HomeNalar PolitikInfrastruktur Jokowi Gagal di Papua?

Infrastruktur Jokowi Gagal di Papua?

Proyek infrastruktur Jokowi dinilai bukanlah satu-satunya solusi di Papua. Benarkah begitu?


PinterPolitik.com

[dropcap]P[/dropcap]royek Infrastruktur memang menjadi salah satu program inti pemerintahan Jokowi. Bahkan proyek ini melebar hingga daerah Indonesia bagian timur, termasuk Papua. Konon katanya, proyek infrastruktur di Papua merupakan bagian dari metode pendekatan non-kekerasan dari Pakde Joko.

Ragam pembangunan telah dilakukan. Di antaranya, jalan raya Trans Papua yang diperkirakan akan mulai beroperasi pada 2018, distribusi listrik atau elektrifikasi secara penuh di Papua dan Papua Barat pada 2019, Jembatan Holtekamp di Jayapura dan pembangunan pelabuhan laut. Apakah ini dinilai gagal?

Akan tetapi, hal ini dinilai bukanlah jawaban atas kebutuhan masyarakat Papua di masa kini. Hal ini disampaikan oleh Kepala Divisi Pembelaan HAM Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Arif Nur Fikri.

Menurut Arif, yang menjadi kebutuhan utama masyarakat Papua saat ini adalah yang pertama, soal penegakan hukum. Hal ini dinilai belum terwujud lantaran hingga kini pelanggaran HAM di Papua masih marak.

Sepanjang tahun 2017, ada 61 kasus kekerasan dan pelanggaran HAM di Papua. Kasus penganiayaan mendominasi dengan jumlah 24 kasus. Ini diikuti dengan kasus penembakan sebanyak 20 kasus.

Yang kedua, soal keadilan ekonomi. Kontras mencatat bahwa eksploitasi sumber daya alam (SDA) di Papua, baik melalui PT Freeport maupun proyek The Merauke Integrated Food and Energy Estate (MIFEE), yang disponsori negara masih dilanggengkan.

Hal ini bisa dilihat dari gelontoran dana dari PT. Freeport kepada aparat kepolisian dan TNI di sana pada tahun 2011. Berdasarkan data dari Kontras, setiap anggota satgas pengamanan diberi komisi sebesar Rp. 1.250.000. Bahkan juru bicara PT Freeport Indonesia Ramdani Sirait juga mengakui pihaknya memberi dana kepada Polisi dan TNI sebesar US$ 14 juta. Wah, kacau nih, kalau begini.

Persoalan di Papua ini memang cukup kompleks. Tapi bukan berarti harus mengabaikan proyek infrastruktur pemerintah yang tengah bergulir di sana. Tentu saja pasti akan ada manfaanya di masa mendatang, bukan?

Baca juga :  Bandara Kedua Bali: Prabowo Tepati Janji?

Mungkin saat ini, kasus-kasus pelanggaran HAM dan keadilan sosial di Papua masih marak. Tapi bukan berarti pemerintah nggak peduli dengan Papua. Mudah-mudahan aja ke depannya, ada konsolidasi dari Menkopolhukam, Panglima TNI dan Kepolisian untuk menyelsaikan masalah ini. Semoga ada jalan keluar. (K-32)

Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutna
spot_imgspot_img

#Trending Article

Kok Megawati Gak Turun Gunung?

Ketua Umum (Ketum) PDIP, Megawati Soekarnoputri hingga kini belum terlihat ikut langsung dalam kampanye Pilkada. Kira-kira apa alasannya? 

Berani Prabowo Buka Pandora Papers Airlangga?

Ramai-ramai bicara soal kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) 12 persen yang disertai dengan protes di media sosial, tiba-tiba juga ramai pula banyak akun men-share kembali kasus lama soal nama dua pejabat publik – Airlangga Hartarto dan Luhut Pandjaitan – yang di tahun 2021 lalu disebut dalam Pandora Papers.

“Sekolam” Ahok, Kesaktian Anies Luntur?

Keputusan Anies Baswedan meng-endorse Pramono Anung-Rano Karno di Pilkada Jakarta 2024 memantik interpretasi akan implikasi politiknya. Utamanya karena Anies pada akhirnya satu gerbong dengan eks rivalnya di 2017 yakni Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan PDIP serta tendensi politik dinasti di dalamnya, termasuk yang terjadi pada Pramono.

Siasat Prabowo Akui Sengketa LCS

Pemerintahan Prabowo disorot karena ‘akui’ klaim tumpang tindih LCS dalam joint statement Tiongkok. Mungkinkah ada siasat strategis di baliknya?

Rahasia Triumvirat Teddy, AHY, dan Hegseth?

Terdapat kesamaan administrasi Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump dengan Presiden Prabowo Subianto, yakni mempercayakan posisi strategis kepada sosok berpangkat mayor. Kiranya, terdapat rahasia tertentu di balik kesamaan itu yang dapat mendukung support dalam dimensi tertentu ke pemerintahan masing-masing. Mengapa demikian?

Anies Di-summon PKS!

Ahmad Syaikhu in a battle against Dedi be like, “I summon Anies Baswedan!”  #Anies #AniesBaswedan #PilkadaJawaBarat #AhmadSyaikhu #IlhamHabibie #PKS #pinterpolitik #infografis #politikindonesia #beritapolitik #beritapolitikterkini

Betulkah Jokowi Melemah? 

Belakangan mulai muncul pandangan bahwa pengaruh politik Jokowi kian melemah, hal tersebut seringnya diatribusikan dengan perkembangan berita judi online yang kerap dikaitkan dengan Budi Arie, dan kabar penangguhan jabatan doktor Bahlil Lahadalia, dua orang yang memang dulu disebut dekat dengan Jokowi. Tapi, apakah betul Jokowi sudah melemah pengaruhnya? 

Masihkah Prabowo Americans’ Fair-Haired Boy?

Dua negara menjadi tujuan utama Prabowo saat melakukan kunjungan kenegaraan pertamanya pasca dilantik sebagai presiden: Tiongkok dan Amerika Serikat.

More Stories

PDIP dan Gerindra Ngos-ngosan

PDI Perjuangan dan Gerindra diprediksi bakal ngos-ngosan dalam Pilgub Jabar nanti. Ada apa ya? PinterPolitik.com Pilgub Jabar kian dekat. Beberapa Partai Politik (Parpol) pun mulai berlomba-lomba...

Arumi, ‘Srikandi Baru’ Puan

Arumi resmi menjadi “srikandi baru” PUAN. Maksudnya gimana? PinterPolitik.com Fenomena artis berpolitik udah bukan hal baru dalam dunia politik tanah air. Partai Amanat Nasional (PAN) termasuk...

Megawati ‘Biro Jodoh’ Jokowi

Megawati tengah mencari calon pendamping Jokowi. Alih profesi jadi ‘biro jodoh’ ya, Bu? PinterPolitik.com Kasih sayang dan pengorbanan seorang ibu laksana lilin yang bernyala. Lilin...