HomeNalar PolitikYorrys Didepak?

Yorrys Didepak?

Komentar Yorrys yang mempermasalahkan kepemimpinan Ketua Umum Golkar, pada akhirnya membuahkan sanksi penghentian jabatan. Betulkah tak ada retakan dalam internal partai ini?


PinterPolitik.com

[dropcap size=big]K[/dropcap]asus mega korupsi e-KTP yang ikut membelit Ketua Umum Golkar Setya Novanto, tak pelak berpengaruh pada keretakan di internal Golkar. Masalah berawal dari ucapan Yorrys Raweyai yang mengatakan, “Novanto sebentar lagi tersangka”. Walau celetukan ini dianggap bukan masalah besar, namun akhirnya Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar memberhentikan Yorrys dari jabatannya sebagai pelaksana tugas Ketua DPD I Golkar Papua dan langsung menunjuk Azis Samual sebagai penggantinya.

Keputusan ini ditetapkan melalui Surat Keputusan DPP Golkar bernomor KEP-221/DPP/GOLKAR/IV/2017, tertanggal 29 April 2017 dan ditandatangani sendiri oleh Ketua Umum Setya Novanto dan Sekjen Idrus Marham. Menurut seorang sumber dari internal Golkar, penggantian ini akibat Yorrys pernah mengusulkan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) partai, sehingga membuat suasana di internal partai memanas.

“Padahal, kami tengah melakukan persiapan Pilkada 2018 dan Pilpres 2019. Kami kan harus konsolidasi ke semua lini,” katanya di gedung parlemen, Senin (15/5) malam. Penggantian Yorrys dengan Aziz – Ketua Bappilu Wilayah Timur Golkar, menurut sumber tersebut, juga dimaksudkan untuk membangun solidaritas partai di Papua. Terutama untuk menyiapkan berbagai agenda partai.

Pemberhentian ini juga merupakan upaya dalam menjaga soliditas, memperkuat kekompakan dan mengembangkan kebersamaan pengurus pusat sampai daerah Papua. Pemecatan itu juga untuk mengefektifkan koordinasi, harmonisasi, dan sinkronisasi kebijakan yang telah ditentukan partai. “DPP Partai Golkar memandang perlu untuk melakukan pergantian pelaksana tugas Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Golongan Karya Provinsi Papua,” demikian menurut surat keputusan Golkar, Senin (8/5).

Baca juga :  Indonesia First: Doktrin Prabowo ala Mearsheimer? 

“Intinya pergantian yang bersangkutan dalam rangka mempercepat agenda partai yang belum selesai, serta menyatukan kekuatan Golkar Papua,” lanjut sumber tersebut. Yorrys sendiri telah mengetahui mengenai surat keputusan itu. Dia merasa tak ada yang istimewa dari surat pemberhentian dirinya selaku Plt Ketua DPD Golkar Papua.

“Jangan sensitif melihat ini (SK Plt). Saya ditunjuk sebagai Plt Januari dan dikasih waktu selama 3 bulan. Sekarang sudah selesai konsolidasi. Jadi ya ini (pergantian Plt) semacam tour of duty. Apalagi saya di DPP sudah Ketua Korbid Polhukam,” cetus Yorrys. Sebelumnya Novanto telah memberikan deadline untuk segera menuntaskan sejumlah agenda partai di Papua paling lama 20 Mei.

“Tidak ada masalah dengan Bang Yorrys, semua komunikasi berjalan baik. Saya Ketua Harian, beliau Korbid Polhukam. (Dengan) ketua (Setya Novanto) komunikasi lancar, tidak ada (masalah). Perbedaan pendapat di internal itu biasa,” ujar Ketua Harian Golkar Nurdin Halid di DPP Golkar, Jakarta, baru-baru ini. Ia memastikan Yorrys tak dipecat dari kepengurusan partai akibat ucapannya itu. Internal Golkar masih sangat solid.

