Tinggal menghitung hari, Pak Gatot bakal melepas jabatan Panglima TNI. Setelah pensiun, beliau akan kemana ya?
PinterPolitik.com
[dropcap]P[/dropcap]olemik soal pergantian panglima TNI mulai menemui titik terang. Pakde Joko telah menemukan suksesor Pak Gatot. Beliau memilih Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KASAU) Marsekal TNI Hadi Tjahjanto. Walaupun belum lolos seleksi di De-pe-er, tapi Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KASAU) ini memiliki kans yang cukup kuat untuk mengganti Pak Gatot.
Pak Gatot sendiri resmi pensiun sebagai Panglima TNI pada bulan Maret tahun depan. Melihat tindak-tanduknya selama ini yang katanya ada bau-bau politik, banyak yang meramalkan beliau bakal ikut tercebur dalam lautan politik tanah air.
Hal ini turut diutarakan oleh Pengamat Militer Mufti Makarim. Menurut Pak Mufti, sangat terbuka kemungkinan Pak Gatot ikut berpolitik pasca pensiun. Hal ini bisa dilihat dari manuver Pak Gatot selama ini.
Mungkinkah ini ada kaitannya dengan aksi bela Islam tahun lalu yang konon katanya sarat dengan nuansa politik? Atau soal polemik pengadaan senjata yang melibatkan beberapa lembaga pemerintahan? Aku ora mudeng.
Tapi, jangan lupa untuk tengok sejumlah survei belakangan ini ya? Soalnya nama beliau selalu muncul sebagai salah satu calon pendamping Pakde di 2019. Bukankah ini menguatkan dugaan ke arah sana?
Medan Politik Menanti Jenderal Gatot di Masa Pensiun https://t.co/ixq7Ca1MyL pic.twitter.com/GnzEeGIM1u
— CNN Indonesia (@CNNIndonesia) December 5, 2017
Kalau prediksi tersebut menjadi kenyataan, maka Pak Gatot akan dinilai sukses melanjutkan trend yang selama ini sudah populer di kalangan pensiunan TNI. Bahkan ada pernyataan yang bunyinya demikian, “jika ia seorang jenderal, berasal dari Jawa, serta beragama Islam, maka kecenderungan untuk terjun ke dunia politik itu cukup besar.”
Pak Gatot seorang jenderal bintang empat. Keturunan Jawa tulen dan seorang muslim yang taat. Bukankah ini sesuai dengan dengan ungkapan tersebut?
Kalo nggak percaya, coba cross check jejak para mantan jenderal seperti Pak Harto, Pak Wiranto, Pak Prabowo, Pak Luhut hingga Pak SBY. Bukankah mereka kini telah berkecimpung dalam dunia politik nasional? Mungkinkah Pak Gatot Bakal mengikuti jejak mereka? (K-32)