HomeHeadlineDi Antara Prabowo & Xi Jinping: Bobby?

Di Antara Prabowo & Xi Jinping: Bobby?

Dengarkan artikel ini:

Audio ini dibuat menggunakna AI.

Akun Instagram milik Kedutaan Besar (Kedubes) Republik Rakyat Tiongkok (RRT) di Indonesia mengunggah foto lukisan bergambarkan Prabowo Subianto dan kucingnya, Bobby. Mungkinkah ini diplomasi kucing ala Tiongkok?


PinterPolitik.com

“What greater gift than the love of a cat” – Charles Dickens, penulis asal Britania (Inggris) Raya

Dalam kesedihan dan duka cintanya yang mendalam, Leonard Hofstadter sempat mempertimbangkan sebuah opsi alternatif. Selain pergi ke terapis psikologi, ada satu jawaban lainnya atas kesedihan Leonard, yakni seekor kucing.

Opsi ini sebenarnya sulit untuk diwujudkan, mengingat teman satu apartemennya, Sheldon Cooper, memiliki ketidaksukaan dan alergi pada hewan-hewan peliharaan seperti kucing. Meski begitu, Leonard sempat mencari akal dengan kucing yang secara genetik dimodifikasi.

Well, Leonard dari serial The Big Bang Theory (2007-2019) ini sebenarnya juga tidak salah. Kucing kerap menjadi jawaban untuk umat manusia guna dijadikan teman hidup – atau mungkin sekadar hewan peliharaan.

Pasalnya, kucing memang memiliki daya tarik tersendiri bagi manusia. Bahkan, sejumlah ahli mengatakan bahwa hewan menggemaskan ini telah lama menjadi bagian dari peradaban manusia meskipun sebenarnya hewan ini secara genetik masih memiliki insting layaknya “hewan buas”.

Mungkin, apa yang dirasakan Leonard ini juga dirasakan oleh para pemimpin dan politisi. Salah satunya mungkin adalah pemerintah Republik Rakyat Tiongkok (RRT).

Baru-baru ini, Kedutaan Besar Tiongkok di Indonesia memberikan sebuah hadiah kepada seekor kucing yang bisa dibilang sangat terkenal di level nasional. Kucing itu adalah Bobby, kucing peliharaan milik Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto.

Hadiah yang diberikan merupakan sebuah lukisan, yang mana di dalamnya terdapat gambar Prabowo yang tengah menggendong Bobby. Tak hanya sekali ini saja Kedubes Tiongkok berinteraksi dengan Bobby, sebelumnya Duta Besar (Dubes) Lu Kang juga pernah berfoto bersama dengan Bobby.

Mungkin, saking menggemaskannya, Bobby akhirnya bisa meluluhkan hati para diplomat ini. Siapa tahu Lu Kang dkk bisa membelikannya makanan atau snack?

Namun, dalam politik, tidak ada yang terjadi tanpa direncanakan. Apalagi, upaya untuk menjalin kedekatan dengan Bobby semakin intens dilakukan Kedubes Tiongkok ketika hasil hitung cepat dan hitung sementara Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mengunggulkan Prabowo.

Mengapa Bobby bisa menjadi “diplomat” yang diandalkan dalam diplomasi Indonesia-Tiongkok? Mungkinkah ini yang disebut dengan diplomasi kucing?

Kucing, ‘Panda Baru’ Xi Jinping?

Pengalaman diplomasi Tiongkok menggunakan hewan-hewan lucu nan menggemaskan sebenarnya bukan sekali ini saja terjadi. Sudah menjadi rahasia umum bahwa Beijing memiliki pengalaman panjang soal ini.

Apa lagi kalau bukan diplomasi panda? Diplomasi panda merupakan salah satu upaya diplomasi yang diandalkan oleh Tiongkok, bahkan juga diandalkan untuk mendekati negara adidaya seperti Amerika Serikat (AS).

Pada tahun 1972, misalnya, pemimpin Tiongkok kala itu, Mao Zedong, memberikan hadiah kepada Presiden AS Richard Nixon sebagai bentuk upaya normalisasi hubungan diplomatik. Hadiah itu merupakan dua ekor panda untuk dikirim ke AS.

