HomeNalar PolitikJurus Presiden 4L

Jurus Presiden 4L

“Penetapan ambang batas dua puluh persen dinilai melahirkan presiden ‘4 L’ (lo lagi-lo lagi)”, kata Pak Hidayat Nur Wahid.


PinterPolitik.com

Menurut Pak Hidayat Nur Wahid, Pemilu 2019 yang dilakukan secara serentak akan menghadirkan banyak calon presiden alternatif kepada rakyat. Selain itu, bisa menjadi harapan baru bagi rakyat Indonesia dan bisa menghilangkan slogan presiden ‘4 L’ (lo lagi-lo lagi). Asalkan  presidential treshold atau ambang batasnya ditiadakan alias nol persen.

Memang penetapan ambang batas 20 persen menuai banyak polemik. Kata Pak Hidayat, ini bisa menjadi ancaman bagi partai-partai gurem dan partai-partai baru untuk maju nyapres di 2019. Selain itu, dapat berpotensi memunculkan golput di kalangan masyarakat.

Namun, saya masih menyangsikan kebenaran argumen ini. Justru skema dua atau tiga calon presiden untuk Pilpres 2019, sebenarnya sudah cukup bagi rakyat untuk menentukan pilihan. Tak usah banyak-banyak deh, kasian yang lain nggak bakal kebagian suara.

Bukankah skema presidential threshold sudah pernah dipakai saat 2014 lalu, terus mengapa diprotes? Jangan-jangan Pak Hidayat terkena sindrom Joko-isme. Takut Pak Jokowi menang lagi?

Mending sekarang Pak Hidayat pikirkan aja kinerja DPR/MPR, udah pro rakyat belum? Jangan hanya mikirin kantong yang makin bengkak, tapi kesejahteraan masyarakat malah mangkrak. Jangan hanya mau kritik  lembaga anti korupsi, tapi tapi nggak mau diinterupsi.

Pilpres kan masih dua tahun lagi, kok malah dibikin heboh sekarang? Sebenarnya alasan untuk membuat Pemilu menjadi ramai dan kompetitif itu hanya mengada-ada. Bukanlah alasan yang penting. Memangnya selama ini Pemilu kurang kompetitif atau kurang variatif?

Baca juga :  Menguji "Otot Politik" Andika Perkasa

Sudah pasti protes atas presidential threshold sarat dengan kepentingan. Ini tak memberi harapan baru bagi masyarakat, malah akan membuat masyarakat kebingungan menentukan pilihan. Maka ujung-ujungnya serangan fajar dipakai untuk menarik minat sekaligus ‘membeli’ suara masyarakat. Pemilu jadi kacau, lalu rakyat dikambinghitamkan sebagai penyebabnya.

Padahal biang keladinya justru para tokoh yang katanya wakil rakyat. Alahhh, lo lagi-lo lagi, nggak mempan nyerang pakai jurus makar, Saracen dan Perppu Ormas, sekarang malah nyerang pake jurus presiden ‘4 L’. Yang pasti jurus ini masih kalah tanding dengan ajian simbol, Pakde Joko. Sudah pasti bakal kalah, mending pulanglah untuk perdalam laku-tapa dan mati-raga, karena pertarungannya akan dilakukan pada 24 purnama dari sekarang. Semoga nanti pertarungannya berlangsung alot dan menarik. Bagaimana menurut Anda? (K-32)

spot_imgspot_img

#Trending Article

Betulkah Jokowi Melemah? 

Belakangan mulai muncul pandangan bahwa pengaruh politik Jokowi kian melemah, hal tersebut seringnya diatribusikan dengan perkembangan berita judi online yang kerap dikaitkan dengan Budi Arie, dan kabar penangguhan jabatan doktor Bahlil Lahadalia, dua orang yang memang dulu disebut dekat dengan Jokowi. Tapi, apakah betul Jokowi sudah melemah pengaruhnya? 

Masihkah Prabowo Americans’ Fair-Haired Boy?

Dua negara menjadi tujuan utama Prabowo saat melakukan kunjungan kenegaraan pertamanya pasca dilantik sebagai presiden: Tiongkok dan Amerika Serikat.

Paloh Pensiun NasDem, Anies Penerusnya?

Sinyal “ketidakabadian” Surya Paloh bisa saja terkait dengan regenerasi yang mungkin akan terjadi di Partai NasDem dalam beberapa waktu ke depan. Penerusnya dinilai tetap selaras dengan Surya, meski boleh jadi tak diteruskan oleh sang anak. Serta satu hal lain yang cukup menarik, sosok yang tepat untuk menyeimbangkan relasi dengan kekuasaan dan, plus Joko Widodo (Jokowi).

Prabowo, Kunci Kembalinya Negara Hadir?

Dalam kunjungan kenegaraan Prabowo ke Tiongkok, sejumlah konglomerat besar ikut serta dalam rombongan. Mungkinkah negara kini kembali hadir?

Prabowo dan “Kebangkitan Majapahit”

Narasi kejayaan Nusantara bukan tidak mungkin jadi landasan Prabowo untuk bangun kebanggaan nasional dan perkuat posisi Indonesia di dunia.

Prabowo & Trump: MAGA vs MIGA? 

Sama seperti Donald Trump, Prabowo Subianto kerap diproyeksikan akan terapkan kebijakan-kebijakan proteksionis. Jika benar terjadi, apakah ini akan berdampak baik bagi Indonesia? 

The War of Java: Rambo vs Sambo?

Pertarungan antara Andika Perkasa melawan Ahmad Luthfi di Pilgub Jawa Tengah jadi panggung pertarungan besar para elite nasional.

Menguji “Otot Politik” Andika Perkasa

Pilgub Jawa Tengah 2024 kiranya bukan bagaimana kelihaian politik Andika Perkasa bekerja di debutnya di kontestasi elektoral, melainkan mengenai sebuah hal yang juga lebih besar dari sekadar pembuktian PDIP untuk mempertahankan kehormatan mereka di kandang sendiri.

More Stories

PDIP dan Gerindra Ngos-ngosan

PDI Perjuangan dan Gerindra diprediksi bakal ngos-ngosan dalam Pilgub Jabar nanti. Ada apa ya? PinterPolitik.com Pilgub Jabar kian dekat. Beberapa Partai Politik (Parpol) pun mulai berlomba-lomba...

Arumi, ‘Srikandi Baru’ Puan

Arumi resmi menjadi “srikandi baru” PUAN. Maksudnya gimana? PinterPolitik.com Fenomena artis berpolitik udah bukan hal baru dalam dunia politik tanah air. Partai Amanat Nasional (PAN) termasuk...

Megawati ‘Biro Jodoh’ Jokowi

Megawati tengah mencari calon pendamping Jokowi. Alih profesi jadi ‘biro jodoh’ ya, Bu? PinterPolitik.com Kasih sayang dan pengorbanan seorang ibu laksana lilin yang bernyala. Lilin...