Kalau Kang Emil dan Kang Dedi diduetkan, apakah ini cukup ideal bagi Jabar?
PinterPolitik.com
[dropcap]P[/dropcap]eta Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Barat (Jabar) masih simpang siur. Sebelumya Partai Beringin udah memilih pisah dengan Kang Emil dan rencananya kembali di sisi Kang Dedi. Tapi kini muncul lagi wacana untuk kembali ke Kang Emil, asalkan ia bersedia menjadikan Kang dedi sebagai wakilnya. Lho, kok jadi rumit kayak gini sih? Pilgub Jabar berasa Pilpres nih. Atau saya yang salah?
Kang Emil sendiri ketika ditanya malah nggak berkomentar banyak. Ia cuma bilang nggak semudah itu dan perlu pertimbangkan lagi. Jangan-jangan Kang Emil masih sakit hati nih. Upsss.
@ridwankamil sy setuju anda berpasangan dengan dedi .biar sy org jkt.kt dukung orng baik.smoga anda berdua bs memimpin kota bandung
— .IVAN (@Ivan23683770) December 22, 2017
Sementara itu, Kang Dedi juga kelihatannya nggak bisa banyak berkomentar. Ia memang berencana untuk berkomunikasi lagi dengan Kang Emil, tapi itu belum pasti kapan. Udah deketin aja, kalau memang masih suka, ehh.
Pengamat politik, Pangi Sarwi Chaniago juga menegaskan bahwa duet antara Kang Emil dan Kang Dedi bisa dikatakan paling ideal untuk Pilgub Jabar, soalnya masing-masing memiliki massa dan popularitas yang cukp banyak di tanah Sunda. Ini merupakan opsi yang tepat, ketimbang Kang Emil berduet dengan kader PPP dan PKB yang belum tentu elektabiltas lebih dari Kang Dedi.
Tapi biar bagaimana pun juga, Kang Emil memang cukup populer lho di Bandung. Ketenarannya itu yang membuatnya diperebutkan banyak Parpol. Tapi, ibarat ‘gadis cantik’ yang terlalu pede karena banyak ditaksir, ia agak jual-jual mahal dikit. Alhasil, Partai Beringin jadi gerah dan memilih balik badan. Bahkan denger-denger PPP juga mau angkat kaki. Wah, bahaya nih.
Kayaknya, Kang Emil mesti hati-hati nih. Ia memang ‘menarik’, Tapi jangan kebanyakan tarik ulur, Kang. Nanti bingung sendiri dan ujung-ujung jatuh ke tangan yang salah, terus kalah.
Begitu juga Kang Dedi, kalo memang pingin duet dengan Kang Emil, segerakanlah! Lakukanlah pedekate lagi! Anggap aja sebagai ajang ‘tebus salah’. Buruan, Kang sebelum jatuh ke tangan Partai lain. Emang mau kalah lagi kayak di Jakarta? (K-32)