Hadiah Mao inipun menandai pertama kalinya panda berada di negeri Paman Sam setelah hampir dua puluh tahun lebih tidak pernah ada panda di AS. Ibu Negara AS kala itu, Pat Nixon, pun akhirnya memutuskan untuk menempatkan panda tersebut di kebun binatang di Washington, D.C.

Kesuksesan ini membuat Tiongkok menjadikan diplomasi panda sebagai salah satu taktik kebijakan luar negerinya. Mengacu ke Sun J. dan Xia J. dalam tulisan mereka yang berjudul “The Secret History of Panda Diplomacy”, terdapat empat cara dari penggunaan diplomasi panda, yakni dengan mengirim panda untuk membangun hubungan diplomatik, mengirim panda untuk pertunjukan jangka pendek, ‘menyewakan’ panda pada pemerintah asing, dan mengirim panda untuk kerja sama dan penelitian ilmiah.

Namun, penggunaan panda sebagai alat diplomasi tidak hanya berhenti di situ. Mengacu ke tulisan Zhao Huang dan Rui Wang yang berjudul “The New ‘Cat’ of the Internet: China’s Panda Diplomacy on Twitter”, pemerintah Tiongkok bahkan juga menggunakannya di internet dan media sosial (medsos). 

Cara ini disebut sebagai diplomasi digital. Tujuannya adalah untuk meningkatkan citra Tiongkok di publik-publik asing melalui medsos dan ruang-ruang digital.

Lantas, bagaimana dengan Bobby yang sempat dibahas di awal tulisan? Mungkinkah itu juga bentuk diplomasi digital ala Tiongkok? Apakah kucing adalah ‘panda baru’ ala Tiongkok?

Bobby, ‘Pintu Masuk’ Tiongkok ke Prabowo?

Well, bisa dibilang, Tiongkok juga melakukan diplomasi digital melalui Bobby. Pasalnya, dalam beberapa kesempatan, Tiongkok melibatkan Bobby dalam beberapa unggahan medsos-nya.

Beberapa waktu lalu saat Bobby menerim hadiah lukisan dari Kedubes Tiongkok, misalnya, turut diunggah di akun Instagram Kedubes. Tidak hanya itu, kunjungan Dubes Lu Kang yang akhirnya bertemu dengan Bobby juga sempat berseliweran di medsos.

Bukan tidak mungkin, ini adalah bentuk diplomasi digital yang ditujukan pada publik Indonesia. Dengan menunjukkan sifat lembut dan gembira bersama kucing Prabowo, Tiongkok-pun bisa saja dianggap publik sebagai negara yang sama-sama menyukai kucing sehingga dipersepsikan sebagai negara yang tidak jauh berbeda dengan Indonesia.

Namun, bisa jadi, Bobby bukanlah hanya untuk unggahan-unggahan di medsos. Bagaimanapun, Bobby adalah kucing peliharaan milik Prabowo.

Persoalan politik lainnya adalah Prabowo kerap dipersepsikan sebagai politikus yang lebih dekat dengan Barat. Jurnalis asing bernama Allan Nairn-pun pernah menyebutkanb bahwa Prabowo adalah anak kesayangan Amerika (American boy).

Sontak saja, meski itu pernyataan di masa lalu, Tiongkok tidak bisa tinggal diam saja. Kedekatan diplolmatik yang terjalin di bawah pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) bisa saja ingin dilanjutkan kembali oleh pemerintah Tiongkok.

Lantas, apa hubungannya dengan Bobby? Di sinilah, Bobby sebenarnya bisa masuk sebagai ‘pintu masuk’ Tiongkok.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa kucing adalah salah satu hewan peliharaan favorit, menjadikannya sebagai hewan yang paling sering disukai di banyak platform medsos. Menariknya, siapapun yang suka kucing akan suka membicarakannya dalam percakapan mereka. 

