Jawa Barat adalah salah satu provinsi raksasa ekonomi Indonesia. Oleh karena itu, provinsi ini wajib memiliki gubernur yang pro-dunia usaha.
PinterPolitik.com
Nama Ridwan Kamil atau Emil ramai dibicarakan akan menjadi kandidat kuat pada Pilgub Jabar 2018 mendatang. Beragam survei telah menunjukkan bahwa Walikota Bandung ini memiliki keterpilihan yang tinggi. Berbagai partai politik juga melirik arsitek lulusan Amerika Serikat tersebut.
Selain populer di mata masyarakat dan partai politik, Emil relatif lebih mudah disukai oleh kalangan pebisnis. Ia terkenal gencar berupaya membangun koneksi dengan banyak pihak termasuk pengusaha. Sikapnya yang mendukung investasi dapat menjadi nilai plus yang berharga baginya.
Jawa Barat sendiri merupakan provinsi dengan kondisi ekonomi yang luar biasa besar. Banyak bisnis besar yang ada di bumi kujang tersebut. Triliunan dana investasi dan puluhan kawasan industri tumbuh subur di provinsi ini. Kepala daerah yang ramah pada pengusaha mutlak diperlukan di provinsi ini.
Pesona Emil di mata para pebisnis dapat menjadi keuntungan tersendiri baginya. Dibanding nama yang beredar saat ini, Emil cenderung lebih dapat menarik perhatian dunia usaha. Dengan ekonomi Jabar yang terus tumbuh, Jawa Barat membutuhkan sosok pemimpin yang ramah dengan dunia usaha. Kondisi ini bisa saja membuat Emil melenggang mulus menuju Gedung Sate.
Geliat Perekonomian Jabar
Jabar merupakan provinsi dengan angka investasi paling tinggi secara nasional. Total investasi asing langsung/Foreign Direct Investment (FDI) yang masuk ke Jabar jauh melebihi DKI Jakarta yang berada di bawahnya. Total FDI yang masuk ke provinsi ini mencapai 1,52 miliar dolar AS atau sekitar 20,22 triliun rupiah pada triwulan I 2017. Angka ini mencapai sekitar 20 persen total Penanaman Modal Asing (PMA) nasional yang berada di angka 7,29 miliar dolar atau setara 97 triliun rupiah.
Angka yang tinggi juga dapat terlihat pada investasi dalam negeri. Pada tahun 2017, realisasi investasi untuk Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang ditanamkan para investor berjumlah 9,1 triliun rupiah. Angka ini mengalami kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 6,1 triliun rupiah.
Jabar memiliki banyak kawasan industri. Dari 74 kawasan industri yang ada di Indonesia, 40 di antaranya berada di Jabar. Berbagai industri menyesaki provinsi asal Tari Jaipong ini dan tersebar di sejumlah wilayah seperti Cibinong, Cikarang, Jababeka, Karawang, Rancaekek, hingga Sentul. Dalam hal luasan wilayah, dari total 31.000 hektare lahan industri nasional, 23.000 di antaranya berada di Jabar.
Tidak berhenti di situ, pemerintah juga mencanangkan wilayah strategis baru di Jabar. Terdapat 2.381,97 hektare lahan di Jabar bagian utara tengah dikembangkan menjadi 10 kawasan industri baru bertaraf internasional. Di antara itu, 35 persennya berada di Kabupaten Karawang. Kawasan Jawa Barat bagian selatan seperti Cianjur, Garut, Tasikmalaya, dan Sukabumi juga diproyeksikan akan memiliki kawasan industri.
Sejumlah proyek infrastruktur besar tengah menyesaki provinsi ini. Salah satunya adalah Pelabuhan Patimban yang ditargetkan akan rampung 2019 mendatang. Pelabuhan ini dapat membantu memudahkan distribusi barang pelaku industri. Pelabuhan yang berada di Subang ini akan membantu mengurangi beban Tanjung Priok yang selalu padat. Proyek Strategis Nasional ini juga diharapkan dapat menurunkan biaya logistik yang harus dikeluarkan kalangan usaha.
Proyek besar lainnya adalah Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) atau Bandara Kertajati. Bandara yang berada di Kabupaten Majalengka ini diproyeksikan dapat beroperasi pada tahun 2018. Bandara ini diharapkan dapat mengurangi beban Bandara Soekarno-Hatta. Proyek ini juga sedianya dapat mengurangi waktu tempuh warga Jabar yang perlu bepergian dengan pesawat udara dari semula 10 jam ke Soekarno-Hatta menjadi hanya 2 jam saja.
