Menurut Pak Sohibul Iman, ‘hoax yang membangun’ itu ibarat es panas. Maksudnya apa ya, Pak?
PinterPolitik.com
[dropcap]P[/dropcap]enyebaran berita-berita hoax memang lagi marak di media sosial. Bahkan penyebaran hoax laku keras kayak ‘kacang goreng’. Kalo gini terus, lama-kelamaan orang bernafas aja bisa ikut-ikutan dituduh hoax, ehh.
Terkait dengan penyebaran berita-berita hoax, ada pernyataan yang ‘unik’ dari Pak Djoko Setiadi. Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) yang baru aja dilantik ini memperkenalkan istilah ‘hoax yang membangun’.
Pernyataan ini seketika membuat namanya masuk dalam google trending Indonesiadan menggemparkan netizen. Beragam respon pun berdatangan. Ada yang mencibir, ada yang merasa lucu dan ada pula yang marah.
Misalnya, ada tanggapan yang datang dari Pak Sohibul Iman. Menurut Presiden Pe-ka-es ini nggak ada tuh ‘hoax yang membangun’. Hoax itu berarti penipuan. Mana ada penipuan yang membangun? Ia menambahkan bahwa pernyataan Pak Djoko tersebut rada-rada aneh. Maksud dari kalimat ‘hoax yang membangun’ itu nggak jauh beda dengan frasa ‘es panas’ – sesuatu yang tidak mungkin ada.
Ini pernyataan aneh, sebuah oxymoron sprt es panas, pendusta yg jujur, dsb. Hoax asal katanya Hocus yg berarti menipu, tipuan. "Hoax yg membangun" berarti tipuan yg membangun. Sulit memahami makna kata tsb sprt sulit memahami "es panas". Eta terangkanlah!https://t.co/vcxAKAoZf6
— mohamad sohibul iman (@msi_sohibuliman) January 3, 2018
Yah, sebenarnya pernyataan dari Pak Djoko tersebut nggak usah ditanggapi serius, itu hanya sekadar gimik. Beliau sendiri udah mengakuinya kok. Pak Djoko memang sengaja membuat pernyataan tersebut untuk memancing reaksi dari netizen dan kelihatannya misi tersebut berjalan sukses.
Buktinya banyak netizen yang berkomentar, termasuk Pak Sohibul. Ini menjadi bukti bahwa di negeri ini banyak sekali kritikus-kritikus ‘ulung’. Tapi apakah mereka juga mempan untuk dikritik? Di situ, kadang saya masih merasa bingung.
Sebenarnya pernyataan Pak Sohibul juga ada benarnya kok, memang nggak ada penipuan yang membangun atau bersifat positif. Dan tak bisa juga dipungkiri kalau penyebaran hoax di Indonesia udah sedemikian akut.
Soalnya menurut catatan Dewan Pers, di Indonesia terdapat sekitar 43.000 situs yang mengklaim diri sebagai portal berita. Dari jumlah tersebut, yang sudah terverifikasi sebagai situs berita resmi tak sampai 300. Wah, kacau nih.
Oleh karena itu, segenap warga Indonesia harus lebih kritis dalam membaca, melihat dan mendengarkan berita. Utamakan baca sebelum memberikan komentar, please! Jangan hanya baca judul, tapi isinya juga ya. Upss, hampir lupa, satu lagi, jangan lupa cek kebenaran data-datanya ya. (K-32)