HomeNalar PolitikJurusan Toko Online Ala Jokowi

Jurusan Toko Online Ala Jokowi

“Kenapa tidak ada fakultas ekonomi digital? Jurusannya toko online,” kata Jokowi.


PinterPolitik.com

Memang sekarang adalah zaman milenial. Itu tak bisa dibantahkan. Di mana perkembangan teknologi digital mempengaruhi segala lini kehidupan.

Termasuk daya beli dan pangsa pasar. Masyarakat masa kini lebih tertarik berbelanja online ketimbang offline. Dari hal ini terlihat bahwa tingkat konsumsi masyarakat telah mengalami perubahan.

Jangan heran kalau kita dicap sebagai bangsa yang terbagi dalam ras blibli, ras tokopedia, ras bukalapak, ras lazada hingga ras alibaba. Maka, sudah pasti Glodok jadi mentok dan Mangga dua tak lagi ‘berbuah’.

Saat membuka acara Rembuk Nasional 2017, di JIExpo Kemayoran, Pakde Joko sempat mengeluarkan sentilan terkait dunia pendidikan terutama kampus. Menurutnya, kampus bisa dijadikan sebagai sarana untuk menciptakan perubahan dalam masyarakat.

Bahkan yang kocak, ia menyarankan kalau perlu ada fakultas ekonomi digital, dengan jurusan toko online. Ini mungkin karena efek dari turunnya minat dan daya beli masyarakat terhadap pasar offline?

Kalau fakultas dan jurusan tersebut terealisasi, mall-mall akan jebol dan Toko Boneka Kawan Lama di Kampung Melayu hanya tinggal kayu-kayu doang.

Mungkin ada benarnya, konsumsi masyarakat kian meningkat. Akan tetapi, toko online bukanlah solusi satu-satunya. Karena bisa mematikan peluang usaha para pedagang kecil yang nota bene masih manut dengan mekanisme pasar rakyat dan pasar offline. Boleh saja toko online menjadi alternatif untuk sementara, agar pangsa pasar rakyat dan pasar offline tak sepi pengunjung.

Apalagi belanja secara online belum tentu 100 persen aman dan terjamin kualitasnya. Bisa aja barang yang terlihat di internet tak sesuai dengan asli setelah diterima pembeli. Bahkan ada yang rusak, tidak ori dan bahkan dicolong kurir.

Baca juga :  Rahasia Rotasi Para Jenderal Prabowo

Maka, sebenarnya masyarakat Indonesia belum siap untuk merambah pasar online. Karena manajemen hingga mekanisme pengelolaannya kurang profesional dan belum mendapat perhatian secara optimal dari pemerintah.

Oleh karena itu, pakde Joko nggak usah mikir untuk ngadain fakultas ekonomi digital dengan jurusan toko online untuk saat ini. karena masyarakat belum sampai ke sana pemikiranya. Mungkin perut dan matanya udah nyampe, tapi tidak dengan pikiran dan hatinya.

Mending Pakde pikirkan bagaimana caranya agar nasib para pedagang kecil dan pemilik toko offline bisa sejahtera dan bisa melek dengan mekanisme toko online. Bukan begitu? (K-32)

Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutna
spot_imgspot_img

#Trending Article

Segitiga Besi Megawati

Relasi Prabowo Subianto dan Megawati Soekarnoputri kini memasuki babak baru menyusul wacana pertemuan dua tokoh tersebut.

Prabowo & Hybrid Meritocracy Letnan-Mayor

Promosi Letjen TNI Kunto Arief Wibowo sebagai Pangkogabwilhan I di rotasi perdana jenderal angkatan bersenjata era Presiden Prabowo Subianto kiranya mengindikasikan pendekatan baru dalam relasi kekuasaan dan militer serta dinamika yang mengiringinya, termasuk aspek politik. Mengapa demikian?

The Real Influence of Didit Hediprasetyo?

Putra Presiden Prabowo Subianto, Didit Hediprasetyo, memiliki influence tersendiri dalam dinamika politik. Mengapa Didit bisa memiliki peran penting?

Keok Pilkada, PKS Harus Waspada? 

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menjadi salah satu partai yang paling tidak diuntungkan usai Pemilu 2024 dan Pilkada 2024. Mungkinkah hal ini jadi bahaya bagi PKS dalam waktu mendatang?

Prabowo and The Nation of Conglomerates

Dengarkan artikel ini: Sugianto Kusuma atau Aguan kini jadi salah satu sosok konglomerat yang disorot, utamanya pasca Menteri Tata Ruang dan Agraria Nusron Wahid mengungkapkan...

Megawati and The Queen’s Gambit

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mungkin akan dielu-elukan karena dinilai brilian dengan menunjuk Pramono Anung sebagai calon gubernur dibandingkan opsi Ahok atau Anies Baswedan, sekaligus mengalahkan endorse Joko Widodo di Jakarta. Namun, probabilitas deal tertentu di belakangnya turut mengemuka sehingga Megawati dan PDIP bisa menang mudah. Benarkah demikian?

Gibran Wants to Break Free?

Di tengah dinamika politik pasca-Pilkada 2024, seorang wapres disebut ingin punya “kebebasan”. Mengapa Gibran Rakabuming wants to break free?

Ada Operasi Intelijen Kekacauan Korea Selatan? 

Polemik politik Korea Selatan (Korsel) yang menyeret Presiden Yoon Suk Yeol jadi perhatian dunia. Mungkinkah ada peran operasi intelijen dalam kekacauan kemarin? 

More Stories

PDIP dan Gerindra Ngos-ngosan

PDI Perjuangan dan Gerindra diprediksi bakal ngos-ngosan dalam Pilgub Jabar nanti. Ada apa ya? PinterPolitik.com Pilgub Jabar kian dekat. Beberapa Partai Politik (Parpol) pun mulai berlomba-lomba...

Arumi, ‘Srikandi Baru’ Puan

Arumi resmi menjadi “srikandi baru” PUAN. Maksudnya gimana? PinterPolitik.com Fenomena artis berpolitik udah bukan hal baru dalam dunia politik tanah air. Partai Amanat Nasional (PAN) termasuk...

Megawati ‘Biro Jodoh’ Jokowi

Megawati tengah mencari calon pendamping Jokowi. Alih profesi jadi ‘biro jodoh’ ya, Bu? PinterPolitik.com Kasih sayang dan pengorbanan seorang ibu laksana lilin yang bernyala. Lilin...