Beragam proyek-proyek strategis di Jabar juga dapat terhubung dengan mudah melalui proyek jalan tol baru. Ada beberapa jalan tol baru yang akan dibangun di provinsi ini. Pembangunan Jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawumisalnya diharapkan dapat meningkatkan konektivitas antar wilayah tengah dan utara Jawa Barat sehingga bisa mengurangi biaya logistik. Proyek tol lainnya adalah Jalan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) yang diharapkan dapat menurunkan kemacetan di kawasan wisata Bogor dan Sukabumi.
Ke depan, Jabar juga akan dikepung oleh banyak proyek kota mandiri baru. Menyusul Meikarta, sejumlah proyek properti besar akan masuk ke bumi kujang tersebar di berbagai kota dan kabupaten seperti Karawang dan Bandung. Korporasi-korporasi besar baik nasional maupun internasional telah mengantongi izin untuk memulai pembangunan kota-kota mandiri baru tersebut.
Jabar dan Kebutuhan Gubernur Pro-Bisnis
Beragam kondisi ekonomi tersebut membutuhkan figur yang tidak alergi dengan dunia bisnis. Nama yang paling unggul di kalangan pebisnis sejauh ini adalah Ridwan Kamil. Ia berasal dari kalangan pengusaha dengan reputasi di tingkat global. Karyanya sebagai arsitek telah menarik perhatian banyak klien bahkan hingga ke tingkat mancanegara. Pengalamannya sebagai pengusaha tersebut membuat ia tahu betul bagaimana membangun suatu wilayah yang ramah pada dunia bisnis.
Bertemu Pengusaha Swedia, Ridwan Kamil Paparkan Peluang Bisnis https://t.co/jijohKhcPq pic.twitter.com/HjlEDMonHZ
— detikcom (@detikcom) May 24, 2017
Emil mengetahui cara membangun relasi yang baik dengan pengusaha. Semasa menjabat di Bandung, ia mengubah Bandung menjadi kota yang ramah untuk berinvestasi. Emil merupakan salah satu kepala daerah yang pro-investasi, pro-pembangunan, dan pro-pertumbuhan. Hal ini menjadi nilai plus Emil di mata para pebisnis.
Di Bandung misalnya, ia membuat beragam kebijakan yang dapat memudahkan kalangan pengusaha. Emil memahami betul ada banyak regulasi yang kerap menahan orang berusaha dan berinvestasi. Ia menghapuskan jalur birokrasi yang berbelit agar investasi dapat mudah mengalir. Emil juga mengklaim Bandung adalah satu-satunya kota di Indonesia yang tidak memberikan kewajiban izin untuk usaha kecil dan menengah (UKM) di Bandung. Pendaftaran usaha dapat dilakukan secara daring melalui aplikasi GAMPIL (Gadget Mobile Application for License).
Ia juga gencar menarik investor untuk menanamkan dananya di Kota Kembang. Tidak hanya berupaya menarik investasi di tingkat nasional, ia juga cukup rajin mendorong investasi yang berasal dari dunia internasional. Beberapa kali ia menerima tamu pengusaha dari Amerika Serikat hingga Eropa dan mengajak mereka untuk berinvestasi di Kota Bandung.
Upaya membangun relasi yang baik dengan dunia usaha juga ia lakukan dengan mendorong skema kerja sama pemerintah-swasta atau public private partnership (PPP). Emil menyadari bahwa pembangunan infrastruktur penting untuk mendorong pembangunan ekonomi. Untuk mengakselerasi hal itu, kerja sama dengan pihak swasta diperlukan. Investor lokal dan dunia dapat menanamkan dananya untuk membangun beragam infrastruktur.
Keuntungan Ridwan Kamil lainnya adalah ia dekat dengan presiden Jokowi. Keduanya dikenal saling mendukung. Keduanya memiliki visi yang sama dalam mempercepat pembangunan dan menggenjot perekonomian. Berbagai Proyek Strategis Nasional yang kini dilakukan di Jabar ditargetkan rampung di kisaran tahun 2018 hingga 2019. Untuk itu, dibutuhkan sosok gubernur yang memiliki visi serupa dengan presiden di tingkat nasional.
Berbagai kondisi ekonomi dan industri yang tengah tumbuh di Jabar memerlukan seorang gubernur yang pro-investasi dan juga pro-pertumbuhan. Sejauh ini dari nama-nama yang beredar, sosok tersebut mengarah kepada Ridwan Kamil. Emil telah membuktikan diri sebagai kepala daerah yang terbuka dengan dunia usaha. Hal tersebut menjadi keunggulan dirinya di mata para pebisnis dibanding bakal-bakal calon lainnya. Jika dilihat dari sisi itu, maka tidak sulit untuk mengatakan bahwa Ridwan Kamil pasti menang jika ia maju pada Pilgub Jabar 2018.