleh Taro Misaki. Namun tetap, yang membuka ruang untuk Misaki dan nantinya dieksekusi Hyuga adalah Tsubasa.

Menjelang Pilpres 2024, Presiden Jokowi persis seperti Tsubasa. Restu dan dukungan politiknya ditunggu dan diperebutkan. Semua menunggu operan Jokowi, baik untuk menjadi pemberi assist, ataupun langsung ke striker di garis depan.

Striker garis depan adalah analogi untuk capres. Sedangkan pemberi assist adalah analogi untuk cawapres. Dengan capres adalah harga mati untuk Prabowo, sekarang publik menunggu siapa yang akan diarahkan Presiden Jokowi untuk menjadi cawapres Prabowo.

Kemana Kapten Jokowi mengumpan bolanya? Kepada siapa bola itu diarahkan? Kemana arah telunjuk Presiden Jokowi?

infografis yusril cawapres prabowo

Mengukur Tiga Calon Pemberi Assist

Setelah PKB hengkang, kini tersisa tiga nama cawapres Prabowo. Partai Golkar mengusulkan Airlangga Hartarto, PAN mengusung Erick Thohir, sedangkan PBB mendorong Yusril Ihza Mahendra.

Menariknya, dari ketiga nama itu, ketiganya berpotensi mendapat operan bola Presiden Jokowi. Terkait kedekatan, Presiden Jokowi sudah lama diketahui dekat dengan ketiganya.

Pertama, terkait Airlangga, hubungan dekat itu dapat dilihat pada Musyawarah Nasional (Munas) Golkar 2019. Kala itu Presiden Jokowi dipercaya memberikan dukungan terbuka kepada Airlangga.

“Golkar akan terus melejit, karena ketuanya top. Ya memang top, beliau kan menko. Menko perekonomian. Jabatan strategis saat ini,” ungkap Presiden Jokowi memuji Airlangga pada 6 November 2019.

Kemudian terkait Erick, menurut laporan Tempo, Presiden Jokowi disebut menawarkan nama Erick untuk menjadi cawapres kepada Megawati Soekarnoputri. RI-1 juga terlihat kerap bersama Erick melakukan blusukan.

Sedangkan terkait Yusril, sang Ketua Umum PBB tampaknya yang paling menarik. Berbeda dengan dukungan ke Airlangga dan Erick yang bersifat simbolis atau tidak menggunakan bahasa denotatif, Presiden Jokowi pernah secara terbuka dan terang-terangan mendukung Yusril maju di Pilpres 2024.

Baca juga :  Sejauh Mana “Kesucian” Ahok?

“Saya mendukung lho kalau Profesor Yusril di 2024 nanti dicalonkan presiden atau wakil presiden. Ini serius, serius,” ungkap Presiden Jokowi pada 11 Januari 2023.

Menariknya, tidak hanya dari sisi Presiden Jokowi, pujian terbuka juga datang dari sang striker, Prabowo Subianto.

“Saya yakin Prof Yusril ahli tata negara bisa memikirkan bagaimana cari sistem politik yang tidak mahal untuk rakyat kita, birokrasi harus kita perbaiki gaji-gajinya,” ungkap Prabowo pada 9 September 2023.

Prabowo percaya bahwa Yusril memiliki kapabilitas untuk mengurai berbagai masalah, seperti mahalnya ongkos politik yang selama ini banyak dikeluhkan.

Yang membuat pujian itu menjadi menarik adalah, sejauh ini Prabowo belum terlihat memberikan pujian terbuka kepada Airlangga ataupun Erick Thohir. Apakah itu adalah kode dari sang striker?

Well, kembali kepada sang kapten, Presiden Jokowi. Dari ketiga calon pemberi assist untuk Prabowo, siapa yang kira-kira akan diberikan bola? Apakah kepada yang mereka yang mendapat dukungan simbolis, atau justru sosok yang didukung secara terang-terangan?

Sebagai kapten pengatur permainan, sangat menarik untuk melihat, kemana arah telunjuk Presiden Jokowi. Mari menikmati permainan ini. (R53)

spot_imgspot_img

#Trending Article

PHK Indonesia, Waspada Sindrom Katak Rebus? 

Bahaya PHK masih terus mengancam Indonesia. Bagaimana kita bisa mengambil pelajaran besar dari permasalahan ini? 

The Tale of Budi Gunawan

Kehadiran Budi Gunawan dalam pertemuan antara Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto kembali menegaskan posisinya sebagai salah satu lingkar elite yang berpengaruh.

How About Dasco’s Destiny?

Peran, manuver, serta konstruksi reputasi Sufmi Dasco Ahmad kian hari seolah kian membuatnya tampak begitu kuat secara politik. Lalu, mengapa itu bisa terjadi? Serta bagaimana peran Dasco dalam memengaruhi dinamika politik-pemerintahan dalam beberapa waktu ke depan?

Prabowo & Trump Alami “Warisan” yang Sama?

Kebijakan tarif perdagangan Amerika Serikat (AS) jadi sorotan dunia. Mungkinkah ada intrik mendalam yang akhirnya membuat AS terpaksa ambil langkah ini?

Didit The Peace Ambassador?

Safari putra Presiden Prabowo Subianto, Ragowo Hediprasetyo Djojohadikusumo atau Didit, ke tiga presiden RI terdahulu sangat menarik dalam dinamika politik terkini. Terlebih, dalam konteks yang akan sangat menentukan relasi Presiden Prabowo, Joko Widodo (Jokowi), dan Megawati Soekarnoputri. Mengapa demikian?

Prabowo Lost in Translation

Komunikasi pemerintahan Prabowo dinilai kacau dan amburadul. Baik Prabowo maupun para pembantunya dianggap tak cermat dalam melemparkan tanggapan dan jawaban atas isu tertentu kepada publik, sehingga gampang dipelintir dan dijadikan bahan kritik.

2029 Anies Fade Away atau Menyala?

Ekspektasi terhadap Anies Baswedan tampak masih eksis, terlebih dalam konteks respons, telaah, dan positioning kebijakan pemerintah. Respons dan manuver Anies pun bukan tidak mungkin menjadi kepingan yang akan membentuk skenario menuju pencalonannya di Pilpres 2029.

The Pig Head in Tempo

Teror kepala babi dan bangkai tikus jadi bentuk ancaman kepada kerja-kerja jurnalisme. Sebagai pilar ke-4 demokrasi, sudah selayaknya jurnalisme beroperasi dalam kondisi yang bebas dari tekanan.

More Stories

Ganjar Kena Karma Kritik Jokowi?

Dalam survei terbaru Indonesia Political Opinion, elektabilitas Ganjar-Mahfud justru menempati posisi ketiga. Apakah itu karma Ganjar karena mengkritik Jokowi? PinterPolitik.com Pada awalnya Ganjar Pranowo digadang-gadang sebagai...

Anies-Muhaimin Terjebak Ilusi Kampanye?

Di hampir semua rilis survei, duet Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar selalu menempati posisi ketiga. Menanggapi survei yang ada, Anies dan Muhaimin merespons optimis...

Kenapa Jokowi Belum Copot Budi Gunawan?

Hubungan dekat Budi Gunawan (BG) dengan Megawati Soekarnoputri disinyalir menjadi alasan kuatnya isu pencopotan BG sebagai Kepala BIN. Lantas, kenapa sampai sekarang Presiden Jokowi...