HomeNalar PolitikKelompok Radikal Kuasai Kampus?

Kelompok Radikal Kuasai Kampus?

Isu kelompok radikalis yang disinyalir mulai marak di kampus-kampus, ternyata bukan isapan jempol. Kelompok tersebut bahkan sudah mulai mengendalikan sejumlah kebijakan di kampus.


PinterPolitik.com

[dropcap size=big]M[/dropcap]araknya penolakan akademisi mengenai rencana pengangkatan rektor ditangan Presiden, membuat peraturan tersebut urung dilanjutkan. Usulan ini sendiri bergulir lantaran adanya indikasi lembaga perguruan tinggi sebagai tempat bersemainya paham radikalisme sekaligus perekrutan kader atau pengikut paham yang mengancam kehidupan berbangsa karena berupaya mengganti ideologi negara.

Sebenarnya, alasan munculnya pemikiran agar pemilihan rektor melibatkan presiden adalah agar rektor yang terpilih tidak permisif terhadap gerakan radikalisme. Sehingga, walaupun rencana tersebut tidak dilanjutkan, namun tetap ditekankan bahwa pemilihan rektor harus mendapat perhatian ekstra dari pemerintah. Sehingga tidak ada rektor yang dapat mengakomodasi kepentingan kelompok radikal.

Menurut Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti) Mohamad Nasir, Perguruan Tinggi (PT) di wilayah Pulau Jawa dinilai rentan terpengaruh paham radikalisme. Potensi risiko, lanjutnya, terungkap merata mulai dari Jawa Barat hingga Jawa Timur, berdasarkan upaya pemetaan yang sedang dilakukan bersama dengan sejumlah lembaga.

“Ini harus dipetakan, kami bekerja sama dengan tim yang (antara lain) terdiri dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, dan sebagainya,” kata Nasir di Subang, Jawa Barat, Selasa (23 Mei) lalu. Karenanya, ia mendorong Badan Intelijen Negara (BIN) mencermati kondisi kampus di Indonesia secara lebih baik dan merata, terutama menyangkut potensi berkembangnya paham radikalisme.

Terkait perkembangan tersebut, sejumlah rektor PT pun telah mengalami pergantian. Seorang sumber mengatakan, pihak-pihak yang berafiliasi dengan gerakan radikalisme melakukan konsolidasi guna melanggengkan pengaruh mereka di kampus. (Baca: Dekan Dukung Teroris, Presiden Turun Tangan)

Baca juga :  Taktik Psikologis di Balik Pembekalan Prabowo 

“Mereka yang berafiliasi dengan ormas radikal, secara diam-diam melakukan pendekatan ke beberapa pihak untuk mendorong calon rektor pilihan mereka. Ada sejumlah nama calon rektor yang diusung. Kelompok garis keras ini diam-diam berkonsolidasi agar kursi rektor jatuh ke calon yang mereka dukung,” terang sumber tersebut, Senin (5/6).

Ia menuturkan, kalau kelompok mereka ini terdiri dari sejumlah dosen, mahasiswa, dan alumni yang selama ini memegang peranan penting dan memiliki pengaruh di kampus. “Meski jumlahnya tidak banyak, tetapi keberadaan kelompok ini umumnya bisa mengendalikan sejumlah kebijakan di kampus mereka,” katanya.

Namun Ketua Forum Rektor Indonesia Suyatno mengatakan, kunci utama upaya memerangi radikalisme sebenarnya bagaimana pemerintah menciptakan keadilan. Pasalnya, radikalisme muncul tidak secara spontan. “Awalnya dari ketidakpuasan, sehingga melahirkan radikalisme. Ini umumnya menyerang pihak-pihak yang rentan seperti perguruan tinggi yang kekurangan sarana, prasarana, infrastruktur dan lainnya,” katanya.

Ia memandang, peran pemerintah sangat dibutuhkan untuk mendorong peningkatan kualitas PT yang tertinggal dan umumnya berada di kawasan terpencil atau wilayah perbatasan. Pemerintah diminta tidak lagi membeda-bedakan PT negeri dan swasta.

“Mereka yang lemah sangat rentan disusupi radikalisme dan ini perlu menjadi perhatian pemerintah. Sedangkan kami perguruan-perguruan tinggi sudah menjalankan kewajiban kami untuk memerangi radikalisme lewat pendidikan berkarakter dan mendorong nasionalisme,” pungkasnya.

(Suara Pembaruan)

spot_imgspot_img

#Trending Article

Ridwan Kamil dan “Alibaba Way”

Ridwan Kamil usulkan agar setiap mal di Jakarta diwajibkan menampilkan 30 persen produk lokal. Mungkinkah ini gagasan Alibaba Way?

Hype Besar Kabinet Prabowo

Masyarakat menaruh harapan besar pada kabinet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Rahasia Kesaktian Cak Imin-Zulhas?

Dengarkan artikel ini: Audio ini dibuat menggunakan AI. Di tengah kompetisi untuk tetap eksis di blantika politik Indonesia, Zulkifli Hasan dan Muhaimin Iskandar tampak begitu kuat...

Prabowo, the Game-master President?

Di awal kepresidenannya, Prabowo aktif menggembleng Kabinet Merah Putih. Apakah Prabowo kini berperan sebagai the game-master president?

Indonesia First: Doktrin Prabowo ala Mearsheimer? 

Sejumlah pihak berpandangan bahwa Indonesia di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto akan lebih proteksionis. Seberapa besar kemungkinannya kecurigaan itu terjadi? 

Koalisi Titan: Sentripetalisme Konsensus Demokrasi Prabowo

Prabowo Subianto resmi melantik 48 menteri yang akan mengisi Kabinet Merah Putih yang dipimpinnya.

AHY, the New “Lee Hsien Loong”?

Di tengah sorotan publik terhadap para pejabat yang dapat gelar akademis tertentu, pujian justru diberikan kepada Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Taktik Psikologis di Balik Pembekalan Prabowo 

Dengarkan artikel berikut Acara pembekalan para calon menteri yang dilakukan Presiden Terpilih, Prabowo Subianto jadi sorotan publik. Kira-kira apa motif di baliknya?  PinterPolitik.com  Dalam dunia pendidikan, kegiatan...

More Stories

Informasi Bias, Pilpres Membosankan

Jelang kampanye, pernyataan-pernyataan yang dilontarkan oposisi cenderung kurang bervarisi. Benarkah oposisi kekurangan bahan serangan? PinterPolitik.com Jelang dimulainya masa kampanye Pemilihan Presiden 2019 yang akan dimulai tanggal...

Galang Avengers, Jokowi Lawan Thanos

Di pertemuan World Economic Forum, Jokowi mengibaratkan krisis global layaknya serangan Thanos di film Avengers: Infinity Wars. Mampukah ASEAN menjadi Avengers? PinterPolitik.com Pidato Presiden Joko Widodo...

Jokowi Rebut Millenial Influencer

Besarnya jumlah pemilih millenial di Pilpres 2019, diantisipasi Jokowi tak hanya melalui citra pemimpin muda, tapi juga pendekatan ke tokoh-tokoh muda berpengaruh. PinterPolitik.com Lawatan Presiden Joko...