Elektabilitas Golkar dinilai naik lagi setelah berganti ketua. Golkar makin kuat setelah dihantam kasus e-KTP?
PinterPolitik.com
“setiap orang, ada masanya. Setiap masa, ada orangnya”
(anonim)
[dropcap]P[/dropcap]artai Golkar merupakan salah satu partai yang sudah malang melintang dalam dunia politik tanah air. Partai yang pernah menjadi ‘mesin politik’ terkuat di zaman orde baru ini, sempat terkulai lemas setelah dihantam badai kasus mega korupsi e-Ka-te-pe. Tapi, kembali segar bugar setelah ada pergantian pemimpin.
Bahkan menurut hasil survei dari Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, elektabilitas Partai berlogo pohon beringin ini kembali menempati posisi nomor dua atau tepat di belakang Partai Banteng. Aih mantul alias mantap betul. Berarti nggak sia-sia dong, Pak Airlangga Hartarto diangkat jadi Ketua Umum (Ketum) Partai Beringin ya?
Benarkah Golkar masih kuat setelah dihantam kasus Setya Novanto? https://t.co/FDa7ojiaIk #MDK
— MERDEKA (@merdekadotcom) January 25, 2018
Konon, katanya kehadiran Airlangga di atas singgsana Golkar mendapat respon yang positif dari netizen. Mungkin, masyarakat lebih suka ketua yang matanya melek, ketimbang ketua yang hobi ngantuk. Uchhh, uchhh, hidung ini mendadak berasap.
Walaupun demikian, sebenarnya kehadiran Pak Airlangga juga turut memantik polemik. Ia dianggap rangkap jabatan. Selain menjabat sebagai ketum Golkar, ia juga masih tetap menjabat sebagai Menteri Perindustrian. Wah, kok bisa? Bukankah Jokowi sendiri pernah ngomong tegas supaya para menteri nggak boleh rangkap jabatan? Jokowi, ‘jilat ludah sendiri’? Hm, au ah, pucing palaku mikirinnya.
Bukan hanya itu, ada juga nama Idrus Marham. Baru-baru ini, ia ditunjuk oleh Jokowi untuk mengisi jabatan Menteri Sosial yang ditinggalkan oleh Khofifah. Walaupun begitu, ia masih punya jabatan dalam Parati Golkar sebagai Ketua Korbid Kelembagaan Eksekutif Legislatif.
Ternyata masih ada satu nama lagi yaitu Nusron Wahid. Ia juga dianggap ikut jejak Airlangga dan Idrus. Sebab, selain menjabat sebagai Kepala BPN2TKI, ia juga masih menjabat sebagai Ketua Koordinator Bidang Pemenangan Pemilu Jawa dan Kalimantan dalam Partai Golkar.
Wow, kok tiga-tiganya kader Golkar semua. Mungkinkah ini tanda Jokowi bahwa mengistimewakan Golkar? Hm, kalau ini benar adanya, maka dalam kabinet bisa tubir-tubir alias ribut-ribut nih. Tapi, emang bisa ngelawan hak prerogatif presiden?
Awas-awas, anaknya Mama Mega udah mulai terbakar api cemburu tuh. Ya nggak apa sih, asalkan jangan sampai kebakaran jenggot, uppss salah orang. (K-32)