HomeNalar PolitikDPR dan Parpol Jago Korupsi

DPR dan Parpol Jago Korupsi

Selama tahun 2017, DPR dan Partai Politik selalu ‘akrab’ dengan korupsi.  Ini menurut catatan dari ICW. Selain terlibat korupsi, dua lembaga ini juga diduga menghambat proses pemberantasan korupsi. Benarkah begitu?


PinterPolitik.com

[dropcap]K[/dropcap]orupsi di Indonesia bukan lagi hal baru, bahkan telah disebut sebagai budaya. Aneh, korupsi kok dijadiin sebagai budaya? Apa kata dunia?

Bagaimana nggak jadi budaya, kalau yang jadi biang keladinya adalah orang-orang yang diberi ‘label’ sebagai wakil rakyat. Bukannya ngasih teladan yang baik, eh malah ngajarin masyarakat untuk nyuri. Situ sehat?

Sebenarnya hal ini berdasarkan data dari  Indonesia Corruption Watch (ICW). Katanya, tahun 2017 merupakan tahun yang paling suram bagi upaya pemberantasan korupsi di tanah air. De-pe-er diklaim sebagai ‘penghambat’ bagi upaya pemberantasan korupsi yang dilakukan oleh Ka-pe-ka.

Anggota Divisi Korupsi Politik ICW, Almas Sjafrina mengatakan bahwa upaya untuk ‘melumpuhkan’ Ka-pe-ka ditandai dengan pembentukkan Pansus Angket Ka-pe-ka, kala kasus e-KTP tengah memanas.

Konon, katanya pembentukkan pansus tersebut tak lepas dari campur tangan Partai Beringin dan Partai Banteng: dua partai terbesar di dalam parlemen dan merupakan partai pendukung pemerintah.

Ini sebenarnya memberikan efek yang nggak baik bagi pemerintahan Jokowi. Bisa aja, publik mencap Jokowi nggak tegas mengatasi masalah korupsi di tanah air. Bahkan mungkin ada yang menganggap Jokowi udah gagal karena membiarkan Pansus ‘melemahkan’ peran Ka-pe-ka. Kehadiran Pansus memang dianggap untuk ‘mengcover’ Setya Novanto, biar bisa lepas dari jerat kasus e-Ka-te-pe. Tapi, bukankah sekarang nasib Setnov hampir tamat?

Sebenarnya perilaku korupsi tak melulu dilakukan oleh De-pe-er, tapi ada campur tangan dari Partai Politik (Parpol). Konon katanya, hampir semua Parpol di Indonesia pasti punya jejak-jejak korupsinya. Ini yang menjadi pe-er bagi semua Parpol. Kayaknya, perlu ada transparansi dalam pengelolaan dana Parpol, biar nggak jadi sasaran para oknum berkantong tebal dan bisa mengurangi praktik korupsi di dalam parlemen.

Baca juga :  Effendi Simbolon: Membelah Laut “Merah”?

Mungkin negeri ini memang harus banyak berbenah. Sayangnya baru e-Ka-te-pe yang lagi dibuka-buka secara habis-habisan. Bagaimana dengan Be-El-Be-I dan Century? (K-32)

spot_imgspot_img

#Trending Article

Belah PDIP, Anies Tersandera Sendiri?

Endorse politik Anies Baswedan di Pilgub Jakarta 2024 kepada kandidat PDIP, yakni Pramono Anung-Rano Karno justru dinilai bagai pedang bermata dua yang merugikan reputasinya sendiri dan PDIP di sisi lain. Mengapa demikian?

Kok Megawati Gak Turun Gunung?

Ketua Umum (Ketum) PDIP, Megawati Soekarnoputri hingga kini belum terlihat ikut langsung dalam kampanye Pilkada. Kira-kira apa alasannya? 

Berani Prabowo Buka Pandora Papers Airlangga?

Ramai-ramai bicara soal kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) 12 persen yang disertai dengan protes di media sosial, tiba-tiba juga ramai pula banyak akun men-share kembali kasus lama soal nama dua pejabat publik – Airlangga Hartarto dan Luhut Pandjaitan – yang di tahun 2021 lalu disebut dalam Pandora Papers.

“Sekolam” Ahok, Kesaktian Anies Luntur?

Keputusan Anies Baswedan meng-endorse Pramono Anung-Rano Karno di Pilkada Jakarta 2024 memantik interpretasi akan implikasi politiknya. Utamanya karena Anies pada akhirnya satu gerbong dengan eks rivalnya di 2017 yakni Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan PDIP serta tendensi politik dinasti di dalamnya, termasuk yang terjadi pada Pramono.

Siasat Prabowo Akui Sengketa LCS

Pemerintahan Prabowo disorot karena ‘akui’ klaim tumpang tindih LCS dalam joint statement Tiongkok. Mungkinkah ada siasat strategis di baliknya?

Rahasia Triumvirat Teddy, AHY, dan Hegseth?

Terdapat kesamaan administrasi Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump dengan Presiden Prabowo Subianto, yakni mempercayakan posisi strategis kepada sosok berpangkat mayor. Kiranya, terdapat rahasia tertentu di balik kesamaan itu yang dapat mendukung support dalam dimensi tertentu ke pemerintahan masing-masing. Mengapa demikian?

Anies Di-summon PKS!

Ahmad Syaikhu in a battle against Dedi be like, “I summon Anies Baswedan!”  #Anies #AniesBaswedan #PilkadaJawaBarat #AhmadSyaikhu #IlhamHabibie #PKS #pinterpolitik #infografis #politikindonesia #beritapolitik #beritapolitikterkini

Betulkah Jokowi Melemah? 

Belakangan mulai muncul pandangan bahwa pengaruh politik Jokowi kian melemah, hal tersebut seringnya diatribusikan dengan perkembangan berita judi online yang kerap dikaitkan dengan Budi Arie, dan kabar penangguhan jabatan doktor Bahlil Lahadalia, dua orang yang memang dulu disebut dekat dengan Jokowi. Tapi, apakah betul Jokowi sudah melemah pengaruhnya? 

More Stories

PDIP dan Gerindra Ngos-ngosan

PDI Perjuangan dan Gerindra diprediksi bakal ngos-ngosan dalam Pilgub Jabar nanti. Ada apa ya? PinterPolitik.com Pilgub Jabar kian dekat. Beberapa Partai Politik (Parpol) pun mulai berlomba-lomba...

Arumi, ‘Srikandi Baru’ Puan

Arumi resmi menjadi “srikandi baru” PUAN. Maksudnya gimana? PinterPolitik.com Fenomena artis berpolitik udah bukan hal baru dalam dunia politik tanah air. Partai Amanat Nasional (PAN) termasuk...

Megawati ‘Biro Jodoh’ Jokowi

Megawati tengah mencari calon pendamping Jokowi. Alih profesi jadi ‘biro jodoh’ ya, Bu? PinterPolitik.com Kasih sayang dan pengorbanan seorang ibu laksana lilin yang bernyala. Lilin...