Larangan rangkap jabatan kini sudah tidak berlaku, karena ada dua menteri yang rangkap jabatan di Partai Golkar. Apakah ini tanda Jokowi nggak konsisten alias jilat ludah sendiri?
PinterPolitik.com
[dropcap]D[/dropcap]i awal kepemimpinannya sebagai presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) pernah diidentikkan dengan slogan “kerja, kerja dan kerja”. Mungkin untuk mengantisipasi agar para anak buahnya (menteri) nggak gagal fokus terhadap tugas dan tanggung jawab masing-masing, ia menegaskan agar dalam kabinet nggak boleh rangkap jabatan. Maksudnya agar para menteri nggak terlibat aktif dalam Partai Politik (Parpol) tertentu.
Hm, tapi belakangan ini kok terkesan ada kelonggaran. Terbukti ada dua orang menteri yang rangkap jabatan dalam Partai Golkar.
Sebelumnya, Jokowi sudah pernah mengizinkan agar Airlangga Hartarto rangkap jabatan sebagai Menteri Perindustrian dan Ketua Umum Partai Golkar. Jokowi mengakui kesulitan mencari pengganti Airlangga karena masa pemerintahannya tinggal satu setengah tahun lagi. Hm, masa sih, Pakde? Lalu gimana dengan jabatan Menteri Sosial yang ditinggalkan Khofifah, kok kelihatannya nggak susah untuk nyari penggantinya?
Jabatan Menteri Sosial kini berada dalam genggaman Idrus Marham. Idrus saat ini juga masih menjabat sebagai Koordinator Bidang Hubungan Eksekutif-Legislatif dalam susunan kepengurusan Golkar. Widihhh, Golkar lagi, Golkar lagi. Hm, jangan-jangan Golkar udah jadi ‘anak emas’ Jokowi nih? Au ah, ucing ala uwe mikirinnya.
Konsisten dong pak bro @jokowi
— Bejo Rahayu (@BejoRahayu) January 22, 2018
Akan tetapi, perubahan sikap Jokowi ini ditanggapi secara positif oleh Wasekjen Pe-ka-be Daniel Johan. Ia menilai Jokowi nggak mengistimewakan Partai Golkar, dengan mengizinkan Airlangga dan Idrus rangkap jabatan dalam kabinet. Ia malah menduga Presiden telah mengubah kebijakkannya mengikuti perkembangan situasi. Ah, masa sih? Tapi kenapa harus dari Golkar, emang nggak ada sosok yang berkompeten dari Parpol lainnya? Di situ, saya sering merasa bingung dengan Jokowi.
Semua terserah Jokowi, sih. Toh, dia orang nomer satu di negeri ini. Tapi, kalau dengan mengijinkan Airlangga dan Idrus rangkap jabatan dalam kabinet, dengan sendirinya ia telah mengingkari kata-katanya. Jokowi terbukti menjilat ludahnya sendiri? Au ah, silahkan nilai sendiri deh. (K-32)