“Kenapa tidak ada fakultas ekonomi digital? Jurusannya toko online,” kata Jokowi.
PinterPolitik.com
Jokowi: Kenapa Tidak Ada Fakultas Ekonomi Digital? Jurusannya Toko "Online" https://t.co/gzV2nxfl3H
— Kompas.com (@kompascom) October 23, 2017
Memang sekarang adalah zaman milenial. Itu tak bisa dibantahkan. Di mana perkembangan teknologi digital mempengaruhi segala lini kehidupan.
Termasuk daya beli dan pangsa pasar. Masyarakat masa kini lebih tertarik berbelanja online ketimbang offline. Dari hal ini terlihat bahwa tingkat konsumsi masyarakat telah mengalami perubahan.
Jangan heran kalau kita dicap sebagai bangsa yang terbagi dalam ras blibli, ras tokopedia, ras bukalapak, ras lazada hingga ras alibaba. Maka, sudah pasti Glodok jadi mentok dan Mangga dua tak lagi ‘berbuah’.
Saat membuka acara Rembuk Nasional 2017, di JIExpo Kemayoran, Pakde Joko sempat mengeluarkan sentilan terkait dunia pendidikan terutama kampus. Menurutnya, kampus bisa dijadikan sebagai sarana untuk menciptakan perubahan dalam masyarakat.
Bahkan yang kocak, ia menyarankan kalau perlu ada fakultas ekonomi digital, dengan jurusan toko online. Ini mungkin karena efek dari turunnya minat dan daya beli masyarakat terhadap pasar offline?
Kalau fakultas dan jurusan tersebut terealisasi, mall-mall akan jebol dan Toko Boneka Kawan Lama di Kampung Melayu hanya tinggal kayu-kayu doang.
Mungkin ada benarnya, konsumsi masyarakat kian meningkat. Akan tetapi, toko online bukanlah solusi satu-satunya. Karena bisa mematikan peluang usaha para pedagang kecil yang nota bene masih manut dengan mekanisme pasar rakyat dan pasar offline. Boleh saja toko online menjadi alternatif untuk sementara, agar pangsa pasar rakyat dan pasar offline tak sepi pengunjung.
Apalagi belanja secara online belum tentu 100 persen aman dan terjamin kualitasnya. Bisa aja barang yang terlihat di internet tak sesuai dengan asli setelah diterima pembeli. Bahkan ada yang rusak, tidak ori dan bahkan dicolong kurir.
Maka, sebenarnya masyarakat Indonesia belum siap untuk merambah pasar online. Karena manajemen hingga mekanisme pengelolaannya kurang profesional dan belum mendapat perhatian secara optimal dari pemerintah.
Oleh karena itu, pakde Joko nggak usah mikir untuk ngadain fakultas ekonomi digital dengan jurusan toko online untuk saat ini. karena masyarakat belum sampai ke sana pemikiranya. Mungkin perut dan matanya udah nyampe, tapi tidak dengan pikiran dan hatinya.
Mending Pakde pikirkan bagaimana caranya agar nasib para pedagang kecil dan pemilik toko offline bisa sejahtera dan bisa melek dengan mekanisme toko online. Bukan begitu? (K-32)