HomeNalar PolitikJokowi Ogah Jadi Bhisma

Jokowi Ogah Jadi Bhisma

Kecil Besar

Presiden menolak bertemu Pansus Hak Angket KPK dan tidak mau dilibatkan oleh DPR. Jokowi ogah dijadiin Bhisma?


PinterPolitik.com

Bumi Gonjang-ganjing

[dropcap size=big]M[/dropcap]anusia penuh dengan intrik dan muslihat. Dalam dunia fana, kejahatan dan kebaikan akan selalu bertarung – katanya. Di negeri bernama Indonesia, perang antara kebatilan dan kejujuran tengah berlangsung. Bukan hanya masyarakatnya saja yang lagi H2C (harap-harap cemas), tapi juga para tokoh pewayangan di nirwana maya.

Tersebutlah lembaga pembasmi korupsi yang diwakili lima orang komisionernya, mereka adalah reinkarnasi Pandawa, karena dikenal jujur dan berani. Sementara di lembaga legislatif, bersemayam roh-roh haus tahta dan harta para Kurawa. Jumlahnya berkali lipat dari anggota Kurawa ‘asli’, supaya hasil akhirnya enggak kalah melulu. (Baca juga: Pandawa vs Kurawa Milenial)

Karena berlangsung di era Milenial, pertarungan keduanya tidak sekolosal Baratayudha. Tapi pertikaian tetap belangsung sengit dan saling kelit, terutama Kurawa yang paling getol ngetweet dan re-tweet. Sementara para Pandawa enggak peduli. Untuk menghindari serangan, mereka lebih suka bergerilya ke daerah-daerah menjalankan operasi tangkap tangan (OTT).

Sikap Pandawa yang menjatuhkan kekuatan dari bawah, membuat para petinggi Kurawa berang. Sementara retorika dan propaganda mereka di masyarakat, tidak berjalan sesuai rencana. Rakyat yang takut lebih suka diam, namun kebanyakan malah balik nyerang dan membelot pro Pandawa.

Walau sudah didukung oleh Sengkuni yang liciknya setengah mati dan ular Adhyaksa raksasa yang sangat berbisa, namun Pandawa masih saja santai dengan OTT di daerah-daerahnya. “Emang gue pikirin,” begitu jawab mereka, sambil tertawa-tawa.

Akhirnya, Duryudana mengeluarkan idenya. “Gimana kalau kita gunakan kekuatan Bhisma untuk mengalahkan mereka!” teriaknya, riang gembira. “Aha!” seru mereka semua. “Sebagai tetua Bhisma punya kuasa membubarkan Pandawa, namun sebagai petinggi kerajaan, dia tidak bisa menolak permintaan kita semua,” lanjutnya.

Baca juga :  Prabowo’s Great Mentors?

Dan rencana pun dijalankan. Dursasana yang paling lihai bersilat kata, mulai mengeluarkan pernyataan beracunnya. Ia mendesak Bhisma untuk berhenti dari sikap tak acuhnya. Dalam benaknya, ia membayangkan bagaimana akhir Bhisma yang mati dengan panah disekujur tubuhnya. (Baca juga: Jangan Ngawur dong Pak Fahri!)

Namun apa dikata, Bhisma era Milenial bukan Bhisma Mahabarata yang tua renta dan terkena kutuk dosa. Bhisma Milenial adalah Jokowi yang lebih suka ngundang ngopi para barista dan penggemar kopi di Istananya, dibanding ketemu Kurawa yang cuma bawa masalah doang buat dirinya.

“Itu urusannya mereka, biarkan saja. Jangan bawa-bawa saya,” katanya, sambil asyik duduk santai, menikmati suara hujan, dan nyeruput kopi Gayo hitam. Sementara di luar sama, para Kurawa terbengong-bengong kehujanan, berharap mendapatkan undangan. (R24)

Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutna
spot_imgspot_img

#Trending Article

Prabowo Lost in Translation

Komunikasi pemerintahan Prabowo dinilai kacau dan amburadul. Baik Prabowo maupun para pembantunya dianggap tak cermat dalam melemparkan tanggapan dan jawaban atas isu tertentu kepada publik, sehingga gampang dipelintir dan dijadikan bahan kritik.

2029 Anies Fade Away atau Menyala?

Ekspektasi terhadap Anies Baswedan tampak masih eksis, terlebih dalam konteks respons, telaah, dan positioning kebijakan pemerintah. Respons dan manuver Anies pun bukan tidak mungkin menjadi kepingan yang akan membentuk skenario menuju pencalonannya di Pilpres 2029.

The Pig Head in Tempo

Teror kepala babi dan bangkai tikus jadi bentuk ancaman kepada kerja-kerja jurnalisme. Sebagai pilar ke-4 demokrasi, sudah selayaknya jurnalisme beroperasi dalam kondisi yang bebas dari tekanan.

PDIP Terpaksa “Tunduk” Kepada Jokowi?

PDIP melalui Puan Maharani dan Joko Widodo (Jokowi) tampak menunjukan relasi yang baik-baik saja setelah bertemu di agenda Ramadan Partai NasDem kemarin (21/3). Intrik elite PDIP seperti Deddy Sitorus, dengan Jokowi sebelumnya seolah seperti drama semata saat berkaca pada manuver PDIP yang diharapkan menjadi penyeimbang pemerintah tetapi justru bersikap sebaliknya. Lalu, kemana sebenarnya arah politik PDIP? Apakah akhirnya secara tak langsung PDIP akan “tunduk” kepada Jokowi?

The Irreplaceable Luhut B. Pandjaitan? 

Di era kepresidenan Joko Widodo (Jokowi), Luhut Binsar Pandjaitan terlihat jadi orang yang diandalkan untuk jadi komunikator setiap kali ada isu genting. Mungkinkah Presiden Prabowo Subianto juga memerlukan sosok seperti Luhut? 

The Danger Lies in Sri Mulyani?

IHSG anjlok. Sementara APBN defisit hingga Rp31 triliun di awal tahun.

Deddy Corbuzier: the Villain?

Stafsus Kemhan Deddy Corbuzier kembali tuai kontroversi dengan video soal polemik revisi UU TNI. Pertanyaannya kemudian: mengapa Deddy?

Sejauh Mana “Kesucian” Ahok?

Pasca spill memiliki catatan bobrok Pertamina dan dipanggil Kejaksaan Agung untuk bersaksi, “kesucian” Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok seolah diuji. Utamanya, terkait pertaruhan apakah dirinya justru seharusnya bertanggung jawab atas skandal dan kasus rasuah perusahaan plat merah tempat di mana dirinya menjadi Komisasis Utama dahulu.

More Stories

Informasi Bias, Pilpres Membosankan

Jelang kampanye, pernyataan-pernyataan yang dilontarkan oposisi cenderung kurang bervarisi. Benarkah oposisi kekurangan bahan serangan? PinterPolitik.com Jelang dimulainya masa kampanye Pemilihan Presiden 2019 yang akan dimulai tanggal...

Galang Avengers, Jokowi Lawan Thanos

Di pertemuan World Economic Forum, Jokowi mengibaratkan krisis global layaknya serangan Thanos di film Avengers: Infinity Wars. Mampukah ASEAN menjadi Avengers? PinterPolitik.com Pidato Presiden Joko Widodo...

Jokowi Rebut Millenial Influencer

Besarnya jumlah pemilih millenial di Pilpres 2019, diantisipasi Jokowi tak hanya melalui citra pemimpin muda, tapi juga pendekatan ke tokoh-tokoh muda berpengaruh. PinterPolitik.com Lawatan Presiden Joko...