Fadli Zon takut ‘di-Fahri Hamzah-kan’ alias dipecat Gerindra jika memuji Jokowi?
PinterPolitik.com
[dropcap]S[/dropcap]iapa yang nggak kenal dengan Pak Fadli Zon? Ia adalah salah satu politikus yang cukup tenar di Indonesia. Bukan hanya karena ia adalah salah satu kader Partai Gerindra atau Wakil Ketua De-pe-er, tapi karena nyiyiran-nyinyirannya yang rata-rata ‘menyerang’ pemerintahan Jokowi. Wow, hebat ya. Untung ini terjadi di era Jokowi, kalau zaman Soeharto pasti udah jadi korban dari ‘Petrus’, ups.
Semua orang juga pada tau kok, kalau ia dan Pak Fahri Hamzah telah bersalin rupa menjadi ‘tukang kritik’ Jokowi. Sampai-sampai apa pun yang dilakukan Jokowi pasti jadi bahan nyiyiran mereka.
Baru-baru ini, Pak Fadli ‘mendadak’ mengeluarkan ramalan. Katanya rakyat udah nggak mau Jokowi mimpin Indonesia dan Jokowi cukup satu periode aja. Hm, sebenarnya rakyat yang udah nggak mau atau Pak Fadli yang nggak mau, hayooo?
Pernyataan Pak Fadli ini lantas mendapat tanggapan dari Ketua DPP PDIP Hendrawan Supratikno. Menurutnya, komentar dari Pak Fadli terkait Jokowi cukup satu periode adalah wajar dan normal. Sebab, seandainya Pak Fadli nggak nyerang Jokowi, maka bayangi aja gimana sikap Gerindra padanya. Kemungkinan ia bakal diklaim sebagai ‘pengkhianat’ lalu dipecat oleh Gerindra. Wah, kalau gitu ia bisa senasib dengan Fahri Hamzah dong?
Tapi, kelihatannya Pak Fadli nggak mungkin bertindak demikian. Ia tentu nggak mau bernasib kayak Fahri dan dicap sebagai ‘pengkhianat’ dari kubu Prabowo. Manjiw alias mantap jiwa, Pak Fadli memang hebat membaca situasi.
Ooo gitu ya
— ??raden boss?? (@_radenboss_) February 1, 2018
Nah kalau begitu, nggak usah ditanggapi serius soal komentar-komentar Pak Fadli. Kalau nggak pingin otaknya keseleo atau salah urat.
Biarkan dia berkomentar bebas. Asalkan masih dalam taraf wajar, nggak berbau SARA atau berpotensi memecahbelah NKRI.
Tapi, kalau dipikir-pikir sebenarnya komentar Pak Fadli ini rujukannya dari mana ya? Hadehhh, kayaknya Pak Fadli perlu ngaca dulu soal perjalanan tiga tahun Jokowi. Apa betul semuanya buruk atau sebaliknya?
Di sisi lain, pemerintah nggak perlu terprovokasi. Cukup tanggapi secara positif. Anggap aja ini sebagai bagian evaluasi untuk makin lebih baik ke depannya. (K-32)