Bahkan, Nurdin bertutur Yorrys dalam kesempatan lalu meminta semua kader taat azas kepartaian. Setya Novanto wajib dijaga kehormatannya. “Justru Bang Yorrys yang minta dan kita putuskan, termasuk di dalam rapat telah kita sepakati bahwa harkat dan martabat partai termasuk harga diri ketum wajib hukumnya bagi semua anggota partai untuk menjaga karena ketum adalah simbol partai. Itu diputuskan oleh organisasi partai dan semua unsur partai harus taat partai,” pungkasnya.

(SP/Berbagai sumber/R24)

spot_imgspot_img

#Trending Article

Kok Megawati Gak Turun Gunung?

Ketua Umum (Ketum) PDIP, Megawati Soekarnoputri hingga kini belum terlihat ikut langsung dalam kampanye Pilkada. Kira-kira apa alasannya? 

Berani Prabowo Buka Pandora Papers Airlangga?

Ramai-ramai bicara soal kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) 12 persen yang disertai dengan protes di media sosial, tiba-tiba juga ramai pula banyak akun men-share kembali kasus lama soal nama dua pejabat publik – Airlangga Hartarto dan Luhut Pandjaitan – yang di tahun 2021 lalu disebut dalam Pandora Papers.

“Sekolam” Ahok, Kesaktian Anies Luntur?

Keputusan Anies Baswedan meng-endorse Pramono Anung-Rano Karno di Pilkada Jakarta 2024 memantik interpretasi akan implikasi politiknya. Utamanya karena Anies pada akhirnya satu gerbong dengan eks rivalnya di 2017 yakni Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan PDIP serta tendensi politik dinasti di dalamnya, termasuk yang terjadi pada Pramono.

Siasat Prabowo Akui Sengketa LCS

Pemerintahan Prabowo disorot karena ‘akui’ klaim tumpang tindih LCS dalam joint statement Tiongkok. Mungkinkah ada siasat strategis di baliknya?

Rahasia Triumvirat Teddy, AHY, dan Hegseth?

Terdapat kesamaan administrasi Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump dengan Presiden Prabowo Subianto, yakni mempercayakan posisi strategis kepada sosok berpangkat mayor. Kiranya, terdapat rahasia tertentu di balik kesamaan itu yang dapat mendukung support dalam dimensi tertentu ke pemerintahan masing-masing. Mengapa demikian?

Anies Di-summon PKS!

Ahmad Syaikhu in a battle against Dedi be like, “I summon Anies Baswedan!”  #Anies #AniesBaswedan #PilkadaJawaBarat #AhmadSyaikhu #IlhamHabibie #PKS #pinterpolitik #infografis #politikindonesia #beritapolitik #beritapolitikterkini

Betulkah Jokowi Melemah? 

Belakangan mulai muncul pandangan bahwa pengaruh politik Jokowi kian melemah, hal tersebut seringnya diatribusikan dengan perkembangan berita judi online yang kerap dikaitkan dengan Budi Arie, dan kabar penangguhan jabatan doktor Bahlil Lahadalia, dua orang yang memang dulu disebut dekat dengan Jokowi. Tapi, apakah betul Jokowi sudah melemah pengaruhnya? 

Masihkah Prabowo Americans’ Fair-Haired Boy?

Dua negara menjadi tujuan utama Prabowo saat melakukan kunjungan kenegaraan pertamanya pasca dilantik sebagai presiden: Tiongkok dan Amerika Serikat.

More Stories

Informasi Bias, Pilpres Membosankan

Jelang kampanye, pernyataan-pernyataan yang dilontarkan oposisi cenderung kurang bervarisi. Benarkah oposisi kekurangan bahan serangan? PinterPolitik.com Jelang dimulainya masa kampanye Pemilihan Presiden 2019 yang akan dimulai tanggal...

Galang Avengers, Jokowi Lawan Thanos

Di pertemuan World Economic Forum, Jokowi mengibaratkan krisis global layaknya serangan Thanos di film Avengers: Infinity Wars. Mampukah ASEAN menjadi Avengers? PinterPolitik.com Pidato Presiden Joko Widodo...

Jokowi Rebut Millenial Influencer

Besarnya jumlah pemilih millenial di Pilpres 2019, diantisipasi Jokowi tak hanya melalui citra pemimpin muda, tapi juga pendekatan ke tokoh-tokoh muda berpengaruh. PinterPolitik.com Lawatan Presiden Joko...