HomeNalar PolitikGatot Jadi Wapres Jokowi?

Gatot Jadi Wapres Jokowi?

Kecil Besar

Belakangan ini nama Gatot Nurmantyo dikabarkan memiliki popularitas yang tinggi di masyarakat. Apakah mungkin Panglima TNI ini nantinya akan mendampingi Jokowi?


PinterPolitik.com

[dropcap size=big]G[/dropcap]elaran pemilihan presiden (Pilpres) 2019 nanti bisa jadi akan merupakan pemilihan presiden yang paling menarik bagi masyarakat Indonesia. Walau masih berlangsung dua tahun lagi, namun utak-atik siapa yang akan maju sebagai calon presiden (capres) maupun calon wakil presiden (cawapres) sudah ramai dibicarakan. Berbagai nama tokoh sudah mulai beredar untuk memperebutkan posisi tersebut.

Berdasarkan informasi, Panglima TNI Gatot Nurmantyo juga memiliki ambisi untuk dapat maju di Pilpres 2019 nanti. Kabarnya, saat ini jenderal bintang empat itu tengah bergerilya untuk mendapatkan dukungan partai. “Inginnya menjadi calon presiden, tetapi menjadi calon wakil presiden pada Pemilu 2019 juga menjadi pilihan,” kata seorang sumber di Jakarta, Rabu (9/8).

Menurutnya, Gatot juga berharapan bisa dapat mendampingi Jokowi sebagai cawapresnya. Ia mengatakan kalau Gatot memiliki keyakinan mampu mendampingi Jokowi, karena ia telah membuktikannya selama menjadi Panglima TNI beberapa tahun terakhir. “Orang bilang, Gatot tidak loyal kepada Jokowi. Itu terbalik. Justru, Pak Gatot sangat patuh terhadap Jokowi,” jelas sumber tersebut.

Tapi kalau Jokowi telah memiliki calon lain untuk mendampinginya, maka Gatot akan mengincar kursi capres. Selama ini, ia telah mendekati sejumlah partai seperti PPP, Nasdem, PAN, dan PKB sebagai kendaraan politiknya. Ia juga mempersilahkan partai politik tersebut untuk menentukan siapa calon wakilnya. “Nama Gatot akan terus diangkay ke publik untuk mendapatkan simpati. Sebelum pensiun dari TNI tahun depan, elektabilitas Gatot diharapkan sudah bisa menyaingi Jokowi,” lanjutnya.

Namun, Gatot mengatakan kalau ia tidak merasa nyaman kalau wakilnya juga berasal dari TNI, dan berharap ada kombinasi sipil dan militer. Dengan pilihan seperti ini, maka kemungkinan Gatot akan berpasangan dengan Prabowo Subianto atau Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang mantan anggota TNI, agak sulit untuk terwujud.

Sebelumnya, politikus Partai Nasdem Teuku Taufiqulhadi juga telah mewacanakan Gatot sebagai kandidat alternatif cawapres bagi Jokowi. “Kami duga, Pak JK tidak bersedia lagi ikut untuk periode mendatang. Kami sedang memikirkan pendamping yang kuat seperti Pak JK,” katanya, di Gedung DPR, Jumat (21/7). “Sejauh ini, di mata kami yang cukup baik adalah Pak Gatot Nurmantyo yang menjabat sebagai Panglima TNI sekarang.”

Baca juga :  Deddy Corbuzier: the Villain?

Sedangkan menurut pengamatan Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin ‎mengatakan, apabila Gatot maju, maka dia sudah mendapat dukungan kuat dari para prajurit TNI. Apalagi Gatot selama ini mampu membawa citra positif TNI. “TNI terkenal loyal. Apabila ada orang yang memiliki latar belakang TNI menjadi Capres atau Cawapres, maka sudah pasti akan didukung,” katanya, Senin (8/7).

Walaupun TNI tidak punya hak pilih, namun dipastikan para prajurit tersebut akan merayu keluarganya untuk bisa memilih Gatot. Pasalnya, prajurit sangat bangga apabila ada mantan dari TNI bisa menjadi pemimpin Indonesia. “Walaupun prajurit tidak bisa memilih tapi kan dia punya keluarga,” kata ‎pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) tersebut.