Mengacu ke tulisan Julia Paczuska yang berjudul English-language Discourse of Cat Owners and Enthusiasts on Social Media, pemilik dan penggenar kucing sangat senang bertemu dan membicarakna kucing di medsos. Bahkan, mereka mencapai pada tingkat untuk membentu komunitas diskursus (discourse community) sendiri.

Salah satu syarat agar bisa terbentuk komunitas diskursus adalah membagi pengalaman personal dengan satu sama lain. Ini bisa jadi salah satu cara diplomasi yang mumpuni, yakni diplomasi personal.

Diplomasi personal adalah diplomasi yang didasarkan pada fondasi kedekatan personal antar-diplomat. Tidak jarang, antar-pemimpin negarapun bisa menjalin kedekatan personal, seperti pertemanan.Well, bukan tidak mungkin, Bobby adalah ‘pintu masuk’ Tiongkok untuk membangun kedekatan personal dengan Prabowo – entah hingga sejauh mana Bobby akhirnya bisa mempengaruhi kebijakan-kebijakan strategis yang berkaitan dengan AS dan Tiongkok di masa mendatang. (A43)


Baca juga :  Belah PDIP, Anies Tersandera Sendiri?
spot_imgspot_img

#Trending Article

Segitiga Besi Megawati

Relasi Prabowo Subianto dan Megawati Soekarnoputri kini memasuki babak baru menyusul wacana pertemuan dua tokoh tersebut.

Prabowo & Hybrid Meritocracy Letnan-Mayor

Promosi Letjen TNI Kunto Arief Wibowo sebagai Pangkogabwilhan I di rotasi perdana jenderal angkatan bersenjata era Presiden Prabowo Subianto kiranya mengindikasikan pendekatan baru dalam relasi kekuasaan dan militer serta dinamika yang mengiringinya, termasuk aspek politik. Mengapa demikian?

The Real Influence of Didit Hediprasetyo?

Putra Presiden Prabowo Subianto, Didit Hediprasetyo, memiliki influence tersendiri dalam dinamika politik. Mengapa Didit bisa memiliki peran penting?

Keok Pilkada, PKS Harus Waspada? 

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menjadi salah satu partai yang paling tidak diuntungkan usai Pemilu 2024 dan Pilkada 2024. Mungkinkah hal ini jadi bahaya bagi PKS dalam waktu mendatang?

Prabowo and The Nation of Conglomerates

Dengarkan artikel ini: Sugianto Kusuma atau Aguan kini jadi salah satu sosok konglomerat yang disorot, utamanya pasca Menteri Tata Ruang dan Agraria Nusron Wahid mengungkapkan...

Megawati and The Queen’s Gambit

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mungkin akan dielu-elukan karena dinilai brilian dengan menunjuk Pramono Anung sebagai calon gubernur dibandingkan opsi Ahok atau Anies Baswedan, sekaligus mengalahkan endorse Joko Widodo di Jakarta. Namun, probabilitas deal tertentu di belakangnya turut mengemuka sehingga Megawati dan PDIP bisa menang mudah. Benarkah demikian?

Gibran Wants to Break Free?

Di tengah dinamika politik pasca-Pilkada 2024, seorang wapres disebut ingin punya “kebebasan”. Mengapa Gibran Rakabuming wants to break free?

Ada Operasi Intelijen Kekacauan Korea Selatan? 

Polemik politik Korea Selatan (Korsel) yang menyeret Presiden Yoon Suk Yeol jadi perhatian dunia. Mungkinkah ada peran operasi intelijen dalam kekacauan kemarin? 

More Stories

The Real Influence of Didit Hediprasetyo?

Putra Presiden Prabowo Subianto, Didit Hediprasetyo, memiliki influence tersendiri dalam dinamika politik. Mengapa Didit bisa memiliki peran penting?

Gibran Wants to Break Free?

Di tengah dinamika politik pasca-Pilkada 2024, seorang wapres disebut ingin punya “kebebasan”. Mengapa Gibran Rakabuming wants to break free?

Prabowo vs Kemlu: Warrior vs Diplomat?

Perbedaan pendapat dalam politik luar negeri tampaknya sedang terjadi antara Prabowo dan diplomat-diplomat Kemlu. Mengapa demikian?