Nantinya, apabila Gatot berhadapan dengan Jokowi di Pilpres, maka prajurit TNI dapat dipastikan akan mendukung Gatot, dan kemungkinan mendukung Jokowi. Sebab prajurit TNI sampai kapanpun akan loyal dan patuh kepada atasannya. “‎Prajurit juga terkenal loyal dengan panglimanya‎, itu jadi modal Gatot,” tegasnya.

Namun saat dikonfirmasi minatnya untuk maju di Pilpres 2019 nanti, Gatot memilih menghindar dan tidak bersedia membicarakan hal tersebut. “Saya ini sekarang masih Panglima TNI. Tidak ingin saya bicara untuk calon presiden maupun wapres,” kelit Gatot, Jumat (4/8) di Kuta. Walaupun dukungan partai politik cukup besar untuk memilihnya, namun ia tetap enggan untuk membahasnya. “Walau apapun juga, saya ini Panglima TNI,” tegas Gatot sambil menekankan kalau tugas pentingnya saat ini tetap menjaga keutuhan bernegara dan berbangsa NKRI.

(Suara Pembaruan)

spot_imgspot_img

#Trending Article

PHK Indonesia, Waspada Sindrom Katak Rebus? 

Bahaya PHK masih terus mengancam Indonesia. Bagaimana kita bisa mengambil pelajaran besar dari permasalahan ini? 

The Tale of Budi Gunawan

Kehadiran Budi Gunawan dalam pertemuan antara Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto kembali menegaskan posisinya sebagai salah satu lingkar elite yang berpengaruh.

How About Dasco’s Destiny?

Peran, manuver, serta konstruksi reputasi Sufmi Dasco Ahmad kian hari seolah kian membuatnya tampak begitu kuat secara politik. Lalu, mengapa itu bisa terjadi? Serta bagaimana peran Dasco dalam memengaruhi dinamika politik-pemerintahan dalam beberapa waktu ke depan?

Prabowo & Trump Alami “Warisan” yang Sama?

Kebijakan tarif perdagangan Amerika Serikat (AS) jadi sorotan dunia. Mungkinkah ada intrik mendalam yang akhirnya membuat AS terpaksa ambil langkah ini?

Didit The Peace Ambassador?

Safari putra Presiden Prabowo Subianto, Ragowo Hediprasetyo Djojohadikusumo atau Didit, ke tiga presiden RI terdahulu sangat menarik dalam dinamika politik terkini. Terlebih, dalam konteks yang akan sangat menentukan relasi Presiden Prabowo, Joko Widodo (Jokowi), dan Megawati Soekarnoputri. Mengapa demikian?

Prabowo Lost in Translation

Komunikasi pemerintahan Prabowo dinilai kacau dan amburadul. Baik Prabowo maupun para pembantunya dianggap tak cermat dalam melemparkan tanggapan dan jawaban atas isu tertentu kepada publik, sehingga gampang dipelintir dan dijadikan bahan kritik.

2029 Anies Fade Away atau Menyala?

Ekspektasi terhadap Anies Baswedan tampak masih eksis, terlebih dalam konteks respons, telaah, dan positioning kebijakan pemerintah. Respons dan manuver Anies pun bukan tidak mungkin menjadi kepingan yang akan membentuk skenario menuju pencalonannya di Pilpres 2029.

The Pig Head in Tempo

Teror kepala babi dan bangkai tikus jadi bentuk ancaman kepada kerja-kerja jurnalisme. Sebagai pilar ke-4 demokrasi, sudah selayaknya jurnalisme beroperasi dalam kondisi yang bebas dari tekanan.

More Stories

Informasi Bias, Pilpres Membosankan

Jelang kampanye, pernyataan-pernyataan yang dilontarkan oposisi cenderung kurang bervarisi. Benarkah oposisi kekurangan bahan serangan? PinterPolitik.com Jelang dimulainya masa kampanye Pemilihan Presiden 2019 yang akan dimulai tanggal...

Galang Avengers, Jokowi Lawan Thanos

Di pertemuan World Economic Forum, Jokowi mengibaratkan krisis global layaknya serangan Thanos di film Avengers: Infinity Wars. Mampukah ASEAN menjadi Avengers? PinterPolitik.com Pidato Presiden Joko Widodo...

Jokowi Rebut Millenial Influencer

Besarnya jumlah pemilih millenial di Pilpres 2019, diantisipasi Jokowi tak hanya melalui citra pemimpin muda, tapi juga pendekatan ke tokoh-tokoh muda berpengaruh. PinterPolitik.com Lawatan Presiden Joko...